‼️‼️‼️‼️‼️
▪︎》AREA 20++
_
_
_Kiara keluar dari pintu dapur menuju ke ruang keluarga sembari membawa nampan berisi segelas kopi, segelas teh dan sepiring pisang goreng dengan asap yang masih mengepul. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul sebelas malam, tapi dia dan sang adik laki-laki masih belum merasakan kantuk.
"Kamu ini nonton tv, tapi sibuk sama hp terus dari tadi," ucap Kiara sembari meletakkan nampan yang dibawanya ke atas karpet yang membentang di depan televisi.
Dimas yang duduk bersila dengan bersandar sofa itu hanya menampilkan cengirannya. Dia lalu meletakkan ponselnya dan mengambil satu pisang goreng yang tampak menggugah selera. "Lagi chattingan sama Ibnu, Mbak. Katanya dia sama Bibi sudah selesai ngepak barang-barang. Besok pagi Kang Danu yang bakal nganterin mereka ke sini."
Kiara yang juga sudah duduk selonjoran dan bersandar ke sofa pun mengangguk, kemudian menghela napas dalam. "Nggak terasa ya, Dim..... sudah satu bulan lebih Ayah dan Ibu ninggalin kita."
Dimas menunduk sebentar, lalu merebahkan kepalanya ke pangkuan sang kakak. "Sudah satu bulan juga kita selalu ngopi dan ngeteh larut malam gini karena ngerasa rumah sepi..... nggak bisa tidur karena kangen sama Ibu dan Ayah."
Kiara mengelus rambut sang adik. "Demi mewujudkan mimpi Ayah sama Ibu, Mbak bakal berusaha giat menabung untuk kamu kuliah nanti."
"Masih lama, Mbak..... masih tiga tahunan lagi. Mbak sendiri gimana? Beberapa bulan lagi kan Mbak lulus SMA?" balas Dimas.
"Ya nggak gimana-gimana..... Setelah lulus Mbak bakal lanjutin usaha toko sembako kita. Nanti kan dibantu Bibi juga," ucap Kiara.
"Mbak yakin nggak pengen lanjut kuliah? Dulu kan Ayah pernah bilang pengen lihat Mbak kuliah..... terus pengen lihat Mbak kerja kantoran," balas Dimas.
Kiara tersenyum sendu. "Itu kan dulu waktu Ayah sama Ibu masih ada..... Sekarang kita berdua sudah yatim piatu..... Mbak sekarang punya tanggung jawab yang lebih besar lagi, Dim. Mbak harus lanjutin usaha toko sembako buat menopang perekonomian kita dan menyambung hidup ke depannya. Mbak boleh nggak jadi kuliah, tapi kelak kamu yang harus tetap kuliah. Dan Mbak bakal berusaha mewujudkan hal itu."
"Makasih ya, Mbak..... Mbak jadi harus berkorban kayak gini..... jadi tulang punggung menggantikan Ayah..... demi masa depanku. Aku janji aku bakal giat belajar," ucap Dimas.
"Kelak kamu harus jadi orang sukses ya," balas Kiara tersenyum hangat.
Dimas mengangguk antusias. "Dan Mbak adalah orang pertama yang bakal aku bahagia'in kalau aku jadi orang sukses."
Kiara menanggapi perkataan adiknya dengan tawa kecil. Setelah mengelus rambut Dimas lagi, dia pun menyuruh sang adik untuk meminum kopinya. Kemudian mereka berdua pun kembali mengobrol sampai lewat tengah malam.
Hingga keesokan harinya, pukul enam pagi, mobil yang membantu Bibi mereka mengangkut barang terlihat memasuki halaman rumah. Keduanya pun membantu Bibi mereka, juga Ibnu--sang sepupu, serta Kang Danu untuk menurunkan barang-barang dari atas mobil pick up.
Ibu Ibnu merupakan adik kandung Ayah Kiara serta Dimas dan sudah berstatus janda. Saat Ayah Kiara masih hidup, beliau ikut membantu perekonomian adiknya itu. Dan beberapa hari yang lalu, pemilik kontrakan meminta Ibnu dan ibunya untuk keluar dari kontrakan karena akan ditempati orang baru yang bersedia membayar lebih tinggi. Mengetahui hal itu, Kiara dan Dimas pun berdiskusi dan akhirnya mengambil keputusan untuk mengajak Ibnu dan ibunya untuk tinggal bersama mereka. Toh mereka juga hanya tinggal berdua setelah kedua orang tua mereka tiada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan "ONESHOT STORY"
Random[20+]..... Berisi kumpulan cerita tamat yang berbeda-beda judul di setiap babnya. Semoga terhibur..... #UP pertama 16 Juni 2022#