•Cerita 11: _Anak Haram

1.4K 61 17
                                    

Hari ini terasa dingin dan sedikit berkabut. Tapi tidak untuk dua orang yang justru tenggelam dengan kegiatan mereka sendiri. Erangan panjang yang disuarakan Bayu menandakan selesainya kegiatan mereka pagi ini. Setelah mengatur napasnya, dia menyingkir dari tubuh Nayla, lalu berbaring di sebelah istrinya itu. Nayla kemudian membenarkan selimut untuk menutupi tubuh Bayu.

"Masak yang enak..... Bangunkan aku jika sarapan sudah siap dan rumah sudah beres!" ucap Bayu.

"Iya, Mas," balas Nayla.

Perempuan itu mengenakan piyamanya dan bergegas ke kamar mandi. Setelah menyelesaikan ritual mandinya, dia lalu menuju ke dapur. Menit-menit berikutnya, dia sudah sibuk berkutat dengan peralatan dapur.

Seperti itulah keseharian Nayla setahun terakhir ini. Setelah menikah dengan Bayu, dia bertugas untuk melayani urusan perut dan bawah perut pria itu. Nayla tidak tahu apa arti dirinya bagi suaminya. Dia memang berstatus istri Bayu, tapi dia merasa Bayu tidak benar-benar bisa menerima kehadirannya.

Usia Nayla sekarang baru menginjak 20 tahun. Setelah lulus SMK, dirinya bekerja di pabrik konveksi. Satu tahun bekerja, lamaran Ibu Bayu datang padanya, meminangnya untuk menjadi istri Bayu. Ibu Bayu dulunya adalah sahabat baik Ibu Nayla. Entah seakrab apa mereka dulu, sampai Ibu Bayu menginginkan Nayla menjadi menantunya.

Nayla sendiri sudah tidak punya orang tua. Sejak kecil dia tidak tahu siapa Ayahnya, karena sampai saat napas terakhir Ibu Nayla, beliau tidak memberitahunya sama sekali. Sang Ibu hanya mengatakan jika Ayahnya sudah meninggal sebelum dia lahir. Sang Ayah mengalami kecelakaan saat hendak melamar Ibu Nayla. Keinginan Ayah dan Ibunya untuk menikah pun harus kandas. Hingga Nayla akhirnya harus terlahir tanpa Ayah. Saat usia Nayla 13 tahun, dia kehilangan Ibunya karena sakit.

Karena rumah yang ditempatinya harus dijual untuk melunasi biaya pengobatan sang Ibu, Nayla kemudian tinggal di rumah Pamannya selepas kepergian Ibunya. Sang Paman dan saudara sepupunya--Naras baik padanya. Tapi tidak dengan sang Bibi. Ibu Naras itu selalu ketus dan garang terhadapnya. Bibinya adalah orang pertama yang setuju saat Ibu Bayu melamarnya meskipun dirinya dan Bayu belum saling mengenal. Dan karena sikap Ibu Bayu yang baik dan perhatian padanya, dia akhirnya bersedia menjadi istri Bayu.

Sebelum dan setelah menikah, sikap Bayu tergolong biasa saja terhadap Nayla. Perempuan itu yakin Bayu menikahinya pasti hanya karena menuruti kemauan sang Ibu, bukan karena tertarik padanya. Dan benar saja, di usia 3 bulan pernikahan, setelah Ibu Bayu meninggal, Bayu mulai menunjukkan sikap aslinya.

"Kalau saja kamu tidak bisa memuaskanku di ranjang dan tidak jago masak, aku pasti sudah menceraikanmu setelah kepergian Ibu..... Untung saja kamu punya kelebihan tetap terasa seperti gadis dan pintar membuat makanan enak, jadi kamu bisa tetap jadi istriku," ucap Bayu sembari menikmati sarapannya.

Nayla tersenyum samar. "Jadi..... Mas juga sudah siap untuk punya anak kan? Kapan aku boleh melepas kontrasepsi?"

Bayu tersenyum meremehkan. "Aku? Punya anak darimu? Aku tidak ingin sama sekali."

Nayla menatap Bayu tak percaya. "Bukankah salah satu tujuan menikah adalah untuk mempunyai anak, Mas? Mas tidak ingin punya anak?"

"Tentu saja ingin..... Tapi tidak denganmu," sahut Bayu.

"Maksud Mas apa?" tanya Nayla.

Bayu meletakkan sendoknya. "Ingat ya, Nay! Kamu itu hanya anak haram..... Dan aku tidak sudi anakku lahir dari perempuan yang tidak jelas asal usulnya seperti kamu..... Coba bayangkan! Bagaimana jika seandainya Ayah kandungmu adalah seorang kriminal atau apalah yang pekerjaannya tidak baik, otomatis kamu mewarisi darahnya. Dan aku tidak mau anakku mewarisi darahmu. Aku tidak mau anakku dikandung dan dilahirkan dari seorang anak haram sepertimu."

Kumpulan "ONESHOT STORY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang