Juu Go

4.2K 596 365
                                    

Hiyori yang sudah bangun dari tidurnya menatap ke arah aku yang masih tidur dalam pelukan Zoro.

'Mereka berdua terlihat begitu serasi.'Pikir Hiyori.

"Shikashi, ini sudah sore hari. Jika kita tetap ingin ke Ringo, kita harus jalan sekarang. Aku harus membangunkan mereka berdua."Gumam Hiyori.

Lalu Hiyori pun menggerakkan tubuhnya untuk mendekat ke arah-ku, dan kemudian mengulurkan satu tangannya untuk mengguncang tubuh-ku supaya aku bangun dari tidur-ku.

Tapi lalu Hiyori terkejut karena tiba-tiba saja satu tangannya yang terulur itu di cengkram begitu sangat erat oleh tangan Zoro sampai dia meringis sangat kesakitan karena rasanya tangannya hampir hancur akibat cengkraman itu. Kemudian dia melihat ke arah Zoro yang sedang menatapnya dengan waspada dengan tatapan tajamnya.

Tapi lalu dia melihat kalau Zoro tampak tersadar kalau itu hanya dirinya. Membuat Zoro langsung melepaskan cengkeramannya yang begitu erat itu pada tangan Hiyori.

"Ah, maaf. Aku pikir kau ninja lainnya yang mau menyerang (Namamu)."Ucap Zoro datar sambil menaruh kembali satu tangannya untuk melingkar di pinggang-ku, sedangkan tangan lainnya masih berada di bawah kepala-ku untuk menjadi bantal.

"U-Uhm. Itu tidak masalah."Ucap Hiyori sambil menarik satu tangannya yang tadi terulur.

'Kewaspadaan Zorojuro-san tinggi sekali jika menyangkut O-(Namamu)-san. Tulang tangan-ku hampir hancur.'Pikir Hiyori sambil mengelus tangannya yang terasa begitu sakit akibat cengkraman kuat Zoro tadi.

"Ada apa kau ingin menyentuhnya?"Tanya Zoro sambil menatap tajam ke arah Hiyori.

"A-Ah... Itu... Hari sudah sore. Jika Zorojuro-san tetap ingin ke Ringo, sebaiknya kita berangkat kesana sekarang sebelum gelap."Ucap Hiyori.

"Begitu ya."Tanggap Zoro.

Zoro lalu menatap ke arah-ku yang masih tidur dengan begitu pulas-nya di dalam pelukannya. Kemudian dia mengingat apa yang di ucapkan perempuan kecil tadi.

"Tapi aku sudah lama mencintainya."

'Badum badum badum.'

Jantungnya kembali berdegup dengan begitu sangat cepatnya karena mengingat itu.

Meskipun sedang tidur, tapi Zoro dapat mendengar semua percakapan perempuan kecil yang ada di pelukannya ini dengan adiknya Momo itu.

Pada saat mendengar itu, rasanya dirinya ingin membuka matanya, kemudian langsung mencium bibir perempuan kecil itu sambil memeluk tubuhnya begitu erat, tapi sayangnya ada adiknya Momo. Zoro tak mau perempuan itu mengganggu momen kebahagiaannya saat mencium (Namamu).

Dalam diam, Zoro tersenyum karena akhirnya dia mengetahui perasaan perempuan kecil itu yang ternyata memiliki perasaan yang sama dengannya. Untung saja raut wajahnya tidak terlihat karena dia menghadap ke perut perempuan kecil itu.

Tapi kemudian dalam diam itu, tiba-tiba saja Zoro teringat ciuman perempuan kecil ini dengan Torao, serta perasaan Luffy yang kemungkinan besar mencintai (Namamu) juga, membuat senyumnya perlahan menghilang.

'Mungkin... Aku harus menahan untuk menjadikannya milik-ku sedikit lebih lama lagi. Mungkin saat perang selesai. Takutnya aku harus bertarung dengan Luffy ataupun Torao karena masalah ini.'Pikir Zoro.

Setelah mengingat hal itu, Zoro lalu menggerakkan telunjuknya untuk menoel-noel pipi-ku.

"Engghh..."Tanggapku yang merasa terganggu tidurnya, tapi tidak terbangun dan malah semakin mendekatkan tubuh-ku dengan tubuh Zoro.

Zoro tersenyum melihat tanggapan-ku, lalu menoleh menatap ke arah Hiyori.

"Ya. Ayo kita berangkat sekarang."Ucap Zoro sambil bangkit terduduk sekaligus memposisikan tubuh-ku yang masih tertidur di atas pangkuannya.

One Piece 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang