•Cerita 5: _Yang Terpendam

1.5K 68 3
                                    

Setelah cukup lama Mya merasa hidupnya kurang beruntung, akhirnya dua hari yang lalu dia mulai mengubah pandangannya. Saat mencoba melamar dan wawancara kerja, kemarin dia diminta datang ke perusahaan itu untuk tanda tangan kontrak.

Ya.....

Dia diterima!

Bahkan dengan proses yang sangat cepat. Tentu saja Mya merasa sangat bahagia. Tapi meskipun senang, Mya merasa ada hal yang aneh. Dia ingat betul saat melamar, lowongan yang dibutuhkan adalah di bagian pemasaran. Tapi dia diterima sebagai Sekretaris Direktur Utama. Awalnya dia sempat ragu, tapi akhirnya dia bersedia menerimanya setelah diberitahu kalau lowongan yang lainnya sudah terisi.

Dan hari ini adalah hari pertama Mya bekerja. Dia akan mendapatkan pelatihan selama satu minggu dari Sekretaris lama sang Direktur--Jeny, yang akan resign untuk menikah. Setelah dia diberitahu tentang tugas-tugasnya, Jeny pun membawanya menemui sang Direktur untuk berkenalan.

Setelah mengetuk pintu dan diperbolehkan masuk, Mya pun mengekor di belakang Jeny masuk ke ruang kerja Pak Al--Direktur mereka.

"Selamat siang, Pak Al. Saya datang untuk memperkenalkan Sekretaris pengganti saya. Namanya Mya Carissa Ihya," ucap Jeny.

Mya tersenyum manis. "Selamat siang, Pak Al. Perkenalkan nama saya Mya Carissa Ihya. Senang bisa bekerja pada Anda, Pak."

Al hanya mengangguk. Kedua netranya menatap Mya dengan tatapan yang sulit di artikan. Mya sendiri sampai gugup karena merasa Al sedang menilai penampilannya. Beberapa menit kemudian, dugaan Mya ternyata benar.

"Sekretarisku tidak boleh mengenakan rok di atas lutut. Kalau sudah selesai, silahkan kalian keluar dulu," ucap Al datar.

Jeny dan Mya mengiyakan, lalu mereka pamit undur diri. Setelah di luar ruangan Al, Mya menghembuskan napas panjang.

"Rok-ku memang sedikit di atas lutut, Mbak..... tapi kan bukan rok mini. Apa terlihat kurang sopan?" tanya Mya.

"Selama jadi Sekretaris Pak Al, beliau belum pernah mengomentari cara berpakaianku. Aku bahkan pernah memakai rok yang lebih pendek dari yang kamu kenakan ini. Tapi dulu beliau tidak mempermasalahkannya. Kenapa sekarang Pak Al seperti ini ya?" balas Jeny.

"Aduh, Mbak..... bagaimana kalau sebenarnya Pak Al itu kurang menyukai aku, jadi beliau mencari-cari kesalahanku? Pak Al itu tipe atasan yang galak atau tidak sih, Mbak. Aku jadi grogi kalau begini," sahut Mya.

"Kamu jangan cemas. Kamu cukup memperhatikan dengan baik apa yang aku ajarkan, lalu menerapkannya dengan baik saat benar-benar sudah jadi Sekretaris Pak Al. Beliau itu orang yang tidak terlalu banyak bicara, tapi tegas dalam mengambil sikap dan keputusan," ucap Jeny.

Mya mengangguk tanda mengerti. Kemudian Jeny pun kembali mengajarkan banyak hal pada Mya. Hingga tiba waktu istirahat siang, Jeny terpaksa membiarkan Mya makan siang sendiri karena dia dijemput calon suaminya untuk mengurus persiapan pernikahan mereka.

Tapi baru saja Mya akan pergi ke kantin kantor, Al menghubungi lewat telepon di meja Sekretaris.

"Jeny, pesankan aku makan siang..... beli tiga sekalian, untukmu dan Sekretaris baru itu."

"Ehm, maaf Pak Al..... Mbak Jeny-nya baru saja keluar istirahat, dijemput calon suaminya katanya. Kalau saya yang pesankan bagaimana, Pak?" tanya Mya.

"Ya. Itu tugasmu sekarang. Kalau sudah datang, bawa masuk ke ruanganku..... Dan ingat, aku tidak suka makan sendirian."

Tanpa menunggu sahutan Mya, atasannya itu langsung menutup teleponnya. Mya pun kemudian segera memesan dua porsi makan siang sesuai dengan apa yang ditulis Jeny tentang apa-apa saja yang disukai Al, termasuk juga makanan.

Kumpulan "ONESHOT STORY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang