•••
Sarah berseru heboh ketika sahabatnya sudah duduk di bangkunya. Perempuan itu menghampiri Meera dengan raut wajah penasaran.
Tangan Sarah mulai bergerilya memeriksa setiap lekuk tubuh Meera. Meera yang diperlakukan seperti sontak terkejut dan bingung.
Ada apa dengan sahabatnya ini?
Ketika tangan nakal Sarah akan memegang sesuatu yang sensitif, refleks Meera menggeplak tangan perempuan itu.
"Lo apa-apaan anjir?!!"
"Risih tahu gak!!"
Sarah tersenyum kikuk. Lalu ikut duduk di sebelah Meera. "Gue masih penasaran, hehe..."
"Penasaran apaan?"
"Kata lo waktu di chat, lo udah di unboxing, nah barusan gue mau cek bekas sisanya. Siapa tahu masih ada tanda dari Kak Fabian."
"Gila! Gak gitu juga! Dan mulut lo bisa gak tutup? Lo mau gue nanti mati ditangan Kak Fabian, kalau dia tahu ada orang lain yang tahu kalau gue ada sesuatu sama dia, bisa kacau hidup gue!"
"Ya mangap gu—"
"Maaf, Sarah! Maaf!" bentaknya. "Udah ah, gue gedek ngomong sama lo!"
"Dah lah jangan marah. Tapi, beneran lo udah di unboxing?"
"Enggak, gue belum di unboxing!"
"Beneran?" tanya Sarah sembari memicingkan matanya.
Meera membentuk tangannya menjadi peace. Berani bersumpah dengan ucapannya itu.
"Ya udah." finish nya.
"Btw, lo mau ambil UKM (Unit kegiatan mahasiswa) apa?""Lo mau ambil apa?" tanya Meera.
"Gue? Gue mah ambil yang kayak di SMA aja, soalnya bidang itu yang paling gue suka."
"Masuk paduan suara lo?"
"Heem, terus lo mau apa?"Meera nampak berpikir. Ia sebenarnya mempunyai banyak bakat, tetapi dari bakatnya itu membuat ia bosan. Bertahun-tahun di SMA pun hanya mengikuti kegiatan sesuai bakatnya. Tapi kali ini, ia ingin mencoba suasana baru dari kegiatan mahasiswa tersebut.
"Gue ambil seni rupa sama photografi aja."
"Seriusan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]
FanficDON'T PLAGIARISME!!! TYPO BERTEBARAN!! BANYAK KATA-KATA GAK JELAS! BELUM DIREVISI JUGA!! ••• Bagaimana rasanya ketika menikah dengan kating di kampusnya? Bukan hanya sekedar kating biasa saja. Tapi Kakak tingkatnya itu adalah seorang ketua dari geng...