•••
"Btw soal CCTV area sana gak ada apa-apa. Gak ada satupun hal-hal mencurigakan," jelas Marcel setelah kemarin malam berhasil membobol CCTV kampusnya yang berada di daerah koridor menuju loker fakultas akuntansi.
"Seriusan lo?"
"Hm, bahkan setelah gue berhasil bobol. Gak ada satupun dari semua rekaman yang nampilin seseorang yang kita cari."
"Mereka main aman, bro," kata Razel.
"Yeah bener. Dengan cara itu pasti mereka lebih leluasa buat ganggu si Meera," lanjut Fabian ikut menimpali perkataan Razel.
"Siapapun orangnya, bakalan gue kejar terus. Harusnya juga, mereka mengarah ke gue bukan istri gue. Dia gak tahu apa-apa, dan yang gue takutkan, mereka lukai bahkan ganggu lebih si Meera."
"Sabar, Fab. Semoga seseorang itu bisa secepatnya kita temui."
"Oh ya, jadi adu duel malem nanti?" tanya Jerry yang sedari tadi hanya menyimak.
"Jadi," jawab Fabian seadanya. "Sebenernya tuh si Wolf mau apa lagi? Mau cari muka apa cari masalah?" pungkas Felix sedikit kesal.
"Yang jelas cari masalah lah! Tuh geng satu gak ada kapok-kapoknya." cetus Jerry sinis.
"Kalau kalah lagi nanti ngamuk. Punya ketua gila gak becus banget. Gedeg banget gue sama mereka!" cerca Jerry sembari mengumpat kata-kata kasar.
"Kayak lo ya gila plus gak becus!" sambung Razel dan langsung mendapat pukulan dari Jerry.
•••
Malam harinya. Ketika jam sudah menunjukkan angka sepuluh malam. Fabian keluar dari kamarnya. Ia sengaja menunggu Meera tertidur terlebih dahulu. Agar perempuan itu tidak banyak bicara dan mempertanyakan kepergiannya.
Lelaki itu mengeluarkan motornya secara perlahan agar tidak menimbulkan bunyi. Pintu gerbang sudah terbuka dan motornya pun sudah diparkir terlebih dahulu. Kemudian, Fabian menutup kembali gerbang dan mendorong motornya lebih jauh dari kawasan halaman rumahnya. Agar Meera tidak bangun saat mendengar suara motor miliknya. Yang ada dirinya tidak bisa keluar.
Setelah selesai. Lelaki itu pun menyalakan motornya untuk menuju area yang akan dijadikan adu duel.
Deruman motor begitu nyaring terdengar. Kepulan asap yang keluar dari knalpot motor masing-masing menjadikan suasana di area begitu seru.
Kedua kubu geng Lion dan Wolf sudah berada di tempatnya masing-masing. Sang ketua dari Wolf pun sudah berdiri dengan tegap sambil menunggu kehadiran ketua geng Lion. Para anggota kedua geng saling adu bacot, entah itu hinaan, ejekan, dan sejenisnya untuk menjatuhkan mental dan harga diri geng masing-masing.
Suara deruman motor lainnya datang dari Fabian. Lelaki itu memberhentikan motornya tepat di depan motor milik Reynand. Fabian membuka helm full face nya. Tersenyum miring, tak lupa matanya menatap tajam ke arah Reynand.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]
FanfictionDON'T PLAGIARISME!!! TYPO BERTEBARAN!! BANYAK KATA-KATA GAK JELAS! BELUM DIREVISI JUGA!! ••• Bagaimana rasanya ketika menikah dengan kating di kampusnya? Bukan hanya sekedar kating biasa saja. Tapi Kakak tingkatnya itu adalah seorang ketua dari geng...