hmmmmmmmm....................
seketika tempat menunggu di bandara menjadi tempat untuk meletakkan korban penumpang pesawat , di sana juga terdengar banyak isak tangis dari keluarga korban
futa sendiri masih berdiri tidak percaya dengan apa yg berada di pikirannya dan yg ada di depannya
"gak~" suara futa bergetar
kepalanya menggeleng menyangkal semua kenyataan pait yg sekarang di alami oleh mantan kekasihnya
"apa saya boleh masuk pak"
"silahkan buk tapi semua korban hangus terbakar, kami juga susah untuk mengetahui indentitasnya"
ucapan petugas dengan seorang keluarga korban tak luput dari pendengaran futa, hati semakin terasa sakit
"a-aone" setetes air meluncur di pipi futa
walau dia belom begitu yakin namun entah kenapa dia merasa sangat sesak di dadanya seperti ini memang kenyataan yg harus dia hadapi
bahwa aone telah pergi untuk selamanya bahkan futa belum sempat meminta maaf padanya
saat sedang terdiam futa tak sengaja melihat petugas yg membawa segala barang yg masih selamat dan dari salah satunya futa bisa melihat ada hp yg sangat mirip dengan punya aone
dengan segera futa berlari masuk mengikuti petugas yg meletakan benda itu di sebelah korban yg di ketahui sebagai pemiliknya
BRAK!
kaki futa seperti tidak sanggup melihat seorang mayat yg di tutupi kain putih, dari bentuk badannya memang sangat mirip dengan aone di tambah lagi hp itu bersamanya
"hp?" dengan segera futa mengecek hp aone yg sudah retak namun ternyata masih bisa menyala
yg pertama kali futa lihat adalah foto dirinya bersama aone, air mata futa sudah tidak terbendung lagi
perasaannya sangat campur aduk, rasanya dia mau marah pada dirinya sendiri karna dia merasa ini semua salahnya coba saja dia bisa lebih bersabar pasti mereka tidak bertengkar
"maaf maaf m-maaf aku bodoh~"
futa sudah menyelesaikan urusan untuk pemakaman aone besok, sekarang dia berada di kereta untuk pulang, hanya duduk diam dengan pandangan kosong dan tangan yg menggenggam hp rusak milik aone
bagai tidak memiliki semangat hidup aone tidak peduli sudah berapa pemberhentian dia lewati mungkin bahkan tujuannya sudah terlewati
dia merasa sangat hampa tidak memiliki tujuan untuk hidup, namun yg paling mengganggu pikiran futa adalah bagaimana cara memberitau keluarga aone
dia sendiri saja tidak kuat menghadapi kenyataan ini, bagaimana dengan keluarga aone
"seharusnya kamu ajak aku ke sana" gumam futa kecil
"kamu ajak aku mati"
air mata? futa sudah terlalu lelah menangis seharian dan sekarang matanya sudah kering, dia tidak bisa kembali meneteskan air mata untuk aone
"kamu tau aone....... aku benci ini"
tak butuh waktu lama untuk futa akhirnya punya kekuatan untuk pulang, sebenarnya dia enggan karna di apart ini lah bau aone yg membuat futa semakin merasa bersalah

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret for us [Aofuta]
RandomFutakuchi terlalu muna dengan dirinya sendiri, sedangkan aone terlalu keras menyangkal semuanya "kita teman kan?" "......" aofuta bxb haikyuu homopobic menjauh