5 : UNBELIEVABLE

69 18 54
                                        

Keylie masih tak percaya, bagaimana bisa lukisan yang ditunjukkan James begitu mirip dengan sosok yang dikenalnya. Seperti tak masuk akal. Tapi, yaa…

Alice? Begitulah kata pertama yang terucap dari bibir Keylie setelah James menunjukkan lukisan yang ia anggap sebagai lukisan seorang Megan Travolta.

Megan? Siapa dia? Kenapa James begitu tertarik penuh minat pada sosok itu?

Keylie pun mulai banyak berpikir setelah pertemuannya dengan Tuan yang menjadi candunya. Hari dimana misi itu ditunjukkan padanya. Bahkan pria panas itu memberinya waktu 2x24 jam untuk menentukan jawaban.

Hmm, sebenarnya Keylie sama sekali tak berminat untuk hal semacam itu, tapi setelah dipikir lagi Keylie juga penasaran. Apalagi tawaran uang menggiurkan dari sang sexiest man, oh tidak, mana mungkin itu bisa diabaikan. Tapi selain itu dia juga penasaran, Megan yang sebenarnya itu seperti apa? Kenapa wajah yang mirip Alice itu bisa dianggap Megan oleh James?  Apa mungkin James mengenal Alice dengan nama Megan?

Pikirannya semrawut dengan segala tanda tanya di kepalanya, sampai pada akhirnya wanita itu menaruh batang rokok yang baru saja ia bakar. Mengepulkan asap sebelum bicara dengan seorang pria melalui ponselnya yang sekarang telah berpindah dari meja bundar ke sisi telinganya.

James. Hanya pria itu yang sekarang berada di kepalanya. Keylie kini tengah bermaksud menyetujui tentang apa yang baru saja ia yakini. Namun suara sambungan panggilan itu masih jelas terdengar dan tak mendapat jawaban. Keylie tak sabar, jarinya terus mengetuk-ngetuk sisi sofa, menanti pria itu mengangkat telponnya untuk membuat kesepakatan besar yang menguntungkan baginya. Dan mungkin saja untuk James juga—jika itu berhasil.

˝Owh—Hy James. Aku Keylie.˝ sedikit jeda untuk Keylie kembali menghisap benda di tangannya, ˝Kupikir, aku terima tawaranmu. Bagaimana jika kita bertemu siang ini? Jemput aku di Blue House.˝ ujarnya dengan padat dan jelas tanpa memberi kesempatan lawan bicaranya untuk kembali menyapa suaranya yang berani.

˝Ngg—baguslah. Kau akan dijemput dan diantarkan oleh seseorang siang ini. Aku tak bisa menemuimu sekarang.˝

Sejenak jeda waktu kala Keylie tiba-tiba mengingat Mom, berpikir bagaimana ia nanti bisa pergi dari Blue House dalam waktu yang lama.

 ˝Apa kau sudah membuat kesepakatan dengan Mom tentangku? ˝

James terdengar begitu tenang saat ia mengatakan bahwa semua telah di bawah kendalinya. Sepertinya kehidupan menyenangkan akan segera dimulai setelah ini. Lagipula, bukankah semua akan dengan mudah teratasi dengan uang?

˝Malam ini aku akan menemuimu di rumah yang sudah kusewa untukmu. Nanti kita bicarakan lagi. ˝ lanjut James yang kemudian mematikan sambungan ponselnya sepihak.

Sshhh-- Keylie mendesis. Semudah itu ia menuruti James Arthur, pria yang jelas-jelas sedang memanfaatkannya. Apakah ini bisa dikatakan bodoh? Atau ini kesempatan untuk menaklukkan pria seksi itu? Yang Keylie tahu, ini kesempatan emas. Uang dan dekat dengan pria yang membuatnya mabuk kepayang sudah benar-benar menguntungkan baginya.

🖤

Keylie dengan semaraknya terus menekan tanda lonceng pada dinding  rumah berwarna coklat pastel di depan matanya, membuat si Tuan rumah akhirnya membukakan pintu dengan terburu-buru—masih lengkap dengan apron yang menggantung di lehernya.

Langkahnya pasti sangat tergesa. Nyatanya terlihat jelas karena rambut yang digelung asal dan apron yang masih menempel nampak benar diabaikan. Maka dengan jelas pula menunjukkan sang empu sedang sibuk mengolah sesuatu di dapurnya saat ini.  

˝Alicee—˝ sorak Keylie dengan mata yang berbinar saat mendapati sosok Alice berada di hadapannya. Tubuhnya langsung menghambur ke dalam pelukan. Keylie merindukannya, entah sudah berapa lama. ˝Eoh sayangku, aku punya kabar gembira untukmu. Apa kau tahu bahwa sekarang aku tinggal 2 blok rumah dari sini, Al. ˝ ungkapnya sambil memegang bahu Alice dengan matanya yang melebar penuh kebahagiaan.

ARCANE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang