004. KITA NIKAH

84.6K 5.1K 85
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sudah satu Minggu Fabian cuti dari kuliahnya. Kini lelaki itu sudah kembali lagi menjalani kehidupannya tanpa ada satu orang yang selalu mendukung di setiap langkahnya.

Tentang Mamanya yang meninggal akibat ulah anggota Wolf. Fabian mempunyai niat untuk berbalas dendam lagi. Tapi hanya untuk satu orang saja, orang yang sudah membuat Mamanya kambuh sampai meninggal.

Dan tentang pesan yang ditulis Mamanya, akan Fabian kabulkan. Sebisa mungkin Fabian lakukan untuk membuat Mamanya tenang dan bahagia.

Berjalan di koridor menuju kelasnya, banyak pasang mata yang memandang kagum. Tapi tak pernah Fabian hiraukan. Terlalu sibuk mengurusi mereka.

"BRO!" teriak Marcel ketika melihat Fabian di dekat pintu kelas.

Fabian memberhentikan langkahnya. Lalu menatap Marcel seolah bertanya ada apa?

"Akhirnya masuk juga lo! Kangen banget gue sama lo," ucapnya ditambah tawa kecil.

"Tapi gue gak kangen sama lo!" jawab Fabian langsung masuk ke dalam kelas. Dan Marcel mendengus sebal melihat respons temannya.

•••

Meera dan Sarah sedang menikmati makanannya. Kantin kampus kali ini begitu ramai. Biasanya di saat jam pulang seperti ini, jarang ada orang yang berkunjung di kantin.

Sebagai MABA (Mahasiswa baru) yang sudah beberapa Minggu. Meera cukup mudah menelaah bagaimana suasana kampus dan watak dari orang-orang seangkatannya.

Meera dan Sarah itu sahabat sejak zaman SMA. Mereka pun mengambil kuliah di universitas Indonesia serta dengan jurusannya, yaitu Akuntansi.  Ke mana-mana selalu berdua, dari sejak SMA sampai sekarang pun sama. Entah jika nanti sudah tua, apa mereka akan tetap berdua?

Dari arah pintu masuk kantin. Segerombolan lelaki dengan paras bak Dewa Yunani itu berjalan begitu angkuh.

Jeritan alay dari kaum hawa begitu terdengar nyaring.

"Lihat deh alay banget sampai teriak-teriak," ucap Sarah kepada Meera.

Meera menoleh untuk melihat orang-orang. Pantas saja mereka berteriak heboh, pasalnya anggota geng Lion mendatangi kantin ini.

"Ada apa ya mereka ke kantin ini? Padahal 'kan gedung fakultasnya beda."

"Terserah mereka lah. Kita gak berhak ikut campur."

MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang