50. In Relationship

8.6K 537 114
                                    

"Semalam dompetmu tertinggal di mobilku, Lady."

"Oh pantas. Aku mencarinya dimana-mana namun tidak ada. Untung tadi pagi aku masih memiliki uang di saku celana untuk membayar ongkos taksi." Lady mengambil dompet tersebut dari tangan Calvin. Tersenyum. Sebuah senyum yang tidak Lady tunjukan saat berbicara dengan Ellgar tadi. "Thankyou."

Ellgar tidak bisa lagi bersembunyi. Tidak bisa terus membiarkan pikiran buruk memasuki kepalanya. Dengan tangan tersimpan di kedua saku, Ellgar menunjukan batang hidungnya. Dagunya terangkat tinggi. Menatap Calvin tak bersahabat.

"Bagaimana bisa dompet Lady tertinggal di mobilmu semalam?"

"Kemarin malam Lady menemaniku mencari tempat makan. Kami bertemu tanpa sengaja dan sama-sama lapar. Kami berakhir memakan junkfood." Calvin terkekeh, menyahutnya dengan enteng. Namun ekspresi Ellgar justru semakin datar. Membuat Calvin kebingungan. "Whats wrong, bro?"

"Lain kali jika kau pergi bersama Lady, kau harus memberithauku lebih dulu."

"Whoa..." Calvin terkesiap mendengar reaksi Ellgar. "Apa sekarang kau bergerak menjadi Bos yang super posesif kepada Sekretarismu? Kemarin itu di luar jam kerja, mengapa aku harus melapor padamu?"

"Karena Lady bukan sekedar Sekretaris bagiku."

"El." Lady menarik ujung jas Ellgar. Memintanya untuk tidak berbicara lebih. Tidak hanya ada Calvin, banyak karyawan berlalu lalang yang bisa saja mendengar ucapan Ellgar berikutnya.

Calvin menatap Ellgar curiga, masih menunggunya melanjutkan penjelasan.

Sementara Lady semakin panik, dia hendak menarik lengan Ellgar menjauh dari situasi menegangkan itu. Tetapi Ellgar menahannya, menariknya lebih dekat sehingga satu lengan Ellgar melingkar dengan sempurna di pinggang Lady.

Tidak. Jangan sekarang. Batin Lady bergumam penuh ketakutan.

"Apakah kau ingat saat kau dan Seth sering kali membawa perempuan untukku namun aku selalu menolak dengan alasan 'hatiku sudah dimiliki sepenuhnya oleh seseorang'?" Ucap Ellgar penuh penekanan. "Sesorang itu sudah kembali. Sekarang kau dan Seth tidak lagi bisa mengataiku sebagai penyuka sesama jenis. Karena sekarang aku sedang jatuh cinta, sejatuh-jatuhnya kepada perempuan itu. Penantianku tidak sia-sia."

"Ellgar, jangan." Bisik Lady di telinga Ellgar. Remasannya semakin menguat pada ujung jas Ellgar saat lelaki itu hendak membuka mulutnya. "Hentikan. Aku mohon."

"Aku sudah lelah bersembunyi. Mau sampai kapan?" Ellgar meraih tangan Lady pada ujung tasnya, mengaitkan jari mereka. Rasa-rasanya Lady ingin sekali menghilang dari sana.

Di depan sana, Calvin memperhatikan Ellgar dan Lady secara bergantian. Juga bagaimana cara Ellgar menggenggam tangan seorang perempuan seerat itu yang tidak pernah Calvin lihat sebelumnya.

"Jadi...perempuan yang kau maksud itu Lady?" Tanya Calvin berhati-hati.

"Ya, perempuan itu Lady. Kekasihku." Sahut Ellgar tegas.

Selain Calvin, hal itu juga mengundang keterkejutan beberapa karyawan yang ada di lantai ruangan tersebut. Beberapa kepala menoleh ke arah Lady. Dan yang bisa Lady lakukan hanyalah menunduk.

Setelah ini dia yakin namanya akan menjadi bahan gosip terhangat pada jam makan siang. Mulut-mulut itu akan lebih banyak membicarakan hal buruk tentang dirinya.

Shout Out To My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang