•••
Sudah dua Minggu Dion berada di kediaman Meera dan Fabian. Anak itu nampak sekali bahagia, ada saja tingkah lucu dari anak itu yang membuat Meera geram ingin menciumi wajahnya dengan gemas.
Kini Meera tengah membuatkan susu untuk Dion dan dirinya. Ketika ingin tidur Meera sudah membiasakan Dion untuk meminum susu agar tubuhnya sehat karena mengandung kalsium.
Meera meneguk susu hamil rasa vanilla nya. Biasanya Meera akan mual kala meminum susu untung saja sekarang sudah tidak. Untuk ngidam pun Meera jarang merasakan yang banyak merasakan malah Fabian.
Selesai itu, Meera ke kamar milik Dion. Sengaja anak itu dipisahkan kamarnya agar tidak terus bergantung pada Meera maupun Fabian. Kedua pasangan suami istri itu ingin membuat Dion mandiri sejak dini untuk tidur.
"Habisin ya biar Dion sehat." Anak itu nampak mengangguk dengan senyum lebar. Dion belum lancar berbicara, bahkan kosakata bahasanya baru bisa menyebutkan nama Mama, Papa, Om, Ion (namanya sendiri), tatik (cantik)dan untuk yang lainnya masih belum lancar.
Susu itu sudah habis. Kini Meera mengambil selimut dan dipakaikan pada tubuh mungil anaknya. Menepuk-nepuk pelan bokong anaknya sampai anaknya itu tertidur nyenyak. Selesai dengan tugasnya Meera pun kembali ke kamarnya.
•••
"Udah tidur?"
"Udah."
"Gimana kerjaannya sekarang?" Ya Fabian sudah bekerja sekarang. Dan lelaki itu pun sudah mengundurkan diri dari ketua angkatan kedua Lion. Kini Lion dipimpin oleh ketua angkatan ketiga, yaitu Bara.
"Masih lancar. Oh ya, jangan sampai kecapean ya, kalau capek bilang sama aku atau Mama biar nanti gantian urus Dion."
"Aku gak capek kok. Malahan aku seneng kalau banyak aktifitas, kan soalnya ibu hamil itu harus banyak gerak supaya melahirkan nanti bisa lancar."
"Ya asalkan jangan berlebihan. Aku gak mau kejadian waktu itu terulang," ujar Fabian pelan. Kini Fabian sudah membiasakan untuk mengubah bicaranya menggunakan aku-kamu, karena jika lo-gue sangat tidak etis bagi pasangan suami istri.
Meera merenung. "Iya, andai aja aku tahu bahwa aku hamil waktu itu. Pasti anak itu masih ada di sini."
Fabian yang melihat Meera mulai terbawa suasana. Lantas mengalihkan pembicaraan ke hal yang bisa dibilang menghindari air mata. "Aku mau mandi kamu siapin makan ya. Bawa ke kamar aja."
Meera menyiapkan makanan untuk Fabian. Selepas itu membawanya ke kamar. Fabian keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang masih bertengger manis di pinggangnya.
Nampak air dari rambut mengucur ke dahi milik suaminya. Meera menggeleng melihat kelakuan Fabian yang satu ini.
"Udah gede tapi kelakuannya belum juga berubah."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]
FanficDON'T PLAGIARISME!!! TYPO BERTEBARAN!! BANYAK KATA-KATA GAK JELAS! BELUM DIREVISI JUGA!! ••• Bagaimana rasanya ketika menikah dengan kating di kampusnya? Bukan hanya sekedar kating biasa saja. Tapi Kakak tingkatnya itu adalah seorang ketua dari geng...