Penyelinap Kamar

3.5K 350 8
                                    

" Kamu tunggu di sini"

"Papa bakalan kembali"

"Jangan  takut oke"

Beby membuka mata. Ia memandang langit-langit kamarnya. Ia bingung.

'kok gue mimpiin ini terus ya. Mana cuma suara doang lagi gak ada gambarnya. Apa gue bangkitin Indra ke enam gue? Tapi yang ngomong siapa dah. Suaranya gak kayak papa Brandon'

Nyitttt..(suara pintu di buka pelan-pelan)

Beby melihat ke arah pintu. Ia melihat Gara yang menyelinap masuk. Mereka saling memandang.

"Eh..by masih bangun ternyata. Kirain kamu udah tidur tadi" ucap Gara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Mau apa Lo kemari"

"Abang by Abang. Udah di kasih kompensasi juga masih jutek aja"

"Kompensasi yang kemarin itu buat ngomong sama Lo bukan buat sopan. Eh...siapa suruh masuk" ucap Beby galak. Ia kesal melihat Gara yang menyelinap masuk ke kamarnya akhir-akhir ini.

Bahkan semalam ia sampai bangun terkaget-kaget melihat Gara yang tiba-tiba ada di tempat tidurnya.

"Abang tidur di sini ya. Abang mimpi buruk terus" Gara memelas dengan tampang anak kucing yang meminta makan.

Beby hampir saja terbujuk melihat wajah memelas Gara tapi ia tidak akan bersikap murah hati ke Gara.

"Enak aja, pergi Lo sana tidur sendiri. Udah gede juga"

"By..." Ucap Gara manja sambil maju memegang tangan Beby dan mengayunkannya ke kiri dan ke kanan. Gara memasang wajah cemberut seperti anak kecil yang di tinggal emaknya ke pasar.

Beby memijit pelipisnya berusaha menghilangkan sakit kepalanya. Belum selesai masalah suara-suara gaib yang selalu muncul tiap dia tidur, ia juga harus menghadapi penyelinap kamar sekarang.

"Gak mau" bantah Beby keras kepala

"Abang bayar deh" ucap Gara lebih keras kepala.

"Yah yah yah" Gara kembali membujuk Beby bertingkah seperti anak kecil.

'ini yang adek siapa dah sebenarnya'

"Iya" akhirnya Beby menyetujui Gara.

Mendengar jawaban Beby, Gara langsung melompat dan menyelinap di bawah selimut.
Ia memeluk Beby erat- erat.

Beby menghela nafas melihat tingkah Gara yang kelewat manja akhir-akhir ini.
"Lo kok manja banget sih?"

"Gak papa yang pentingkan manja sama adek sendiri" ucap Gara membela diri.

"Jangan-jangan Lo suka Ama gue" tanya Beby asal.

"Iya"

"Ihhh incest ...aw "Beby memegang dahinya yang di sentil Gara.

"Lo bukan adek kandung gue juga" Gara berusaha menjelaskan ke Beby. Sebenarnya meskipun Gara tidak menjelaskan pun Beby sudah tau.
Beby hanya mau mengulik informasi saja dari Gara.

"Lah ? Kok bisa? Jelas-jelas gue anak Papa Brandon" ucap Beby pura-pura  tidak tau.

Gara menghela nafas. Sebenarnya ia juga masih kurang jelas dengan identitas Beby. "Abang juga bingung, tapi yang Abang ingat kamu tiba-tiba aja di bawa pulang sama Papa. Papa juga gak jelasin lebih lanjut"
Gara berusaha menjawab semampunya.
Ia juga masih sangat kecil waktu itu dan ingatannya juga samar-samar.

"Apa Beby anak keluarga Alexander yang lain?" Beby masih berusaha mengorek informasi dari Gara.

"Gak mungkin Papa anak tunggal. Sementara mama emang punya adek laki-laki tapi jarang pulang. Gak tau kerjanya apa."

" Nama adek mama siapa?"

"Hmmmmm Abang lupa. Kok kamu banyak nanya?" Gara curiga dengan tingkah Beby.

"Beby penasaran aja, mana tau Beby anak om tanpa nama itu" Beby menjawab dengan santai seolah-olah sesi tanya jawab tadi tak berarti apa-apa.

"Bukan tanpa nama By, tapi Abang aja gak tau nama om tanpa nama itu siapa" ucap Gara berusaha mengoreksi Beby.

"Sama aja"

"Kalau kamu penasaran tanya papa Brandon aja kalau enggak bang Bara. Mereka soalnya kenal sama om tanpa nama itu" Gara memberi Beby saran.

"Iya deh"

Gara semakin mengeratkan pelukannya. Ia tersenyum manis ke arah Beby dan menyipitkan matanya berusaha terlihat imut.
"Terus hadiah Abang apa?" Ucapnya berusaha meminta bayaran atas informasi- informasi tadi.

Beby merinding melihat tingkah Gara. Ia benar-benar berusaha terlihat seperti anak kecil yang manis dan imut.

'lah si Abang kok jadi begini dah. Perasaan dulu jutek dan galak kok jadi kayak bocah gini?'

Beby menghela nafas melihat tingkah Gara. " Lo mau apa?" Tanya Beby pasrah.

Gara semakin melebarkan senyumannya. Ia bahagia mendengar Beby. Gara menunjuk pipi kirinya berusaha memberi Beby petunjuk.

"Kiss" ucap Gara. Beby yang ingin semuanya cepat selesai langsung memegang wajah Gara dan mencium pipi kirinya keras. Ia tidak ingin membuang-buang waktu.

Muach....

"Sudahkan?" Ucap Beby to the point.

"Yang kanan juga dong" gara tersenyum manis sambil menunjuk pipi kanannya.

'di kasih hati malah minta jantung ni anak'  Beby memutar matanya. Ia kesal dengan tingkah ke kanak-kanakan Gara. Meskipun demikian ia tetap mencium pipi kanan Gara. Ia tidak mau membuat pertengkaran kecil hanya Karna kecupan pipi saja.

Muach...

"Sudah?" Ucap Beby berusaha bersabar. Tapi memang dasar manusia merupakan makhluk serakah dan berhubung Gara masih masuk ke dalam spesies homo Sapiens, ia belum puas dengan dua kecupan.

Kembali Gara menunjuk dahinya dan mencoba membuka mulut untuk berbicara. Tetapi sebelum itu, Beby sudah menyumpal mulut Gara dan menendang Gara dari tempat tidur.

"Dasar manusia tidak tau di untung. Keluar Lo sana" teriak Beby kesal.

Gara bangkit sambil memegang pantatnya yang sakit karena jatuh dari tempat tidur.

"By... Sakit" ucap Gara masih dengan strategi anak kucing teraniaya.
Tetapi kali ini Beby tidak akan jatuh ke dalam tipu muslihat Gara lagi.

Beby bangun dari tempat tidur dan menarik Gara keluar dari kamarnya.

Brak...

Beby menutup pintu kamar dengan kencang hampir mengenai hidung mancung Gara.
Gara terkejut merasakan hidungnya yang hampir terkena bencana.

"Dasar singa betina. Untung sayang" teriak Gara di depan kamar Beby. Ia pergi dari kamar Beby dengan memanyunkan bibirnya seperti anak kecil. Tanpa ia sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka.
Ia menatap Gara yang berjalan meninggalkan kamar Beby.

Wahhhhh
Akhirnya update juga

Kemarin lagi kurang inspirasi

Terimakasih untuk yang bersabar nungguin updatean author

Jangan lupa vote dan comment

Salam hangat 😘😘

Beby kecil Yang Lebih Menyukai Uang Dari Pada CoganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang