•••
Ting
+623216789035
gak perlu pusing-pusing
cari keberadaan bini lo
dia aman sama gueMendapatkan pesan tepat pada pukul satu dini hari. Mata Fabian semakin menajam. Entah siapa nomor asing itu, yang lebih jelas pasti itu pelaku yang menculik Meera. Semalaman mata Fabian masih terjaga. Ia tidak pulang ke rumah, ia sengaja berada di markas bersama teman-temannya untuk menemukan titik terang kejadian ini.
Mereka belum bergerak ke jalan atau ke suatu tempat. Dikarenakan mereka tidak mengetahui si penculik itu membawa Meera ke mana, bahkan bukti berupa rekaman CCTV di daerah halte pun tidak ada, padahal rekaman di halte itu akan menjadi bukti satu-satunya.
"Cel, lo bisa lacak nomor ini?" tanyanya kepada Marcel yang masih terjaga juga. Sedangkan untuk yang lain, ada yang pulang dan ada yang tetap di markas dengan keadaan sudah tepar.
"Nomor siapa?"
"Penculiknya mungkin. Ini satu-satunya cara buat nemuin di mana dia berada sekarang. Gue butuh itu secepatnya."
"Oke tunggu!" Beberapa menit menunggu. Namun decakan kesal terdengar oleh Fabian. "Ada apa?"
"Nomornya udah gak aktif. Dia pasti gunain banyak nomor, sengaja biar gak ke lacak."
Meraup wajahnya dengan kasar. Lantas berdecak sembari menghentakkan kakinya di lantai. Fabian frustasi. Di keadaan seperti ini, dia masih diam sembari menunggu bukti untuk menemukan keberadaan Meera.
"Kita tunggu aja, Fab. Siapa tahu dia kirim pesan lagi."
"Tapi gue gak bisa nunggu! Gue gak mau terjadi sesuatu sama si Meera."
"Gue juga sama, Fab. Apalagi dia cewek, dan gak salah apapun. Tapi kalau kita gegabah, cari ke sana, ke sini, kalau gak ada hasil buat apa? Yang ada capek, Fab."
Fabian menundukkan kepalanya. Matanya memerah seperti ingin menangis. Dia tidak siap jika harus kehilangan lagi. Dia tidak mau, apa yang Mamanya alami terjadi ke istrinya.
"Lo sabar oke? Gue bakalan terus lacak keberadaan Meera. Kalaupun hp dia aktif, udah dari tadi gue bisa lacak."
Fabian tidak mendengarkan Marcel yang bersuara. Perutnya serasa diputar dan diperas. Menghela napas secara perlahan, namun ada sesuatu yang berjalan naik menuju kerongkongannya.
Sedetik kemudian....
HUEK
Fabian memuntahkan sebuah cairan. Marcel sigap untuk memijat tengkuk Fabian yang masih mengeluarkan cairan bening itu.
"Lo masuk angin, Fab. Istirahat dulu."
•••
Dari kemarin malam hingga pagi ini, Fabian terus memuntahkan cairan yang berupa bening saja. Lelaki itu pun sudah di pijat dan dikerok oleh Marcel, namun efeknya masih terasa sampai sekarang. Sudah satu hari belum mendapatkan kabar lagi tentang Meera. Keadaan Fabian pun semakin tidak baik, satu pikirannya mengarah ke Meera dan kedua kondisi badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]
FanfictionDON'T PLAGIARISME!!! TYPO BERTEBARAN!! BANYAK KATA-KATA GAK JELAS! BELUM DIREVISI JUGA!! ••• Bagaimana rasanya ketika menikah dengan kating di kampusnya? Bukan hanya sekedar kating biasa saja. Tapi Kakak tingkatnya itu adalah seorang ketua dari geng...