29. Be My Girlfriend

12.6K 754 162
                                    

Lady beberapa kali mengerjap. Menatap langit-langit kamar yang baru beberapa hari dia tinggali dan masih meninggalkan kesan asing. Tidak ada siapapun di dalam kamar kini kecuali dirinya. Dia menunduk, tidak menemukan gaun yang semalam dia kenakan pada tubuhnya.

Makan malam itu bukan mimpi 'kan?

Beringsut dari tempat tidurnya, tangan Lady terulur menuju kertas yang terlipat di atas nakas. Lady tersenyum saat melihat tulisan dari seseorang yang sangat dia kenali itu. Ellgar.

Maaf, aku tidak bisa bermalam dan harus pergi tanpa ijin. Kau tidur sangat lelap ketika perjalanan pulang, aku tidak tega membangunkanmu. Jadi aku membopongmu ke kamar dan memastikan kau tidak akan terbagun.

Oh, ya, maaf, jika menurutmu ini lancang. Semalam aku juga mengganti pakaianmu. Gaun itu tampak sesak ditubuhmu, kau tidak akan nyaman jika harus menggunakannya selama tidur. Aku hanya mengganti pakaianmu. Aku tidak berbuat macam-macam. Aku berani bersumpah.

Telepon aku jika kau bangun tidur esok. Good night, Lady❤️

Lady mendekap surat itu di dadanya. Sementara dia menghusap sisi kosong di sebelahnya—tempat dimana mereka pernah menghabiskan malam dengan percintaan yang dahsyat. Sial. Karena terlalu lelah menangis, semalam dia jadi ketiduran saat perjalanan pulang!

"Pagi." Sapa Lady melalui telepon yang sudah terhubung dengan Ellgar. Lelaki itu belum bicara, mungkin masih belum sadarkan diri. "Bangun lah. Jadwalmu hari ini cukup padat. Jangan sampai terlambat."

Ellgar mengerang rendah. Suara baru bangunnya terdengar serak dan seksi. "Hai. Kau sudah bangun sejak tadi?"

"Belum. Aku baru saja bangun lalu meneleponmu."

"Seharusnya aku ada disana."

"Mengapa tidak bermalam disini?"

"Ellgar, bangun, Nak! Ini sudah pagi. Ibu sudah membuatkanmu sarapan. Bersiap-siaplah." Lady medengar suara khas milik Tante Marcella di seberang sana. Hati Lady mendadak hangat menyadari kedekatan Ibu dan Anak itu. Kapan terakhir kali Lady dibangunkan oleh Ibunya? Lady bahkan sudah lupa.

"Ya, Bu. Lima menit lagi."

"Kau sedang berbicara dengan seseorang di telepon? Siapa yang meneleponmu pagi-pagi begini?"

"Ibu, aku baru bangun jangan ditanya macam-macam. Nanti kita bicara di meja makan."

Setelah itu terdengar suara derap langkah kaki dan disusul dengan suara pintu yang tertutup. Lady mengambil asumsi jika Tante Marcella sudah keluar dari kamar Ellgar. "Maaf. Ibu lebih cerewet belakangan ini karena aku sering lembur dan jarang pulang."

"Pantas. Semalam kau tidak ada disini." Lady terkekeh. Membayangkan dirinya berperan sebagai seorang penculik yang belakangan ini selalu menyekap Ellgar untuk berada di sebelahnya. "Aku ingin mandi dulu. Nanti dimarahi Bos jika terlambat."

"Aku masih ingin mendengar suaramu."

"Nanti kita akan bertemu di kantor, El."

"Di kantor kau berbicara sangat formal. Kita seperti orang asing. Aku tidak suka."

"Katamu kita harus profesional sebagai Atasan dan Bawahan jika sedang berada di kantor?"

Shout Out To My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang