•••
Meera menyudutkan tubuhnya ke sisi tembok. Matanya memerah dan berair. Menatap takut kedua sosok yang berada di depannya.
"J-jangan..."
"Kita berdua udah menanti hal ini datang. Akhirnya kesampaian juga," ujar orang satu sembari terkekeh ngeri.
Sudah hari ketiga berada di sini. Meera cukup takut melihat perlakuan kedua orang itu. Meera pun seperti mengenali salah satu suara dari ketiga orang yang berpakaian warna hitam waktu itu.
Orang ketiga yang dapat Meera simpulkan seperti suara yang beberapa hari ke belakang mendekatinya.
"Lo udah siap buat main-main?" tanya orang ketiga.
"L-lo! Lo David kan?"
Orang ketiga itu tertawa terbahak-bahak. Kemudian diam dan menoleh ke orang satu untuk membuka penyamaran nya.
Hingga beberapa detik kemudian. Kedua topeng itu sudah terbuka dengan sempurna. Mata Meera membola menatap sosok David yang menyeringai ke arahnya. Tak lupa sosok satunya lagi pun sama, namun Meera tidak mengenali siapa sosok satu itu.
"Hai?"
Meera terisak. "Salah apa gue?!!"
"Salah apa gue sampai kalian berdua culik gue?! Lo juga," tunjuk nya ke David. "Pura-pura baik, tapi nyatanya buruk!!"
David mengangguk. Lalu mendekat dan menyamakan duduknya dengan Meera. Dagu Meera di cengkram kuat oleh tangan besar milik David. "Lo alat pancingan. Untuk balas dendam!"
"Supaya suami lo kecewa, kita berdua mau main sama lo, boleh kan?" tanya orang satu alias Reynand.
Main? Meera tidak bodoh dengan kata itu. Ia tahu, tapi kenapa harus terjadi kepadanya. Ia takut jika kedua lelaki itu melakukan hal itu kepadanya.
"Lo jangan macem-macem ya!"
Reynand terkekeh. "Cuma satu macem doang, kok." Meera memeluk lututnya erat-erat kala Reynand mencoba mendekatinya. Tangan besar itu berhasil menggapai pipi mulus milik Meera untuk mengelusnya.
PLAK
Dengan napas yang menggebu dan tidak terima atas perlakuan Reynand. Meera menampar pipi tegas milik Reynand begitu keras sampai membuat pipi itu kemerahan.
Kepalanya terhempas ke samping. Mata Reynand memerah dan menajam menatap netra ketakutan milik Meera. "KURANG AJAR LO JALANG!!" Suara teriakan Meera begitu memekikkan kala Reynand menjambak rambutnya secara kasar.
Tangis serta rintihan tak membuat Reynand puas untuk memberi pelajaran kepada Meera.
"Lo udah bangunin singa! Yang artinya... Lo harus siap menerima konsekuensinya!!" ujar Reynand dingin.
Mata Reynand beralih pada David. "Gue dulu, baru lo, setuju?" David mengangguk. "Oke," jawab lelaki itu singkat sembari menatap Meera dengan lapar.
Tak tinggal diam lagi, tangan Reynand mulai merambat ke atas baju kemeja milik Meera. Mencengkram baju itu kuat-kuat, hingga satu tarikan beberapa kancing terjatuh. Meera memekik takut, dengan refleks kakinya menendang pusaka milik Reynand.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]
FanficDON'T PLAGIARISME!!! TYPO BERTEBARAN!! BANYAK KATA-KATA GAK JELAS! BELUM DIREVISI JUGA!! ••• Bagaimana rasanya ketika menikah dengan kating di kampusnya? Bukan hanya sekedar kating biasa saja. Tapi Kakak tingkatnya itu adalah seorang ketua dari geng...