•Cerita 25: _Setelah Bercerai

617 58 21
                                    

Adissa membereskan tumis tempe dan kacang panjang serta telur ceplok yang berada di atas meja makan, kemudian menutupinya dengan tudung saji. Dia menghela napas pelan saat mengingat sang suami--Fajar memilih untuk tidak sarapan dan hanya minum secangkir kopi. Suaminya memprotes karena dirinya yang selalu hanya memasak hidangan sederhana, hingga memilih untuk tidak makan di rumah.

Fajar seakan tidak mau tahu kalau uang belanja 100 ribu seminggu yang dia berikan pada Adissa tidak bisa mencukupi kebutuhan rumah. Lelaki itu masih saja suka memprotes apa yang Adissa masak. Padahal untuk mencukupi kebutuhan rumah, Adissa diam-diam ikut bekerja menjahit di rumah Bu Wulan, tetangga yang tidak jauh dari rumah kontrakan mereka. Dengan upah yang dibayarkan setiap hari oleh Bu Wulan, dia bisa membelikan susu untuk anaknya--Azka dan menyisihkan untuk memenuhi kebutuhan rumah.

Baru saja Adissa memegang sapu, terdengar suara notifikasi pesan masuk dari ponsel Fajar dari arah kamar. Adissa pun segera meletakkan sapunya dan bergegas menuju ke kamar. Dia yakin ponsel suaminya itu pasti tertinggal. Saat meraih ponsel itu dan membaca sedikit pesan masuk dari layar depan, dia pun menautkan kedua alisnya.

"Nama kontaknya Mahmudin..... tapi kok manggil sayang?" gumam Adissa.

Karena curiga, Adissa pun menekan beberapa angka sebagai sandi layar sesuai yang pernah diintipnya saat Fajar membuka ponsel. Dan ternyata berhasil. Suaminya belum mengganti angka sandi kunci layar ponsel tersebut.

Mahmudin:

"Sayang, jadi kan kita ketemu di warung makan langganan kita, sarapan bareng?"

Adissa langsung paham bahwa pesan itu bukan dikirim oleh seorang lelaki. Dia lalu menggulir layar untuk melihat isi room chat suami dan si pengirim pesan. Beberapa saat kemudian, dia termangu saat mendapati banyak chat mesra di antara suaminya dan kontak bernama Mahmudin tersebut. Sang suami memanggil "Mamah" dan si pengirim pesan memanggil suaminya "sayang". Dia bahkan mendapati pap foto-foto seksi dari pengirim pesan.

Dari mulai awal bertukar pesan, Adissa tahu jika mereka sudah tiga bulan ini berhubungan. Dia kemudian juga tahu jika si Mahmudin ini merupakan istri orang dan sudah mempunyai seorang anak perempuan yang masih duduk di bangku TK. Sepertinya setelah mengantar sekolah anaknya, Mahmudin dan Fajar bertemu untuk sarapan bersama.

"Ternyata kamu memang selingkuh lagi, Mas," ucap Adissa lelah.

Dia kemudian menoleh ke arah ranjang dan memandangi anak lelakinya yang masih terlelap. Lalu dia mendengar suara motor memasuki area rumah kontrakannya. Dia mengenali suara motor itu yang tak lain adalah motor suaminya. Dia pun bergegas keluar kamar untuk menemui sang suami.

"Kamu buka hp-ku ya?" cecar Fajar saat melihat Adissa membawa ponsel miliknya ke ruang tamu. Lelaki itu segera merebut ponsel itu. "Lancang kamu itu, Dis."

"Mas selingkuh lagi? Dan sama istri orang lagi? Mas nggak takut ketahuan suaminya? Nanti bisa-bisa Mas dibuat babak belur kalau ketahuan," ucap Adissa.

"Suaminya kerja di luar kota. Pulang seminggu atau dua minggu sekali, jadi nggak bakal ketahuan," balas Fajar.

"Mas sadar nggak sih, sudah tiga kali ini loh Mas selingkuh. Mas nggak takut dosa?" tanya Adissa.

Fajar berkacak pinggang. "Nggak usah lebay deh kamu! Aku nggak pernah meniduri mereka ya. Kami cuma bertukar pesan sama makan bareng aja kalau ketemu.  Nggak pernah melipir ke motel."

"Tetap aja itu namanya selingkuh, Mas. Suami perempuan itu pasti bakalan nggak terima kalau tahu," ucap Adissa.

"Suaminya nggak bakal tahu. Kamu nggak usah ribet deh, Dis! Kalau udah bosan, aku juga bakal putusin perempuan itu..... Sama seperti pacar-pacarku sebelumnya," balas Fajar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan "ONESHOT STORY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang