•Cerita 1: _Kesempatan

8.2K 82 0
                                    

Seorang pria tampak turun dari taksi online yang ditumpanginya. Sopir membunyikan klakson tanda pamit dan pria itu pun mengiyakan sembari mengangkat tangan kanannya. Setelah taksi melaju pergi, pria itu menoleh menatap rumah yang berada di depannya. Dia menghela napas pelan, lalu melangkahkan kakinya memasuki pekarangan rumah.

Setelah melewati pagar rumah yang terbuka, kedua netranya mengamati sekeliling. Banyak hal yang ternyata sudah berubah sejak terakhir kali dia tinggal di sana. Tepat di sebelah rumah itu, telah dibangun sebuah rumah yang lebih besar dan lebih bagus. Tapi rumah yang baru itu tampak terhubung dengan rumah yang lama. Hingga kedua rumah itu tampak seperti satu rumah dengan ukuran yang besar. Apalagi renovasi yang sudah dilakukan pada rumah yang lama, membuatnya terlihat semakin bagus dan rapi.

Rumah yang dulu bercat biru langit, kini telah berganti warna menjadi berwarna peach. Pagar rumah pun sekarang sudah kokoh terpasang. Garasi mobil yang dulu belum rampung pembangunannya, kini juga tampak telah selesai. Pria itu berpikir, mungkin mobil yang ada di dalamnya pun adalah mobil yang mahal, mengingat perubahan drastis rumah itu sekarang.

Dia memang mendengar tentang pernikahan mantan istrinya hampir dua tahun yang lalu dari anak pertama mereka. Setelah menjanda dua tahun, mantan istrinya akhirnya memutuskan untuk kembali membina rumah tangga. Padahal pria itu masih ingat ucapan mantan istrinya, jika ibu kandung kedua anaknya itu mungkin tidak akan menikah lagi. Tapi ternyata mantan istrinya itu menikah juga pada akhirnya.

"Mas Wahyu? Benar Mas Wahyu ya?" sapa Mbak Yatri.

Pria bernama Wahyu itu pun menoleh ke arah suara wanita yang menyapanya. Dia lalu tersenyum dan mengulurkan tangan, ingin menjabat tangan Mbak Yatri yang merupakan asisten rumah tangga di rumah itu. Wahyu tentu masih mengenali wanita itu karena dialah yang meminta Mbak Yatri untuk bekerja di rumah itu, membantu pekerjaan rumah istrinya dulu.

"Apa kabar, Mbak Yatri?" sapa balik Wahyu.

"Ternyata Mas Wahyu masih ingat saya," balas Mbak Yatri ramah sembari membalas uluran tangan Wahyu.

"Mbak gak banyak berubah, jadi saya gak mungkin pangling. Mbak masih bekerja di rumah ini?" ucap Wahyu.

"Tadinya saya sudah berhenti setelah Mas Wahyu dan Mbak Rima berpisah. Dan saya juga kehilangan suami saya, Mas," tutur Mbak Yatri.

Wahyu mengernyit heran. Seingatnya, suami Mbak Yatri dulu memang stroke. Apakah suaminya sudah sembuh lalu kembali berbuat ulah dengan berselingkuh lagi, Wahyu hanya bisa bertanya dalam hati. Dia lalu berdehem sebentar.

"Mm..... kehilangan gimana maksudnya, Mbak? Bercerai juga seperti saya dan Rima?" tanya Wahyu hati-hati.

Mbak Yatri menggeleng. "Bukan, Mas. Suami saya meninggal dunia setelah kondisinya menurun."

"Innalillahi wa innailaihi rajiun. Maaf, Mbak..... saya gak dengar soalnya dulu..... jadi saya belum tau," balas Wahyu.

"Gak apa-apa, Mas. Waktu itu kan Mas juga sudah pulang ke tanah kelahiran Mas. Mungkin itu juga yang terbaik untuk suami saya setelah dia sakit lumayan lama," ucap Mbak Yatri.

Wahyu hanya bisa mengangguk karena tidak tahu harus menanggapi bagaimana. Hidupnya sendiri lumayan berantakan setelah perceraiannya dengan Rima. "Mbak mau kemana ini?"

"Owh, ini saya mau ke warung dulu. Mas Wahyu masuk saja. Mbak Rima sama anak-anak ada di dalam. Mas Daffa, suaminya Mbak Rima juga ada di rumah kok Mas," ucap Mbak Yatri.

Wahyu mengiyakan, lalu Mbak Yatri pun pamit pergi. Wahyu kemudian melangkah lagi, lalu melepaskan sepatunya di teras rumah.

"Assalamu'alaikum," ucap Wahyu.

Kumpulan "ONESHOT STORY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang