ix. dunia sudah tidak menyajikan lagi cerita dari putra Narakata juga Kinara.

39 10 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Setelah mengantar Nara pulang tadi, Gantar kembali lagi untuk menyusuri jalan kota hujan setelah tadi mengirim pesan pada Aji barang kali ingin menghabiskan waktu nya di warung Bu Tuti untuk barangkali melepas rindu, biar pun kalau sampai sana bisa jadi keduanya terdiam sendu mengigat banyak nya kenangan yang terukir disana.

Gantar memutuskan untuk menjemput Aji, karna pasti si putih lagi ngamuk di awal bulan dan sangat membuang waktu kalau tiba-tiba mogok di jalan jadilah Gantar yang harus menjemput pria itu dan praduga Gantar kalau Aji pasti belum siap-siap.

Dan benar saja, saat sampai rumah berpagar putih tersebut tidak ada Aji yang berdiri di depan pagar seperti yang dijanjikan tadi, hanya ada bapa aji yang sedang bercengkrama dengan bunda yang sedang menyiram tanaman nya di depan.

Gantar pun berdecak, aji kebiasaan.

Lalu mau tidak mau Gantar pun memarkirkan mobil nya di sebrang rumah Aji yang terdapat halaman luas yang kosong lalu ia keluar dari mobil nya dan berjalan masuk ke arah pagar rumah aji.

"Assalamualaikum, bunda juga bapa" sapa Kinar pada bapa dan bunda yang sedang bercocok tanam di kebun.

Bunda tersenyum lebar, melihat Gantar "subahanallah Gantar, kamu kemana aja?"

Gantar pun tersenyum simpul dan mengaruk tengkuk nya yang tak gatal "banyak tugas bunda, sekarang juga lagi nge-band kan"

Bapa tersenyum ke arah Gantar, lalu membukakan gembok di pintu pager untuk pria itu "Gantar meni sombong ih, jarang tengokin bapa sama bunda disini"

Gantar pun terkekeh, lalu ia mencium tangan bapa dan bunda untuk bersalaman "bukan gitu pa, tapi emang Gantar teh jarang pulang juga ke rumah sibuk nge-band euy, bapa sama bunda apa kabar?" Tanya Gantar seusai bersalaman.

"Sehat atuh bapa sama bunda mah, tapi kangen kalian jadi sepi rumah biasanya empatan wae sekarang nang aji sama rasiana doang di rumah teh itu ge aji pulang na ge janari" kata bapa

Bunda pun mengaguk setuju "iya atuh ih, kalau tau gitu mah bunda buatin gagat pisang susu coklat kalau mau kesini mah, meni ga bilang bilang lagi"

Lagi-lagi senyuman Gantar terbit, ia selalu merasa hangat disini rasanya sangat damai dan juga ramai tidak dingin dan sepi seperti dirumah nya, segalanya sederhana disini tapi itu menjadi sesuatu yang sempurna jika di tilik lebih dalam lagi.

"Tadinya kesini cuman mau jemput aji doang sebentar, tapi lihat ada bunda sama bapa mau mampir dulu sebentar"

"Iya Aji tadi pamit katanya mau jalan sama Gantar, tuh anak nya" ucap bunda sembari menunjuk Aji yang keluar dari rumah, lelaki yang mengunakan jaket jeans coklat dengan celana denim itupun berjalan menghampiri Gantar.

[✓] ii. ASTRALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang