San

4.6K 718 282
                                    

(Namamu) One Piece POV.

Aku terus memeluk Zoro dengan begitu erat selama beberapa saat dengan berlinangan air mata.

Aku tak bisa membohongi perasaan-ku kalau aku begitu merindukan laki-laki menyebalkan ini meskipun dia sudah mengabaikan aku saat di Zoe. Sangat merindukannya.

Sementara itu Zoro hanya terdiam sambil membalas pelukan-ku dan menatap tajam ke arah Laxus yang juga sedang menatap tajam ke arahnya sambil mengepalkan jemari tangannya.

'Aku... Benar-benar merindukan laki-laki ini. Sangat. Saat ini rasanya aku ingin memeluknya selamanya.'Pikirku sambil mengeratkan pelukan-ku pada tubuh Zoro.

'Siapa laki-laki kuning itu? Kenapa dia bersama (Namamu)?'Pikir Zoro sambil menatap tak senang ke arah Laxus yang juga sedang menatapnya dengan tak senang.

"Zoro..."Panggilku sambil terus memeluknya.

"Hm?"Tanggap Zoro.

'Aku merindukan-mu. Sangat merindukan-mu.'Pikirku.

"Apa saking bodohnya diri-mu sampai membuat-mu tersesat di dunia dimensi yang berbeda?"Ucapku yang membuat perempatan langsung muncul di kepala Zoro.

"Jangan mengucapkan hal yang menyebalkan saat kita baru bertemu, kerdil."Ucap Zoro kesal yang membuat aku terkekeh karena sudah sangat lama aku tidak mendengar kekesalan Zoro, sudah setahun lebih dan jika di tambah waktu saat aku terjebak di lacrima, itu berarti sudah delapan tahun.

"Aku senang melihat-mu lagi."Ucapku sambil mengeratkan pelukan-ku.

"Aku juga."Balas Zoro yang membuat jantung-ku menjadi berdegup lebih cepat dari biasanya dan wajah-ku menjadi terasa hangat.

Aku pun tersenyum, lalu menghapus air mata-ku dan kemudian melepas kedua tangan-ku yang melingkar di tubuh Zoro, tapi kedua lengan Zoro tetap melingkar di pinggang-ku.

Lalu aku menatap wajah Zoro sambil tersenyum dan kemudian aku mengangkat kedua tangan-ku untuk memegangi kedua rahang pipi Zoro supaya bisa aku gerakkan untuk lebih menunduk dan aku bisa melihat wajahnya lebih dekat.

"Nani?"Tanya Zoro.

"Tidak, wajah-mu tidak berubah. Tetap terlihat menyebalkan."Ucapku sambil tersenyum dengan pipi yang bersemu kemerahan dan mengelus rahang tegas milik Zoro.

"Sudah aku bilang, jangan mengucapkan sesuatu hal yang menyebalkan di saat kita baru bertemu."Ucap Zoro.

"Aku kan hanya ingin mengucapkan fakta."Ucapku sambil jemari tangan-ku terus menelusuri wajah tampannya yang aku rindukan itu.

"Kau memang benar-benar perempuan menyebalkan."Tanggap Zoro.

"Kau lebih menyebalkan. Sudahlah, kita jangan berantem dulu. Ada hal yang penting yang harus kita bahas, kan? Seperti kenapa dan bagaiman kau ada di sini."Ucapku.

"Kau yang memulai, kerdil!"Pekik Zoro garang.

"Berhentilah memanggil-ku kerdil, Marimo bodoh!"Pekikku garang.

"Hah?! Siapa yang kau panggil Marimo?!"Pekik Zoro garang.

"Sudah aku bilang, kita jangan bertengkar dulu! Kita harus bicara serius, bodoh!"Pekikku garang.

"Hah! Baiklah, tapi tak bisakah kita bicara di tempat sepi yang bisa kita berdua saja?"Ucap Zoro.

"Tinggal jawab pertanyaan-ku saja, apa susahnya sih?"Ucapku sebal.

"Ha'i, ha'i."Tanggap Zoro dengan nada malas.

"Jadi, gimana? Kau gimana caranya datang ke tempat ini?"Tanyaku sambil terus mengelus rahang tegasnya.

One Piece 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang