Mohon maaf lahir batin ya...
Maaf banget buat kalian karena aku baru update lagi.Happy reading
..."Apa mungkin dia hilang ingatan? Ahh aku tak bisa membiarkannya begitu saja. Wanita itu harus kembali mengingat siapa dirinya. Dia harus ingat jika dia adalah Megan Travolta, calon istriku. "
James terus saja bergumam sendiri sambil menyesap secangkir dark choco hangat yang kini berada di tangan kirinya. Ia hanya ingin apa yang harus menjadi miliknya tetap akan menjadi miliknya. Meski ingatan itu hilang, James merasa bertanggungjawab atas ketidaknormalan ini.
Hilang ingatan? Anggapan itu terus saja hinggap di kepalanya, meski James sendiri tak bisa membuktikan bahwa itu adalah hal yang seratus persen benar adanya.
James menghentakkan kepalanya ke belakang. Posisinya sekarang mendongak dan merapal dengan kembali melihat langit yang berselimut awan gelap. Bintang Megan tak muncul di atas sana, dan James hanya mampu menghembuskan napas dengan beratnya.
"Apa aku juga harus memancing Keylie untuk berpihak padaku tentang Megan? Apa dia akan membantuku? Lagipula bagaimana wanita jalang itu bisa mengenal Megan sedekat itu? Apa Keylie yang menyelamatkannya? Oh Tuhan, rasanya kepalaku ingin pecah jika aku masih belum bisa membawa Keylie ke pelukanku lagi."
Dan suara ketukan di pintu membawa kepala James menoleh. Hanya satu orang yang diyakini James berada di depan pintu kamarnya saat ini. Penjaga rumahnya.
Maka dengan rasa malas, tubuhnya segera ia bangkitkan dan membuka pintu untuk sebuah hal yang bisa dipastikan penting karena sekarang sudah jam sebelas malam. Bukan lagi jam dimana ia akan mendapat gangguan karena hal penting di perusahaannya.
"Maaf Tuan saya mengganggu waktu istirahat Anda. Tapi—ta-pi, ada seseorang yang menitipkan sebuah bungkusan untuk Anda, dan dia langsung pergi tanpa mengucapkan apapun kecuali berkata jika benda ini untuk Tuan."
"Terima kasih, kau bisa beristirahat sekarang."
Sebuah kotak berbalut kain biru gelap ada di tangannya. Pintunya telah kembali ditutup. Dan pria dengan setelan baju tidur berwarna cokelat itu segera saja membukanya. Tak ada yang mencurigakan dari pengemasannya dan tak ada aroma yang juga membuatnya curiga, semua normal.
-Kau tak akan bisa menjebakku Tuan James Arthur. Aku bukan anak kecil polos yang bisa kau ajak untuk bermain permainan petak umpat. Kau telah mengirim wanita jalang untuk mendekatiku bukan? Kuharap kau tak akan menyesal dengan tindakanmu.-
Apa maksudnya?
Tak ada tanda pengenal satupun di dalamnya. Kotak itu hanya berisi satu lembar kertas yang disobek asal dengan tulisan yang ditulis dengan tatanan cantik. Sangat rapi.
James seketika itu juga dapat mengetahui siapa yang menulis surat itu.
Wanita jalang yang dikirim? Bisa jadi yang dimaksud adalah Keylie. Maka dengan menggabungkan kemungkinan hanya satu orang yang memiliki kemungkinan disini, si pelukis tanpa nama. Yah, pria itu.
"Namun bagaimana dia bisa menemukan alamatku? Sedang Keylie pun jelas tak mengetahuinya." James terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, tapi mengenai alamat, dia yakin bahwa tak ada satupun orang asing di luar sana mengetahui tempat kediamannya.
"Kenapa dia sangat ceroboh, hahh?! Sialan! Brengsek!" Kotak itu terbanting begitu saja ke lantai—seperti sampah. James kesal. Dan secepat mungkin tangannya meraih ponsel yang masih tersambung dengan alat pemenuh daya dari atas meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARCANE [End]
FanfictionJames Arthur telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Membuat pria itu merasakan kehilangan yang sanggup menghancurkannya dalam waktu sekejap. Namun siapa sangka jika dia menemukan hal lain setelah mendapati sebuah surat di balik lukisan...