•
•
•
"Gat, sekali lagi mau ga lo kejar Kinara demi gue?"
"maksud lo?"
dua adam ciptaan bumi pasundan itu terdiam saling menatap satu sama lain, satu diantara mereka memilih menyerah pada rasa yang menyuruh mereka kalah, bahkan perjuangan sepenuh hati demi akhir dari afeksi yang terbalas dinanti nyatanya tak ada perubahan, sisanya abu-abu.
"kenapa lo nyia-nyiain kinar gat?" tanya nya lirih
Gantar bterdiam, tangan nya mengepal kuat lantas menghela "gue ngga akan ganggu kalian lagi ji, maaf kemarin ngga tau diri tapi sumpah demi tuhan sehabis ini semuanya akan gue kubur apik, tapi satu yang harus lo tau gue ngga pernah nyia-nyiain kinar. gue udah berusaha ji dari awal buat mulai semua nya"
"lo berdua sama aja, apa yang bisa di kubur dari perasaan yang dua-duanya masih ada?" Aji menatap Gantar lekat, rasa emosi bercampur parau juga rasa sesak yang membuat dia harus mengakui bahwa, dia kalah telak tentang rasa kali ini "tapi disaat kinar udah sama gua, kinar maunya lo gat, narakata Gantarda bukan gue sangaji"
nanti kalau ini semua sudah selesai, sangaji berharap kinar bisa dibasuh dengan orang yang kinar ingin. tapi semoga kinar tidak lupa bahwa sejauh ini aji yang paling gigih untuk membasuh seluruh luka hasil cambukan semesta, semoga kinar bisa mengerti bahwa tokoh favorit dalam hidup aji adalah kinar yang pernah mengisi bait semu perihal asmarloka yang sebelumnya aji tidak pernah rasa. tapi sekarang aji ingin menepi, membasuh lukanya sendiri dulu. sabgaji meneyrah kinara.
sangaji sadar, kalau mereka adalah arah yang tidak memiliki titik temunya, keduanya lari terlalu kencang sampai akhirnya ada yang harus selesai, sampai suatu hari kinara akan berjalan ke belakang lagi, rasa nya tertinggal, hanya raganya yang aji miliki namun jiwanya masih dibawa pada dia ; putra narakata. sudah aji perisapkan bahwa akhirnya selalu akan ada pedih paling dalam, lantas harus berusaha lupa, apa yang bisa diharapkan dari kisah sepihak?. dilepaskan sakit, bertahan juga percuma. namun setidaknya sangaji pernah dimiliki puan sempurna seperti Kinara. walau sebenearnya aji itu rumit, berharap terlalu banyak pada hal yang tidak mungkin. atas dasar cinta sekarang sanagji sadar tentang ucapan bahwa cinta itu tidak punya mata, dan akhirnya melepaskan lah yang jadi nyata.
akhirnya sangaji menyerah, memilih untuk sudah "tuntasin rasa kalian, jangan bawa orang lain untuk luka masing-masing. kalian cuman memancing luka baru"
"sekarang gue udah ngga bisa aji, ada naraya-"
"naraya yang lo perlakukan layak nya kinara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] ii. ASTRALOKA
Novela Juvenil❝ kalau ada waktu untuk kembali, mau kembali atau tetap menetap dan melanjutkan nya? ❞ Pertanyaan itu mungkin bisa di jawab mudah bagi seseorang yang sudah mengikhlaskan masalalu nya, namun bagaimana jika belum? © lokarasi ft lintang, 2O22