"Kenapa kalian terkejut melihatku?" laki-laki itu kembali merebakkan senyumnya, melihat betapa kacaunya wanita yang berjalan pincang hendak menaiki anakan tangga menuju keluar batas ruang bawah tanah miliknya. "Ahh, ya ya. Kalian pasti sedang memuji kehebatanku bukan?"
Keylie memundurkan langkahnya kala Cedric perlahan menuruni puncak anak tangga kayu yang berderit itu. "Kau takut Keylie? Hmm?"
Wanita itu merasa pijakannya melunak hingga tubuhnya kembali terjatuh dan terduduk di lantai dengan mata yang penuh emosi yang berantakan.
"Kau iblis Cedric. Kau bukan manusia! Kau melebihi binatang!"
Tawa cemooh sadis dari bibir tipis pria pucat itu membuat James memberikan satu pukulan telak saat lawan tepat berada di depan matanya. Ia seperti seekor harimau yang siap menerkam mangsa tanpa belas kasihan. Dan memang sewajarnya jika tak pantas memberi satu rasa belas asih pada manusia semacam itu. Apalagi sampai tega melukai bahkan menjadikan seorang wanita menjadi tawanan seperti ini.
Bughh..
Satu lagi pukulan telak mengenai sisi rahangnya, saat Cedric yang kembali terhuyung mencoba menangkis. Tapi sayang, lesatan kepalan tangan James lebih dulu menghantam sebelum Cedric berhasil menghalau.
Cihhh
"Hanya ini kemampuanmu Tuan James?" Cedric menyeka lukanya. Darah sedikit melesak keluar dari ujung bibir dalamnya. "Pantas kau tak bisa menjaga kekasihmu!"
Ucapan yang keluar baru saja membuat Keylie langsung menatap James. Yang ada di pikirannya saat ini hanya Alice. Apakah yang dimaksud Cedric itu adalah Alice? Jika benar maka keadaan Alice dalam bahaya saat ini dan ia harus segera kembali.
"Jaga ucapanmu sialan!!"
Dan satu tinju yang dilayangkan James kali ini harus melawan udara. Cedric tahu bahwa satu kepalan tangan akan kembali dilayangkan pria itu. Maka dengan cepat ia menghindar dan menyerang balik hingga James terhuyung ke arah kursi tunggal di tengah ruang kecil itu.
"Woww, Tuan James..ternyata kau lemah." Tawa licik kembali mengisi ruangan.
James mendecih, memutar tubuhnya setelah ia sanggup menahan diri dan mengabaikan nyeri di wajahnya.
Cedric memicingkan matanya dan menyunggingkan senyum miringnya lagi. Menangkap utuh sosok pria yang kembali tersulut di hadapannya. "Kau memang benar-benar pria pecundang!! Pantas jika kau kehilangan Megan. Bahkan kau tak sanggup menjadi pahlawan baginya di nafas terakhirnya."
Napas yang berkejaran dan darah yang kembali mendidih, menjadikan James sebagai monster yang mengerikan malam ini. Ia menerjang Cedric dengan brutal dengan pekikan kengerian Keylie yang melihat keduanya tengah seperti dua harimau yang saling berebut mangsa. Keylie terus meemundurkan tubuhnya hingga menatap tembok di belakangnya.
Pantas kau kehilangan Megan. Kalimat itu kembali berputar di kepalanya. Apa yang Cedric tahu tentang Megan. "Siapa kau sebenarnya? HAH!! BRENGSEK!!"
"Mati kau!!" Keylie berlari dengan spontan. Seakan sakit di tubuhnya benar-benar telah menghilang sepenuhnya.
Keylie tak bisa tinggal diam kala matanya melihat Cedric mendadak mengeluarkan pisau kecil dari sakunya saat ia berhasil mengukung James di bawah tubuhnya yang mendapat banyak luka pukulan dari pria yang dikuasainya.
Daaggg…
Satu kotak kayu berhasil mengenai belakang kepala Cedric hingga secara langsung ia terjatuh ke lantai. Keylie baru saja berhasil menghantamkan benda yang berada di dekatnya tadi untuk menggagalkan niat Cedric yang akan mencelakai pria yang menjadi pahlawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCANE [End]
Fiksi PenggemarJames Arthur telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Membuat pria itu merasakan kehilangan yang sanggup menghancurkannya dalam waktu sekejap. Namun siapa sangka jika dia menemukan hal lain setelah mendapati sebuah surat di balik lukisan...