•••
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
Sungguh dia dibuat bingung. Namun jika tidak segera dilakukan akan membuat beberapa orang salah paham. Oke, mungkin tentang sikap dan perbuatannya akhir-akhir ini akan dicurigai oleh anggota Lion. Ralat, pasti sudah dicurigai!
Pada saat di mana Aaron datang ke markas, dan menatap dirinya dengan tajam penuh intimidasi. Pasti ketua pertamanya itu sudah menaruh curiga pun pastinya Aaron akan mengetahui sikap dirinya akhir-akhir ini. Ya, karena kecerdasan Aaron tidak ada tandingannya lagi.
Jika harus jujur kepada semuanya. Dia hanya ingin terlepas dari masalah ini semua. Jika nanti ada konsekuensinya karena telah berkhianat ditambah membuat kekacauan tanpa memberi info jika Wolf menculik Meera, dia akan siap menerima. Ditambah mendengar bahwa Meera keguguran, kesalahan dan penyesalannya semakin bertambah.
"Kenapa anjir ngelamun terus?" tanya salah satu anggota Lion yang masuk ke dalam markas.
Lelaki itu hanya menggeleng sebagai respons.
"Kemaren lo ke mana?" tanya lelaki yang bernama Cello itu.
"Kayak biasa."
Cello langsung paham. "Sekarang gimana kondisi adik lo? Gue masih penasaran kenapa bisa depresi? Cerita dong, biar gue gak penasaran terus."
"Adik gue baik," jawabnya, lalu memandang Cello. "Gue boleh dong ya nolak pertanyaan lo itu, karena seseorang pasti punya privasi nya tersendiri. Pun gue gak mau aib adik gue rusak."
Cello terkekeh kecil merasa tidak enak. "Ya... Lo bebas, itu hak lo. Jangan dianggap lah omongan gue tadi."
"Hm,"
Kembali hening.
Lantas lelaki itu menatap kepada anggota-anggota lain. Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Lelaki itu tidak melihat penampakan sang ketua beserta anak inti. Niatnya ingin jujur tentang dirinya yang berkhianat, namun karena kondisi markas yang sepi—bukan sepi—tapi hanya ada sebagian yang datang ke markas, membuat dia urung untuk mengatakan kebenarannya.
Mungkin akan dia lakukan di waktu yang tepat.
Lelaki itu menepuk pundak Cello. "Gue mau tanya, jika ada orang yang buat lo kecewa kayak jadi pengkhianat apa yang bakal lo lakuin?"
"Pengkhianat dalam artian?"
"Ya, kayak geng atau gue berkhianat sama temen."
Cello mengangguk. "Ya pastinya gue bakalan marah plus bakal kecewa banget sama sikapnya. Tapi apapun yang orang itu lakuin pasti ada alasannya kan? Gak semua berkhianat kalau gak ada alasan."
"Mau alasannya baik atau buruk, pasti bakalan ada konsekuensinya," lanjut Cello yang membuat lelaki itu diam dengan pikirannya.
"Emang kenapa lo tanya kayak gitu? Lo pengkhianat ya?!" Sontak saja lelaki itu tersedak oleh salivanya sendiri. Dia menjadi gugup setelah mendengar kata yang keluar dari mulut Cello.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]
Fiksi PenggemarDON'T PLAGIARISME!!! TYPO BERTEBARAN!! BANYAK KATA-KATA GAK JELAS! BELUM DIREVISI JUGA!! ••• Bagaimana rasanya ketika menikah dengan kating di kampusnya? Bukan hanya sekedar kating biasa saja. Tapi Kakak tingkatnya itu adalah seorang ketua dari geng...