"Pokoknya ini sudah keputusan bulat Ayah dan Ibu. Kamu harus mematuhi kami, Kinara!" ucap Bu Arni dengan suara tegas.
Kinara menatap ibu tirinya itu dengan tatapan tak percaya. Lalu beralih menatap sang ayah yang hanya diam sedari tadi. "Bagaimana Ayah dan Ibu memutuskan hal sebesar ini secara sepihak? Kenapa harus aku yang kalian nikahkan dengan pria itu padahal kalian tahu aku dan Mas Damar sudah bertunangan? Kami saling mencintai dan ingin menikah. Tidak mungkin aku menikah dengan pria bernama Sakti itu."
Bu Arni tersenyum sinis. "Tentu saja kamu yang harus menikah dengan Sakti, Kinara..... Kamu kakaknya Kiandra, jadi kamu yang harus menjalankan wasiat kakek kalian. Itu takdirmu! Kamu menikah dengan Sakti..... dan Damar akan menikahi Kiandra. Titik!"
Kinara menatap sendu pada sang Ayah. "Ayah..... kenapa Ayah diam saja? Katakan sesuatu, Yah?"
Pak Hendra menghela napas panjang, lalu menatap lekat putri sulungnya itu. "Turuti saja permintaan Ibumu, Kinar..... karena itu juga permintaan Ayah."
Bulir bening menetes begitu saja dari mata indah Kinara. Tatapan kecewa terpancar jelas dari sorot matanya. "Bukankah dulu saat Mas Damar datang melamarku, Ayah sudah menyetujui keinginan kami untuk menikah? Kenapa sekarang Ayah ingin Mas Damar menikahi Kiandra? Aku dan Mas Damar saling mencintai, Yah..... Tolong jangan pisahkan kami."
"Percaya diri sekali kamu kalau Damar itu mencintai kamu," cibir Bu Arni.
"Mas Damar memang mencintai aku, Bu!" balas Kinara sedikit meninggi.
"Dasar anak tidak tahu diri! Berani kamu membentakku? Sejak kematian ibumu, aku yang membesarkanmu..... aku yang mengurusmu!" sentak Bu Arni.
Kinara tak mempedulikan ucapan ibu tirinya itu. Dia memilih untuk menoleh dan menatap Damar yang duduk diam di sampingnya. Sejak mulai membahas persoalan itu, pria itu belum membuka suara sama sekali.
"Katakan pada Ayah dan Ibu kalau kamu mencintaiku dan hanya ingin menikah denganku, Mas. Aku mohon katakanlah sesuatu agar kegilaan ini segera berakhir," ucap Kinara dengan kedua mata yang berkaca-kaca.
Damar menatap Kinara sebentar, lalu kembali terdiam. Dia merasa bersalah pada Kinara yang selama ini sudah begitu mempercayainya. Sejak mereka mulai berteman setelah masuk kuliah, hubungan mereka semakin hari semakin dekat. Hingga Kinara pun tak sungkan lagi untuk mencurahkan isi hatinya tentang orang tuanya yang selalu pilih kasih antara dirinya dan Kiandra. Damar selalu menyemangati dan menghibur Kinara. Hingga akhirnya mereka memutuskan menjalin kasih setelah bertahun-tahun berteman. Sampai akhirnya delapan bulan yang lalu Damar pun resmi melamar Kinara.
"Kenapa Mas Damar diam saja? Katakan sesuatu, Mas..... Kalau tidak, kita akan terpisah," ucap Kinara.
Damar menghela napas dalam. "Maafkan aku, Kinar..... sepertinya kita memang tidak bisa melanjutkan pertunangan. Kamu patuhi keinginan Ayah dan Ibu untuk menikah dengan pria bernama Sakti itu."
"Kamu bicara apa, Mas? Ada apa denganmu? Berusahalah mempertahankan hubungan kita. Apa kamu akan menyerah begitu saja setelah enam tahun kebersamaan kita?" tanya Kinara tak percaya.
"Hubungan kalian memang seharusnya sejak lama sudah berakhir," ucap Bu Arni sinis. "Kamu itu sudah tak berarti apa-apa bagi Damar setelah Damar dan Kiandra menjalin hubungan."
Kinara terkejut. Dia menatap Bu Arni tak percaya. "Ibu..... tolong jangan mengada-ada, Bu..... Selama ini hubunganku dan Mas Damar baik-baik saja."
"Kalau tidak percaya, tanya saja pada Damar atau Kiandra sendiri. Kamu juga bisa bertanya pada Ayahmu," ucap Bu Arni.
Kinara semakin terkejut. Dia bergantian menatap Damar dan Pak Hendra. "I-i-ini tidak mungkin kan, Mas Damar? Ayah?"
"Maafkan aku, Kinar. Aku tidak bisa menepati janjiku padamu," ucap Damar setelah terdiam beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan "ONESHOT STORY"
Random[20+]..... Berisi kumpulan cerita tamat yang berbeda-beda judul di setiap babnya. Semoga terhibur..... #UP pertama 16 Juni 2022#