66. Miss The Moment

10.2K 619 69
                                    

"Kenapa masih disini?"

Lady keluar dari pintu kamarnya. Usai membaringkan Amber di atas tempat tidurnya yang nyaman. Dan kehadiran Ellgar yang masih duduk santai di sofa ruang tamu membuatnya mengernyit. Walau sesungguhnya di dalam hati dia merasa senang melihat lelaki itu masih ada disini.

"Makan malam kita kacau, jadi aku memesan makanan. Ada tiga kotak pizza. Kemari." Ellgar menepuk tempat kosong di sebelahnya.

"Thanks. Kebetulan aku lapar."

Membuka salah satu kotak pizza yang dia pilih secara acak, Lady pun menguyah satu slice pizza dengan lahap. Hal itu membuat Ellgar mengamatinya hingga tak bisa berkedip.

"Kenapa kau tidak makan?" Lady menoleh ke samping. Sadar jika Ellgar melamun menatapnya. Dia buru-buru menghusap bibirnya, takut jika belepotan dan membuatnya terlihat aneh di mata Ellgar. "Ada yang salah denganku?"

Ellgar menggeleng, "Suapi. Aku belum cuci tangan."

"Kau hanya perlu berjalan ke dapur."

"Malas. Aku ingin disuapi."

Membuka lebar mulutnya, Ellgar menunggu Lady menyuapinya. Walau cukup lama menunggu, akhirnya Lady pun mengambil satu slice pizza. Berhenti sejenak saat memilih saus. "Pakai yang tomat atau yang pedas?"

"Terserah, cantik."

"Yang tomat saja supaya tidak sakit perut." Lady mengulurkan pizza tersebut ke mulut Ellgar. Seperti anak kecil, Ellgar memakannya hingga mulutnya belepotan.

Tanpa segan Lady pun menghapusnya menggunakan ibu jari. Membuat tubuh Ellgar menegang di tempat akibat sensasi yang Lady antarkan.

Ellgar kembali mengambil satu slice pizza dan memasukan ke dalam mulutnya cepat. Sengaja membuat area bibirnya belepotan agar Lady menghusapnya lagi. "Ini masih tertinggal."

"Kau sengaja ya?" Gerutu Lady. Ellgar menyengir. Hatinya kembali berdesir saat menerima sentuhan dari Lady.

Meraih tangan Lady, Ellgar pun mengaitkan satu persatu jari mereka. Lady mengerjap saat Ellgar memajukan wajahnya. Menyisakan jarak yang begitu dekat hingga Lady bisa merasakan napas hangat Ellgar.

"Aku merindukanmu, Lady. Aku rindu kita bisa sedekat ini." Ellgar membawa tangan Lady menuju dadanya yang berdebar kencang. "Kau bisa merasakannya?"

Tentu saja Lady bisa. Karena Lady tahu bagaimana rasanya. Dia juga merasakan hal yang sama.

"Aku tahu tapi masih banyak yang perlu dipertimbangan lagi tentang kita. Aku tidak bisa terburu-buru. Kita pernah dua kali gagal, El."

"Aku tidak akan memaksamu untuk terburu-buru. Tapi apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu yakin padaku?"

"Alexa...dia mencintaimu, El. Aku pikir dia bisa melakukan segala cara untuk membuatmu membalas cintanya. Termasuk dengan menggunakan Amber. Aku tidak menyalahkan kau yang mengasihani Amber hingga kau ingin sekali memberikan banyak cinta untuk gadis kecil itu. Aku pun sama, Amber gadis yang sangat manis dan dia  terlalu kecil untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya. Tapi El, jika seandainya kita kembali bersama dan hubungan kita mengarah ke sesuatu yang lebih serius. Apa menurutmu Alexa akan berhenti menjadikan Amber sebagai alasan untuk tetap bisa dekat denganmu? Apa kau sanggup melepaskan mereka sepenuhnya dan memilihku sebagai satu-satunya?"

Shout Out To My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang