xxi. tentang jatah gagal sebagai manusia

23 3 0
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jam menunjukkan pukul tujuh lewat satu, di sabtu pagi.

Gantar menuruni anak tangga, ia melihat adiknya yang sudah rapih dengan menggunakan tas selempang

"mau kemana ndin? bukanya hari sabtu kamu libur ya?" tanya Gantar berjalan menuju meja makan

Randin pun mengaguk "iya memang libur, aku mau belajar sama temen ku"

Gantar hanya mengaguk, lantas berjalan menuju kursi meja makan dan duduk disana, di depan nya sudah tersaji kopi dan nasi goreng pasti buatan mami.

"ndin sebelum pergi makan dulu" ajak Gantar yang melihat kursi Randin sudah di sediakan nasi goreng, hari ini penghuni rumah seperti nya sudah pergi sedari tadi, terlihat hanya ada dua piring nasi goreng dan sisanya sudah raib ntah kemana

"iyaa" gadis itu urung memakai sepatu, setelah mendengar ucapan Gantar lantas duduk disamping kakanya itu dengan lesu.

Gantar yang melihat Randin nampak lesu pun menoleh, memperhatikannya lekat lalu bertanya "kenapa?"

"Bang Gagat, Randin mau linjur" bisiknya pelan-pelan

Gantar pun mengerenyitkan dahinya bingung "bukanya kamu mau masuk kedokteran?"

Randin mengeleng lemas, lantas sedetik kemudian menghela "mau masuk ilmu komunikasi, mau jadi jurnalis"

"terus papi?, bukanya kamu udah didaftarin ke universitas di jerman buat ambil kedokteran?" tanya Gambar, Randin pun lagi-lagi menghela, ketara sekali lelahnya dan Gantar amat sangat paham tentang rasa itu

"bang, bantuin ndin" ucap nya dengan nada yang terlanjur pasrah.

Gantar terdiam, bukan ia tidak mau membantu namun ia sendiri pun masih buntu, tentang apa yang terjadi kemarin, dan tantang yang baru saja ia ketahui, perihal perjalanan orang-orang di masalalu yang membuat ia tumbuh seperti ini.

Tentang rentan waktu, yang membuat beberapa perjalanan kelu

Tentang papa, luka terberat seorang Narakata yang ternyata menyimpan ribuan tangis yang dibungkus rapih dalam sebuah ambisi

"kamu adalah duplikasi sempurna yang tuhan cipta Gantar, kamu adalah duplikasi sempurna papa mu"

Kata sempurna memang cukup asing di telinga Gantar, namun malam itu saat dimana mami menunjukkan banyak foto-foto lampau dari album masalalu yang tiap-tiap lembar nya mengundang pilu dari putra Narakata.

[✓] ii. ASTRALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang