hai dozo.......
"ppsstt aone" bisik futakuchi yg duduk di bangku belakang aone
sedangkan yg di panggil sedang asik menulis dalam bukunya dan mengabaikan panggilan futakuchi
"sialan si batu" futakuchi mendengus, dia kembali menatap keluar jendela karna bosan, padahal pelajaran sedang berlangsung
di luar jendela futakuchi bisa langsung melihat lapangan sekolah di mana terlihat anak kelas 3 sedang berlari mengelilingi lapangan
mata futakuchi entah kenapa selalu tertuju pada sesosok kakak kelasnya yg kemaren baru saja menjadi penyebabnya menangis
futakuchi tidak bisa terus begini, jika dia hanya diam entah kenapa otaknya selalu memutar kejadian kemaren di mana dia di tolak sebelum selesai mengungkapkan isi hatinya
"aone ayo bicara" ajak futakuchi tanpa memperdulikan keberadaan guru yg sedang mengajar di depan sana
aone tidak budek untuk kesekian kalinya, namun dia sedang tidak mau membuat masalah di jam pelajaran kesukaannya
futakuchi sendiri sudah merasa sangat bosan mendengarkan penjelasan guru tentang sejarah nama-nama manusia purba yg sudah sangat lama menjadi fosil
'lagian mereka sudah mati dan menjadi tulang, untuk apa di nama-namakan' pikir futakuchi yg sama sekali tidak tertarik
"aoneee~" sekarang suara futakuchi agak sedikit membesar tidak berbisik lagi
aone meliriknya sekilas dan kembali menatap ke arah buku paketnya, hanya memastikan kalau panggilan futakuchi itu tidak berguna baginya
"yah cuma di lihat doang, lu jahat banget ne~" futakuchi menaruh kepalanya di meja dan memasang muka sedih
"gw mau move on ne" ucap futakuchi lagi tapi dengan muka yg serius
seperti bisanya dan sudah kodratnya aone untuk tidak menanggapi ocehan futakuchi yg dia percayai sebagai hoax
futakuchi sudah sangat tergila-gila dengan moniwa, mana mungkin bisa move on, menurut aone
"iya gw bakal move on ne" ucap futakuchi dengan tangan yg terkepal
guru sudah keluar, sekarang sedang pergantian pengajar, dan mereka free sebeum datangnya guru
"lihat ne moniwa-san keringetan banget, kasian" oceh futakuchi sambil berbinar menatap keluar jendela
aone yg sekarang sudah duduk menghadap futakuchi hanya membatin 'kan, omdo doang mau move on'
"engga, gw harus move on" futakuchi menggeleng kuat lalu menampar pipinya sendiri cukup kuat
namun tangan futakuchi di tahan oleh aone, futakuchi sedikit terpesona, apakah aone tidak mau dia melukai dirinya sendiri
PLAK!
"SAKIT BEGO!" futakuchi meringis dan mengelus bekas tamparan aone yg gak main-main
oh ternyata aone mau membantu futakuchi untuk menyadarkannya kalau dia harus move on lebih serius
pipi futakuchi sekarang bercap tangan aone, hm apakah ini termasuk tanda kepemilikan karna warnaya merah
"sakit tau perih~" futakuchi tidak bohong , di tambah tangan aone kan seperti besi pasti sakitnya akan membekas
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret for us [Aofuta]
RandomFutakuchi terlalu muna dengan dirinya sendiri, sedangkan aone terlalu keras menyangkal semuanya "kita teman kan?" "......" aofuta bxb haikyuu homopobic menjauh