70. Flower Sender

8.6K 537 38
                                    

"Pangeranmu sudah datang, Boss."

Lady mendongak dari dokumen yang ada di atas meja saat Susan—karyawannya—membuka pintu ruangannya. Pangeran? Maksudnya Ellgar?

"Dia luar biasa tampan ya, Boss. Seandainya belum ada cincin yang melingkar di jari manisku, mungkin aku akan mencari lelaki seperti dia untuk dijadikan suami." Pembawaan Susan yang santai membuat Lady terkekeh.

"Jadi dimana pacarku?"

"Permisi." Ellgar hadir di belakang punggung Susan. Membuat Susan memegangi dadanya sendiri, wajahnya pun berubah merah padam. Ellgar menyentuh pundak wanita itu, "Terima kasih sudah mengantarku. Siapa namamu tadi?"

Mata Susan membulat. Mungkin sudah beberapa detik lamanya dia menahan napasnya sendiri. Tanpa menjawab dia memutar tubuh dan berlari meninggalkan ruangan. Membuat Lady geleng-geleng kepala sembari tertawa.

"Dia kenapa?"

"Dia sedang salah tingkah."

"Salah tingkah?"

"Dia bilang kau tampan dan dia ingin memiliki suami sepertimu seandainya dia belum menikah." Wajah Ellgar tampak bingung. Tapi Lady buru-buru mengalihkan perhatian dengan memberi ciuman di pipinya. Sebelum mengambil paper bag yang ditenteng Ellgar di salah satu tangannya. "Kau benar-benar membawakan sushi untukku?"

"Di telepon kau berkata jika ingin memakan sushi."

"Oke. Kalau begitu ayo kita makan bersama dan kau juga berjanji akan menceritakan soal kedatangan Alexa kemarin malam."

Ellgar mengangguk dan mendudukan dirinya di sofa. Dia menepuk kedua pahanya memberi isyarat pada Lady agar duduk di atas pangkuannya.

"Kita sedang di perusahaan, El."

"Perusahaan ini milikmu. Jadi tidak apa-apa. Kemari, sayang."

Lady tampak ragu-ragu namun ketika Ellgar menarik tangannya sehingga dia jatuh di pangkuan Ellgar, dia tak lagi bisa melakukan apa-apa. Terlebih lagi saat Ellgar mengunci pinggangnya menggunakan kedua lengan dan kepala lelaki itu yang langsung bertengger di atas pundaknya.

Disibaknya rambut Lady, sehingga ujung hidung Ellgar bisa menjelajahi leher Lady dengan bebas. Lady kegelian, dia meremas lengan Ellgar untuk menahan pergerakannya.

"Tujuan kita adalah untuk bicara dan juga makan siang."

Ellgar mengela napas panjang. Sadar jika dia tidak bisa menahan diri ketika Lady berada di dekatnya. Terlebih lagi semalam dia tidak menghabiskan malamnya bersama Lady. Membuat Ellgar teramat merindukan gadisnya.

Dikecupnya sekali lagi pipi Lady, "Maaf, sayang."

Lady pun mulai mengeluarkan satu persatu kotak sushi dari dalam paper bag. "El, kenapa banyak sekali?"

"Aku bingung harus membeli menu yang mana jadi aku beli saja semuanya agar tidak salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bingung harus membeli menu yang mana jadi aku beli saja semuanya agar tidak salah." Sahut Ellgar dengan cengiran kecil.

"Tapi kau bisa meneleponku dan bertanya."

Shout Out To My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang