Asa yang sempat hilang kini kembali bersemi. James tak memiliki kesulitan saat memulai pembicaraannya dengan Alice, kemarin. Mereka saling memperkenalkan diri dengan baik. Tapi James masih tetap bersikukuh pada dirinya bahwa Alice adalah Megan, meski Alice telah mengatakan bahwa dia tak tahu apapun tentang Megan. Bahkan tentang keluarga, Alice pun telah mengatakan yang sejujurnya jika dirinya hidup seorang diri karena kedua orangtuanya telah meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan.
Namun saat ini bukan waktu yang tepat untuk mencari kebenaran tentang Alice dan Megan. Toh memang keduanya dua orang yang berbeda. Selama ini hanya persepsi James lah yang menguatkan jika keduanya adalah sama. Tapi saat ini yang paling penting dan utama adalah kenapa Alice bisa terbawa dalam masalah ini. Masalah di antara antara Cedric dan Keylie. Kenapa Keylie mengatakan jika Alice menjadi sasaran Cedric dan dia harus menyelamatkannya?
"Apa yang kau tutupi dariku Key?"
"Entah bagaimana aku harus menceritakannya padamu James. Tapi ini gila. Benar-benar gila." Keylie menarik napas singkat dan membuangnya dengan berat, seolah apa yang ingin disampaikannya adalah hal yang tak bisa ia terima dengan akal sehat.
"Sejujurnya, aku juga menemukan surat di balik lukisan yang Alice pajang di rumahnya. Ia mengatakan ia membeli lukisan itu dari penjual di pinggir jalan yang sedang memberi potongan harga besar-besaran. Aku terpana melihat lukisan itu karena wajahnya begitu anggun dan sungguh mirip sekali dengannya. Aku bahkan sempat berpikir bahwa ia sengaja memesan lukisan dirinya untuk menghias rumah. Tapi nyatanya tidak." Keylie menggeleng dan sesekali menyentuh lembut perban di jari tangannya. "Aku tak sengaja mendapati surat itu tertempel di belakang lukisan saat aku membantunya memindahkan benda itu ke ruang tengah. Dan bahkan—Alice tak mengetahui jika ada benda usang itu disana. Aku juga—yahh, menyembunyikan itu darinya. Tentu saja. Karena isinya benar-benar tak manusiawi. Mengerikan."
"Aku mendapatinya jauh sebelum kau menemuiku saat itu, James. Dan aku menahan keterkejutanku saat kau menunjukkan foto Megan padaku. Mereka terlalu mirip. Tapi aku yakin mereka berbeda. Karena beberapa segi wajahnya tak sama." Keylie melanjutkan dengan senyum simpul di akhir kalimatnya.
James memerhatikan dengan tajam, seakan mencari jawaban dari mata Keylie akan sebuah kejujuran yang lain. "Aku ingin lihat surat yang kau temukan."
Keylie memandang James yang nampak bersungguh-sungguh. Masalah ini sepertinya tak berhenti melainkan tengah mulai berputar seperti labirin yang menyesatkan bagi mereka.
"Surat itu ada di kamarku. Aku menyimpannya dengan baik."
"Kau bisa mengambilkan itu untukku?"
Wanita itu tertawa hambar. "Apa kau bisa membayarku dengan satu ciuman jika aku mengambilkannya untukmu?"
James melengos, tersenyum sengit dan manarik diri dari kursi restoran tempat mereka bertemu saat ini. "Aku katakan sekali lagi. Aku tak bisa menyentuhkan tubuhku pada wanita manapun kecuali Megan--"
"Jika itu Alice apa kau akan memberikannya?"
James terdiam dan merapikan jasnya yang sebenarnya tak perlu disentuh.
"Yash, I know Mr. James Arthur. Kau kembali jatuh cinta pada wanita yang sangat mirip dengan mendiang kekasihmu."
"Itu bukan urusanmu, Key."
"Apapun yang bersangkutan dengan Alice adalah urusanku. " Keylie mengikuti pria itu, berdiri dan mengambil tas jinjingnya dengan satu tangan lain yang tak berbalut perban. "Jika kau memang mencintainya. Jangan anggap dia Megan. Kau tak bisa menyamakan dua orang yang berbeda sekalipun wajah mereka terlihat sama. Atau kau hanyalah orang bodoh yang ada di atas muka bumi!"

KAMU SEDANG MEMBACA
ARCANE [End]
FanfictionJames Arthur telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Membuat pria itu merasakan kehilangan yang sanggup menghancurkannya dalam waktu sekejap. Namun siapa sangka jika dia menemukan hal lain setelah mendapati sebuah surat di balik lukisan...