•Cerita 24: _Sekedar Kesepakatan (2)

1K 60 17
                                    

Mayra terjaga dari tidur di jam seperti biasa. Meskipun dia baru tidur pukul tiga pagi, tapi karena merasakan tubuhnya seperti remuk dan ngilu, dia pun tetap bangun di jam biasa dia terbangun. Tubuh polosnya tidur bersandar pada dada bidang Gara yang mendekapnya dari belakang. Suaminya itu pun hampir sama polosnya dengan dirinya, tapi lelaki itu sudah mengenakan boxer-nya kembali.

Mood Mayra memburuk seketika saat mengingat kejadian semalam. Malam pertama mereka. Rasanya perempuan itu ingin marah dan meneriaki sang suami yang sudah ingkar janji. Lelaki itu dulu berkata akan memberinya waktu satu tahun untuk mereka melakukan malam pertama. Tapi ternyata, karena dirinya dinilai sang suami melakukan kesalahan berulang kali dalam satu waktu, suaminya itu kemudian menghukumnya dengan meminta hak malam pertamanya secara paksa. Dirinya sungguh merasa tak punya arti sama sekali untuk sang suami. Lelaki itu selalu saja bertindak semaunya sendiri tanpa memikirkan apa keinginannya. Mungkin karena dirinya bukan perempuan yang dicintai sang suami, maka dari itu suaminya tak pernah mau tahu bagaimana perasaannya.

Dengan menekan rasa tidak nyaman dan menahan rasa ngilu, Mayra pun turun dari ranjang setelah melepaskan dekapan Gara dengan hati-hati. Dia mengambil setelan piyama yang lelaki itu letakkan di atas nakas semalam setelah menggendong dan membantunya membersihkan diri. Semalam, setelah keluar dari kamar mandi, sang suami tidak memakaikannya piyama kembali, tapi langsung membaringkannya dan memeluk tubuhnya untuk segera suaminya ajak beristirahat.

Setelah berhasil memakai piyamanya, Mayra pun berjalan hati-hati menuju ke kamar mandi. Hingga tak lama kemudian, perempuan itu menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya di dalam sana. Saat merias wajah pun dia juga membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk menutupi bercak-bercak kemerahan di leher putihnya.

Setelah selesai bersiap, Mayra tidak berniat membuka gorden, membereskan kamar atau menyiapkan pakaian Gara. Perempuan itu memilih untuk keluar dari kamar mumpung suaminya belum bangun. Hari ini untuk pertama kalinya seorang Gara tidak bangun tepat waktu. Mungkin efek kelelahan semalam, membuat lelaki itu nyaman terbuai mimpi.

Setelah tiba di lantai bawah dengan berjalan hati-hati menuruni tangga, Mayra sempat menyapa ART yang berpapasan dengannya. Dia menuju ke halaman belakang, lebih tepatnya ke kolam ikan hias yang dirawat dengan sangat baik oleh tukang kebun. Setelah meraih pakan ikan, Mayra duduk di kursi batu di pinggir kolam, lalu memberi makan ikan sembari berjemur pagi.

Perempuan itu menyunggingkan senyum tipis saat melihat semua ikan yang datang menyerbu pakan yang baru saja dia lemparkan. Ada binar hangat di netranya saat menyaksikan ikan-ikan itu makan.

"Enak sekali ya jadi ikan..... meskipun berebut makanan, tapi nggak pernah berkelahi dan menyakiti satu sama lain. Beda sekali dengan manusia," batin Mayra.

Tanpa Mayra sadari, dirinya sudah hampir setengah jam duduk di kursi batu itu. Meskipun tubuhnya sudah mulai merasa hangat, tapi dia belum berniat beranjak. Dia ingin merilekskan tubuhnya dengan terpaan hangat mentari pagi.

"Waktunya sarapan, Ra," ucap Gara yang kedatangannya tidak Mayra sadari.

Perempuan itu pun sedikit berjengit kaget. "Aku masih ingin berjemur. Kalau sudah lapar, silahkan makan lebih dulu."

Gara tidak menyahut. Dia memperhatikan wajah Mayra yang masih asik memandangi ikan tanpa berniat menoleh padanya. Dia yakin istrinya itu masih belum terima dengan malam pertama mereka yang terjadi semalam.

Gara kemudian membungkuk, lalu mengangkat tubuh Mayra tanpa kesulitan. Lelaki itu kemudian duduk di kursi batu yang Mayra tempati tadi dan mendudukkan sang istri di atas paha kanannya. Kedua tangannya melingkari perut Mayra dan dagunya dia letakkan di bahu kiri istrinya itu.

"Kak..... malu dilihat orang," protes Mayra sembari ingin beranjak.

Tapi Gara menahan dengan mengeratkan rangkulannya. "Nggak ada yang lihat, Ra..... Lagi pula nggak ada masalah juga kalau dilihat orang. Kita sudah menikah..... bukan hal aneh seperti ini. Sudah, kamu diam saja lihat ikan makan. Kakak mau berjemur pagi juga." Lelaki itu lalu mengecup bahu kiri sang istri. "Ternyata melakukan malam pertama menguras energi juga..... Kondisi kamu gimana, Ra? Masih sakit seperti semalam? Untuk jalan normal bisa..... atau sakit?"

Kumpulan "ONESHOT STORY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang