•••
Rasa simpati dan tak tega kala menyaksikan bagaimana pedihnya Regan terhadap adiknya. Setelah kemarin Fabian diam-diam mengikuti ke mana perginya Regan, dan di sanalah jiwa kemanusiaannya tergores.
Merasakan sesak kala melihat sosok adik dari Regan yang tengah diikat di ranjang, dengan menggunakan baju khusus dari RSJ. Yang paling parah, wajah adiknya itu terlihat pucat dan tirus. Tubuhnya pun sama halnya terlihat kurus seperti tidak makan bertahun-tahun.
Pantas saja Regan nekat membunuh pelaku yang menyebabkan adiknya depresi. Namun, tetap saja, aksi Regan tidak bisa di diamkan saja. Ini urusannya dengan nyawa, maka dari itu Fabian meminta agar Regan menyerahkan diri ke polisi. Pasalnya, setelah kejadian satu tahun silam polisi masih mengincar sosok pelaku. Pun keluarga korban masih belum terima kala di kabarkan anaknya dibunuh.
Fabian berniat ingin menghampiri kediaman Regan. Ia ingin membicarakan sesuatu dengan lelaki itu sebelum nanti Regan menjalani janjinya.
Pintu terbuka. Sosok lelaki yang hari ini jauh lebih dari kata baik. Dengan penampilan yang semrawut, rambut acak-acakan, terdapat lingkaran hitam di bawah matanya. Sudah seperti mayat hidup saja.
"Masuk, Fab."
Fabian duduk di ruang tamu. Rumah ini terasa sepi tidak ada orang lain selain ia dan Regan. Ke mana orang tuanya?
"Sorry Fab, gue belum siap ke kantor polisi. Gue masih mikirin sesuatu dulu, tapi janji habis itu selesai gue langsung nyerah kan diri."
"Hm," Fabian hanya berdehem saja. "Gue ke sini cuma mau tanya, apa adik lo melahirkan seorang anak?"
"Ya, anak itu ada di panti asuhan."
"Kenapa gak diurus sama lo?"
"Gue mana bisa urus anak kecil, Fab. Apalagi gue selalu sibuk sama urusan kuliah sama jaga adik gue."
"Anak itu udah berapa tahun?"
"Baru satu tahun lebih."
"Gak ada niatan buat urus dia? Kasihan kalau diasingkan sama keluarganya. Mungkin ada nyokap bokap lo sebagai pengganti."
Regan tersenyum tipis. Rasanya ia ingin marah kala Fabian membahas orang tuanya. "Orang tua gue gak ada. Mereka pergi entah ke mana. Maka dari itu salah satu yang harus gue pikirin, Fab. Semisal gue di jeruji besi sedangkan siapa yang bakal urus adik gue dan jenguk keponakan gue? Gak ada orang yang mau jaga mereka berdua selain gue."
Oke Fabian mulai paham. Kasihan juga adiknya serta keponakannya yang ditinggal demi membalas rasa kesalahan dan penyesalan di jeruji besi.
Fabian juga punya perasaan dan bisa merasakan kepedihan Regan. Tapi... jika anaknya adik Regan di adopsi apa tidak apa-apa? Pasti nanti Meera akan senang jika ada teman di rumah, pun Meera akan belajar mengurus anak sebelum nanti melahirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]
FanfictionDON'T PLAGIARISME!!! TYPO BERTEBARAN!! BANYAK KATA-KATA GAK JELAS! BELUM DIREVISI JUGA!! ••• Bagaimana rasanya ketika menikah dengan kating di kampusnya? Bukan hanya sekedar kating biasa saja. Tapi Kakak tingkatnya itu adalah seorang ketua dari geng...