i. jepretan berbeda dari mereka di lembar kedua.

540 31 3
                                    

Sedikit tentang Astraloka ;

   Narasi ini tercipta karna mengenal lintang— dan tidak luput juga dari sosok penting Nara dalam tercipta nya skenario ini hingga muncul banyak sosok baru yang membuat pelajaran paling berarti perihal perpisahan.

    Aji, Kinar, Rasa juga Gantar ; empat pasang remaja yang mencari kisah menuju kasih nya sendiri.

    Kini mereka sudah dewasa, menjadi pribadi dengan pemikiran yang berubah juga dan lagi— karya yang jauh dari kata sempurna ini di persembahkan untuk orang yang spesial ; lintang.

    juga untuk para pembaca yang mendukung cerita ini sampai sejauh ini, terimakasih.

sedikit cuplikan tentang Astraloka.

   Berpisah, sudah menjadi hal yang wajar dalam sebuah takdir ciptaan semesta.

    “kalau ada waktu untuk kembali, mau kembali atau tetap menetap dan melanjutkan nya?”

    Pertanyaan itu mungkin bisa di jawab mudah bagi seseorang yang sudah mengikhlaskan masalalu nya, namun bagaimana jika belum?

     Sedemikian rumit, namun sudah di bungkus rapih dalam ingatan sanubari yang menjadi perih, walaupun pada akhirnya untuk sebuah kepergian di ucapkan terimakasih karna pernah hadir dan mengisi bait semu yang kemudian jadi biru.

     "perihal rasa, sudah ku titipkan pada semesta buat kamu"

     "perihal kamu sudah ku doakan yang terbaik agar jadi satu, tapi bukan kita"

     "dan perihal kita?"

    "hanya sebuah elegi mati, jatuh dan hanya sampai disini"

     dan lagi, dan lagi selalu ada sua untuk pertemuan dan usai untuk perpisahan— dan lagi, dan lagi akan selalu ada tangis di akhir lalu semua nya akan benar-benar berakhir.

     semua akan terulang, begitu seharusnya daur hidup yang sudah di tetapkan, etalase semesta, rentetan kisah menuju kasih , juga memori senang yang terkenang itu semua akan menjadi akhir dari sebuah perjalanan, hidup.

    rotasi hidup begitu adanya, hanya akan memegang yang telah berlalu juga menyambut untuk kedatangan yang baru.

    Dan suatu hari nanti, mungkin panggilan untuk kita dari masing-masing akan asing, tapi ingat lah satu hal ;

      Kala raga sudah termakan bumi, kala ruh sudah di kelangitkan, kala kaki yang sudah tak bisa berpijak, dan kala nama yang hanya menjadi nisan, satu hal yang perlu kau tahu, kita abadi selamanya dibumi sebagai kenangan yang tak terpisahkan.

    Semua akan terkenang, semoga pun dengan kenangan mu mengenangku hanya sebatas yang senang senang saja.

    tapi sebelum itu, sebelum kita menyambut pada sebuah kenangan— mari kita menyambut awal perjalanan nya terlebih dahulu, bagaimana festival jatuh hati terjadi kembali, dan bagaimana festival patah hati jadi akhirnya lagi.

[✓] ii. ASTRALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang