Om Theo

2K 209 11
                                    

"BANGKE!!!" Teriak Gara pagi-pagi.
"Anjir Beby Lo ngagetin gue tau gak hampir aja jiwa gue kabur"

Beby memang sudah berdiri dari tadi di depan kamar Gara. Namun, ia tidak mengatakan apapun.

Ia menatap Gara intens sambil berpikir cara membuka percakapan penting ini.

" Apa gue mode serius aja? Tapi kalo si Gara jelek boong juga kayak bang Bara gimana? Tapi kayaknya ni orang tipe yang gak tau apa-apa deh?"

"Hei... Kenapa?" Gara yang di tatap Beby sedikit salah tingkah ia bingung apa yang salah dirinya.

Beby akhirnya tersenyum manis. "Oke gue pasang mode adek gemes manja aja. Kita lihat Gara jelek boong apa enggak "

"Abang...Beby pengen berangkat bareng" ucap Beby sambil merangkul lengan kiri Gara sambil menatap Gara seolah mengatakan 'jangan tolak aku'

Gara kaget dengan tingkah Beby, " tumben ni anak, apa jangan-jangan Beby tadi malam kerasukan setan?"

Gara melihat Beby  mencoba mencari tau apa tebakannya benar kalau Beby kerasukan setan semalam Karna Beby selama ini tidak pernah bersikap manja ke Gara.
" Kamu... Kamu bukan Beby kan?" ucap Gara sambil terbata-bata.

Beby terkejut, tubuhnya tiba-tiba kaku. Ia melihat Gara, "Apa gue ketahuan? Gimana si Gara bisa tau apa yang harus gue lakukan sekarang. Gue ngaku aja gitu kalau gue jiwa kesasar?'

"He..he... Kok Abang ngomong gitu sih?" Ucap Beby sambil menggaruk pipinya yang tidak Gatal. Ia panik dan tidak tau mau berbuat apa selanjutnya. 

Gara yang melihat tingkah Beby semakin yakin kalau Beby kerasukan setan kemarin. Gara memegang tangan Beby, ia berusaha menghentikan tindakan setan di depannya sekarang. Apalagi pipi Beby sudah memerah karena tindakan setan tersebut. Ia takut setan ini akan membawa lari raga Beby. 

Sedangkan Beby menegang karena tindakan Gara, ia mengira kalau Gara akan menangkapnya. " Gimana kalau dia laporin gue kepolisi eh enggak kayaknya gue bakalan dijadiin bahan penelitian deh. Terus tubuh dan otak gue bakalan di obrak Abrik. Terus gue bakalan terkurung seumur hidup Gue di laboratorium, terus duit yang udah gue kumpulin gimana? akh.... tidak

" He..he , abang lepas dong.." Beby berusaha untuk melepaskan genggaman Gara. Ia ingin kabur dari Gara sekarang juga. 

Gara menghela nafas, ia bingung kenapa setan yang ada di depannya sekarang harus merasuki Beby. Apa dia punya dendam yang tidak terbalaskan?

"Kamu sebaiknya keluar dari tubuh Beby sekarang" ucap Gara dengan penuh perhatian. Beby semakin memucat, ia kini yakin kalau Gara tau dia bukan Beby yang asli.

Beby menghempaskan tangan Gara dan mundur beberapa langkah. Ia ingin kabur dari sini Karna menurutnya sudah tidak aman lagi jika seseorang tau rahasianya.

Tanpa menunggu ucapan Gara selanjutnya Beby langsung berlari kabur meninggalkan Gara. 

"Eh, By Eh maksudnya setan.. ek kok jadi ngumpatin Beby sih. Gue susul Beby aja".

Tanpa mereka sadari seseorang sudah melihat kejadian tadi. Ia menatap ke arah mereka  dengan pandangan penuh tanda tanya dan kecurigaan


"Ya maaf bi Abang kira kamu kerasuka setan tadi"

Beby menghembuskan nafasnya, ia berusaha menahan amarahnya saat ini.

Sekali lagi Beby mengambil tissue yang diserahkan oleh Gara, " ya tapi gak nyembur gue juga"

Gara menggaruk kepalanya, merasa bersalah karena menyembur Beby tadi.

Ia memang menyusul Beby ke sekolah dan langsung mengambil air garam sambil mengucap mantra lalu menyembur Beby.

Gara merasa tindakannya pas untuk memaksa setan keluar dari tubuh Beby dan jadilah Gara kena timpuk sepatu Beby.

" Lagian kamu juga sih aneh banget tadi pagi, Abang kan jadi curiga"

Beby terdiam, ia memandang Gara. Hampir saja Beby lupa tujuan sebenarnya bertemu Gara.

Beby menyingkirkan sampah tissue yang ada di mejanya dan menarik Gara supaya duduk di sampingnya.

Beby memegang ke dua bahu Gara dan menatap Gara dengan serius, "Beby mau nanya... Abang kenal adiknya Mama gak?"

Gara menampilkan ekspresi bingung, " om Theo maksud kamu?"

'jadi namanya Theo'

Beby mengangguk

"Kenallah masa om sendiri gak kenal"

"Terus om Theo lagi dimana sekarang?"

Gara mengangkat bahunya menanggapi pertanyaan Beby. Ia juga sudah lama tidak mendengar kabar dari Om nya.

"Abang gak tau apa-apa soal om Theo?"

"Abang juga gak terlalu dekat sama om Theo, soalnya om Theo kayak jelangkung datang tak dijemput pulang tak diantar"

Beby menaikkan alisnya. Ia masih bingung dengan penjelasan  Gara.

" Maksudnya gimana?"

" Om Theo suka tiba-tiba muncul eh tiba-tiba pergi gitu aja. Terus mamah suka marah marah dulu bilang kerjaan om Theo gak bener."

Beby terdiam, ia bingung dengan semua informasi yang ada saat ini.

Sunggu tidak beruntut dan berantakan. 'Apa cowok yang di mimpi gue itu Om Theo? Apa benar gue anak ok Theo ya?'

"By... By.. by... Hello kamu kok bengong?" Gara menewer kepala Beby dengan lembut.

Beby tersadar dari lamunannya, " Abang tau wajah Om Theo gimana atau Abang ada fotonya gak?"

Gara menunjuk dirinya sendiri. Beby bingung dengan tingkah Gara ia memandang Gara penuh tanya.

" Om Theo mirip sama Abang" ucap Gara menjelaskan.

Beby terdiam dan mencerna semua informasi sebentar. Ia ingin beranjak pergi namun di cekal oleh Gara.

Gara memegang tangan Beby.  Beby yang sudah berdiri melihat ke bawah, tepat nya ke arah Gara yang masih Duduk.

Gara tersenyum konyol ke arah Beby, " hadiah untuk Abang mana?" Ucapnya sambil menatap Beby penuh harap.

Beby terdiam , ia melihat tampang Gara yang minta ditimpuk.
" Hadiah apa?"

" Hadiah untuk yang tadi, Abang kan udah ngasih tau banyak ke Beby masa Abang gak dapat apa-apa sih?" Ucap Gara sambil menggoyangkan tangan Beby ke kiri  dan ke kanan. Ia merengek dan menampilkan wajah anak anjing yang teraniaya.

Dahi Beby berkerut, semakin hari tingkah Gara semakin menjadi.
Beby yakin kalau orang lain tidak tahu Gara adalah saudara Beby maka sekarang ia pasti dikira telah membully Gara.

" Abang mau apa?" Akhirnya Beby mengalah.   Gara tersenyum ia menunjuk pipinya ke arah Beby.

' kok de Javu ya?'

Akhirnya Beby mencium pipi kanan Gara. Gara yang tidak puas menunjuk kembali ke pipi kirinya.

Beby menghembuskan nafasnya. Ia ingat ke jadian ini dan sepertinya ia juga tau ujungnya bagaimana.

Supaya cepat Beby pun langsung memegang kepala Gara dan mencium  pipi kanan, kiri, dahi, dagu dan hidung gara.
Setelah itu ia langsung meninggalkan  Gara yang terbengong.

Gara memegang kedua pipinya yang memanas. Jujur ia sedikit belum siap tadi tapi ia tetap menyukainya.

Ia melompat kegirangan sampul meninju udara. Saat ini ia sangat bahagia.

Tanpa ia sadari di Luar ada Dion yang sudah di bakar api cemburu. Ia tentu melihat tindakan Beby yang mencium  Gara tadi. Tapi ia menahan semuanya dulu. Ia lebih curiga tentang alasan Beby mencari tahu tengtang Om nya.

"Theo...? Kayaknya gue pernah dengar namanya tapi dimana ya?"

Hallo semuanya......

Gimana? Masih sehat?

Selamat membaca ya......

Jan lupa vote n comments

Muach 😘

Beby kecil Yang Lebih Menyukai Uang Dari Pada CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang