vi. Perihal hidup yang berantakan.

61 10 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Suhu ruangan cukup sejuk, tapi pancaran sinar dari jendela yang membuat silau, Gantar memiliki inisiatif untuk menutup jendela dengan tirai berwarna marun tersebut, studio di hari rabu sangat sepi ntah mengapa tapi dari hari ke hari Gantar nampak seperti pengangguran, harusnya anak menejemen sibuk sih tapi Gantar mah kelas aja banyak bolos nya, di tambah lagi ngga pernah ngerjain tugas jadi mungkin di saat teman-teman nya wisuda Gantar baru mau untuk serius kuliah.

saat sedang leha-leha santai, tiba-tiba sesuatu di saku celana nya bergetar dan tampilan nama dari siapa yang menelfon itu membuat Gantar menghembuskan nafas nya dengan lelah dan ia melihat 25 panggilan tidak terjawab, dan panggilan itu dari papa Gantar mulai penat hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat telfon tersebut.

"Gantar, ini papa dapet sp dari kampus mu! kamu bolos terus? ngga pernah ngerjain tugas juga katanya benar?"

Mendengar semua itu gantar memejamkan matanya takut-takut, lalu ia pun berdehem dan menjawab pelan "ya"

Dapat terdengar dari sebrang sana, gebrakan meja dan juga helaan nafas yang berat "Narakata!, sudah saya turuti semua mau kamu! apa sih yang kamu ngga pernah dapet? kamu mau mobil saya kasih, uang jajan kamu di penuhi kuliah kamu ngga usah mikir bayar nya gimana dan satu lagi bahkan ketika kamu bilang ingin kuliah di Bogor saja saya turuti sampai saya harus kehilangan puluhan juta karna membatalkan studi mu ke London!, Narakata saya hanya ingin kamu menjadi berhasil dengan mengikuti apa yang sudah saya arahkan! kamu hanya perlu fokus, narakata saya hanya berharap untuk kamu, demi kebaikan kamu!"

Gantar pun terdiam, menatap lantai yang dilapisi oleh karpet tersebut perlahan matanya memejamkan dan menarik nafas dalam-dalam "maaf, tapi Gantar ngga akan pernah bisa menuhi ekspetasi papa yang tinggi akan Gantar, ngga akan pernah bisa pa" lirih nya.

"Segi mana nya sih kamu ngga bisa gat?, kamu hanya tinggal duduk manis belajar juga lulus jadi sarjana dan lanjutin perusahaan papa hanya itu, urusan yang lain nya biar papa yang berjuang!"

"pikiran papa hanya itu-itu dan itu! hanya teriak tentang keinginan dan juga kemauan papa tanpa pernah lihat Gantar! ini gantar pah yang punya raga juga jiwa yang harusnya sepenuhnya bisa dikendalikan oleh diri sendiri tapi kenapa selalu dikendalikan dengan ambisi milik papa sih?!, pah Gantar juga ingin hidup dengan keputusan Gantar pah"

"keputusan kamu yang mana?, gelandang beralibi seniman itu? mau ngasih makan apa kamu sama anak istri kamu nanti?!"

"papa ko bisa memastikan itu?, papa pernah ngasih Gantar pilihan itu aja ga pernah!"

Hening untuk beberapa waktu, hingga akhirnya suara tegas itu berhasil membuat Gantar terdiam "sekarang kamu pilih, London atau selama nya kamu akan gagal?"

[✓] ii. ASTRALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang