•
•
•
•Gantar pun menatap Aji yang sedang memotret sebuah pohon yang ia jadikan objek.
"Lo mau foto pohon nya atau khodam pohon nya si ji?" tanya Gantar heran, sebab sangaji memfoto pohon sebegitu dekat nya.
Aji pun diam tak merespon, masih fokus pada kamera nya.
"Ji, bahagia ga sama Kinar?"
Aji yang sendari tadi tidak merespon Gantar sama sekali, tapi kali ini ia dengan cepat langsung menoleh, kerutan di dahi itu nampak.
Gantar pun menatap Aji dengan serius "ji, kinar bahagia kan? aji juga?"
Aji tidak bisa menjawab itu, sampai saat ini pun ia tidak pernah tau jawaban nya apa, seolah luluh lantah dengan semua pertanyaan sederhana itu Aji hanya terdiam.
Gantar pun tersenyum kikuk, seolah refleks Gantar pun berjalan mendekat pada Putra Brahmana yang terdiam sedang bingung atas pertanyaan tiba-tiba yang diberikan oleh Gantar tersebut.
Aji terdiam, jauh di dalam hati nya tersiksa ingin berteriak lantang bahwa luka nya juga tidak mengering jua, apa yang harus ia katakan? apakah jawaban jujur bisa ia berikan? apa itu tidak memalukan?.
Aji sadar, dirinya sangat amat berada di kata menyedihkan dan terlebih dari malu ia sadar ia sungguh amat pilu tapi kalau semua ini demi Kinar yang tersenyum biru akan aji usahakan sedemikian mungkin agar ia bisa melihat Kinar hidup dengan senyum.
Namun, sampai detik ini pun Aji tidak pernah melihat senyum tulus Kinar melengkung saat seperti bersama dengan putra Narakata yang selalu menjadi pemeran utama di dalam bayang gadis kesayangan nya itu, apa yang harus Aji jawab dari pertanyaan Gantar.
Jawaban yang harus di ucapkan sebenernya sesederhana itu ; Gantar, Kinar ngga akan pernah bahagia sama Aji.
Namun seolah bisu Aji hanya bisa tersenyum palsu merespon Gantar yang memberikan pertanyaan kelu itu "kalau gue, bahagia— sangat bahagia" kata Aji.
Gantar pun tersenyum mendengar nya, demi tuhan ini senyum tulus tanpa ada alibi di belakang nya.
Helaan nafas keluar dari pria dengan jaket merah itu, masih dengan senyum yang sama ia menatap Aji "aji, terimakasih udah nemenin banyak perjalan pelik dalam hidup gua tanpa lo mengeluh sekalipun, aji gua mohon bahagia lo akan selalu dan terus seperti itu. Aji gua sayang sama lo melebihi apapun dan gua mohon tetap bahagia ya ji?"
Jujur, hari ini Aji sangat tidak mengerti apa maksud dari putra narakata ini yang menurut nya sangat tiba-tiba aneh.
Sesaat setelah menepuk pundak Sangaji, panggilan dari seorang perempuan membuat kedua adam itu menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] ii. ASTRALOKA
Teen Fiction❝ kalau ada waktu untuk kembali, mau kembali atau tetap menetap dan melanjutkan nya? ❞ Pertanyaan itu mungkin bisa di jawab mudah bagi seseorang yang sudah mengikhlaskan masalalu nya, namun bagaimana jika belum? © lokarasi ft lintang, 2O22