Rencana

1.3K 143 4
                                    

Beby membuka pintu apartement yang ia sewa. ia memasuki kamar dan membuka berkas yang sudah ia kumpulkan sebelumya. 

'Seharusnya gue gak terlena sama sikap mereka selama ini, gue terlalu percaya diri. Seharusnya gue tetap melanjutkan rencana gue dari awal'

Beby melihat kembali ke buku tabungan yang sudah ia persiapkan. Ia akan mulai melajutkan rencananya sebelumnya. Tapi Beby masih ragu apakah uang yang ia kumpulkan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhannya nanti? 

'Gue butuh pendapatan tambahan, yah...sebentar lagi. Lo harus tenang jangan terlena lagi  Beby, ingat ini cuma dunia novel yang bisa lo andalain cuma diri lo sendiri aja' 

Beby menghembuskan nafas mencoba menenangkan diri, tanpa sengaja ia melihat foto Kaka dan dirinya. Foto yang diambil bersama Kaka di toko buku tempat ia dan Kaka pertama kali berinteraksi. Ia kembali ragu. 

'Kaka Gimana ya?...'

Beby menatap sendu foto, setelah Beby melihat Papa Brandon tadi ia curiga Papa Brandon cuek ke Beby karena ia tau Kalau beby bukan anaknya yang asli. Ia juga takut tentang apa yang akan Papa Brandon lakukan kepada Beby dan sekarang ia juga meragukan Kaka. Apakah Kaka menyukai ia atau Beby yang asli? Apa yang bakalan Kaka lakuin ke Beby kalau ia tau yang sebenarnya?

'Gue jujur gak ya ke Kaka? Tapi kalo gue jujur terus apa? gak By ingat ini cuma Novel lo harus tetap ikutin rencana lo jangan baper.  Kalo lo mau hidup dengan aman berarti lo harus mulai kehidupan lo dari awal'

Beby mengambil handphone dan menghubungi seseorang, 

"Halo,.. Iya saya mau ngabarin permintaan saya sebelumnya. Gak kok saya tetap ambil tempatnya...Ok nanti saya transfer uangnya untuk tambahannya menyusul ya. sampai jumpa"

Beby menutup panggilan, segera ia melanjutkan mendaftar ke sekolah yang ia tuju ia melanjutkan melengkapi beberapa dokumen penting lainnya. Secepatnya ia akan pergi secepatnya. 


Sementara itu, Papa Brandon memasuki rumah ia terlebih dahulu pergi menuju kamar Beby. 

TOK  TOK   TOK   

Tidak ada yang menyahut, sekali lagi Papa Brandon mengetuk dan masih tidak ada yang menyaut. Akhirnya papa Brandon membuka pintu kamar Beby dan melihat kamar yang kosong. Ia berjalan memasuki kamar Beby dan mengamati kamar putri kecilnya itu. 

Tak sengaja Papa Brandon melihat brosur perjalanan ke Seoul. Papa Brandon tersenyum. Ia mengambil brosur tersebut dan menyimpannya di saku jas miliknya. 

"Papa cari Beby?" Papa Brandon menoleh dan melihat Gara. "Iya tapi anaknya gak ada di kamar. Kamu tau adik kamu dimana?"

"Gak Gara gak tau tapi tadi Beby bertingkah aneh" Papa Brandon menatap Gara, ia takut kalau kalau Beby masih di ganggu oleh Clara.

"Aneh bagaimana?"

"Ya kemarin dia nanyain bang Bara dan tugas apa yang papa kasih ke bang Bara tapi mukanya kayak panik gitu Gara juga Bingung pah"

Papa Brandon terdiam, akhir akhir ini ia juga bisa merasakan perubahan sikap Bara. Biasanya Bara akan sangat terobsesi dengan Beby namun kali ini tidak. 

"Ya udah kamu gak usah mikirin apa-apa, kayaknya itu cuma perasaan kamu aja." Ucap Papa Brandon sambil berlalu meninggalkan Gara. 

Gara melihat kepergian papanya dengan bingung. "Apa cuma gue doang yang gak tau apa-apa ya. Kayaknya semua orang nyimpan rahasia dari gue?"

Ceklek...

Gara mendengar suara pintu terbuka. Ia melihat Bara yang baru masuk. 

"Bang..." panggil Gara sambil berjalan menuju lantai bawah.

"Bang lu nyembunyiin sesuatu ya dari gue?" Ucap Gara yang berusaha mengorek informasi.

"Lu ngomong apaan sih aneh banget."

"Ya soalnya kalian kayak pada main rahasia-rahasiaan dari gue" 

Bara memandang Gara tajam "Kalian?"

"Iya lu, papa, Beby juga. Semua pada bertingkah aneh"

"Beby bertingkah aneh gimana" Bara berjalan menuju sofa, ia ingin mendengarkan perkataan Bara lebih rinci lagi.

"Beby nanyain lu tadi sambil panik gitu"

Dahi Bara mengerut. Ia menatap Gara sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.  "Selain itu dia ada nanya-nanya yang lain lagi?"

Gara menggeleng, " Eh dia juga sering nanya-nanya soal om Theo"

"Oke, lu tenang aja" 

"Lah, ini lagi pada kenapa sih kasih tau gue dong. Bang... Bang..." Panggil Gara namun Bara sama sekali tidak menghiraukan. Ia berjalan menuju Kamarnya.

Gara yang kesal menghembuskan napasnya kasar. Ia mengambil hp dari sakunya

Besok gue mau ketemuan ama lu

Emang lu siapa nyuruh-nyuruh gue

Gue mau ngomongin soal Beby

OK

Giliran Beby aja paling cepat ni anak





Selamat membaca

Jangan lupa vote And Comment

Beby kecil Yang Lebih Menyukai Uang Dari Pada CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang