•Cerita 14: _Tanggung Jawab

1.4K 72 48
                                    

Luna menuruni tangga dengan langkah tak bersemangat. Bangun tidur tadi dia merasa sedikit kurang enak badan. Sebenarnya dia masih ingin melanjutkan tidur, tapi hari ini masih merupakan hari ujian kelulusan dilaksanakan. Jadi mau tak mau dia harus tetap berangkat ke sekolah.

"Pagi, Ma..... Ayah mana, Ma?" sapa Luna pada Amira sang Mama tiri yang baru saja muncul dari dapur.

Sembari meletakkan makanan yang dibawanya, Amira tersenyum lalu menatap Luna. "Pagi, sayang. Ayah di dapur..... sedang membuatkan sandwich untuk adikmu."

Luna mengangguk kemudian beranjak ke dapur, meninggalkan Amira yang sibuk menata meja makan dengan dibantu Bi Marni.

"Ayah..... aku ingin minum jahe hangat buatan Ayah. Kangen deh, sudah lama Ayah nggak membuatkannya untukku," ucap Luna setelah berdiri di samping sang Ayah.

"Sekarang sudah waktunya sarapan dimulai, Lun..... Nggak akan keburu kalau harus membuat minuman jahe juga. Nanti sore saja ya Ayah buatkan," balas Rendra--Ayah Luna.

Pria itu mengecup kening Luna lalu keluar dari dapur sembari membawa piring berisi sandwich buatannya. Mau tak mau Luna pun mengekori sang Ayah menuju ke ruang makan.

"Wah, Papa beneran membuat sandwich untukku? Papa memang yang terbaik deh," ucap Dion antusias.

Rendra memang pria yang pandai memasak. Orang yang pernah mencicipi masakannya, pasti akan memuji hasil masakannya yang memang lezat. Pria itu mengusap kepala Dion setelah meletakkan piring sandwich di hadapan putranya itu.

Luna memperhatikan sekilas Dion yang terlihat antusias memakan sandwich. Luna kemudian mengambil selembar roti tawar dan mengolesinya dengan Nutella. Dia memakannya dalam diam sembari mengecek ponsel miliknya.

Luna memiliki nama lengkap Luneta Narendra Arumi. Dia lebih suka orang-orang memanggilnya Luna. Sang Ibu--Arumi--meninggal setelah melahirkannya karena mengalami pendarahan hebat. Untuk membantu merawat Luna kecil, Ayahnya kemudian menikah dengan Amira saat Luna berusia 2 bulan. Amira sendiri memang sudah lama bersahabat dengan Rendra dan Arumi.

Setelah menikahi Amira, Rendra pindah ke rumah Amira yang merupakan hadiah pernikahan dari orang tua Amira. Rumah yang tentu saja lebih besar dari rumah Rendra karena keluarga Amira memang merupakan keluarga berada. Letak rumah itu pun hanya terletak di seberang jalan rumah orang tua Amira.

Setelah 2 bulan menikah, Amira kemudian diketahui sudah mengandung 4 minggu. Hingga untuk mengurus Luna kecil, Amira dan Rendra sepakat untuk menggunakan pengasuh. Saat Dion lahir, mereka menambah satu pengasuh lagi untuk membantu mengurus Dion kecil.

"Bagaimana sekolah dan ujianmu, Dion?" tanya Rendra.

Dion mengangguk. "Sebenarnya kalau aku nggak sekelas dengan Luna, aku pasti sudah jadi bintang kelas, Pa. Tapi aku harus berpuas diri selalu jadi yang kedua karena kalah dari Luna."

"Itu salahmu sendiri karena dulu minta sekelas dengan Luna. Kakakmu ini cerdas seperti Ibu Arumi, jadi wajar jika Luna selalu juara kelas..... Bahkan kakakmu jadi langganan penerima bea siswa karena kecerdasannya," ucap Amira.

Meskipun usia Luna dan Dion terpaut satu tahun, tapi karena saat kecil mereka sangat dekat, Dion meminta sekolah bersama dengan Luna. Dulu di mana ada Luna, pasti ada Dion. Tapi setelah menginjak kelas 9, mereka mulai sibuk dengan teman mereka sendiri. Hingga saat ini, hubungan mereka tak lagi sedekat waktu kecil dulu, meskipun hubungan mereka tetap baik.

"Ujianmu lancar juga kan, Lun?" tanya Amira.

"Lancar, Ma," jawab Luna.

"Sudah punya gambaran nanti mau kuliah di kampus mana?" tanya Amira lagi, yang kemudian diangguki oleh Luna.

Kumpulan "ONESHOT STORY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang