•Cerita 13: _Sepakat Menikah

1.3K 63 10
                                    

JeslynWS

Aku melihat Rafael masuk ke privat room Diamond Club dengan adikmu.

Sederet kalimat dari pesan singkat yang dikirim oleh sahabatnya baru saja dibaca oleh Freya. Gadis itu menghela napas kasar, tak habis pikir dengan kelakuan Selena, adik tiri yang hanya selisih usia beberapa bulan dengannya. Selena yang baru dua bulan ini kembali dari kuliahnya di luar negeri, memang sengaja selalu mencari masalah dengannya sejak kecil.

Freya kemudian mengetikkan balasan pada Jeslyn.

Bantu aku mendapatkan kartu akses masuk privat room mereka.

Tanpa menunggu balasan sahabatnya, Freya lalu menyambar kunci mobilnya dan segera bergegas menuju Diamond Club. Club itu merupakan club terbesar di kota mereka, lengkap dengan segala fasilitas kelas atas yang mewah.

Kurang dari 30 menit, Freya tiba di Diamond Club. Jeslyn sudah menunggu di depan pintu masuk karena tidak semua orang bisa masuk ke sana. Hanya yang sudah mempunyai kartu member Club saja yang boleh masuk dan bisa membawa beberapa temannya. Setelah memperlihatkan kartu member miliknya, Jeslyn membawa Freya masuk.

"Kamu yakin ingin melihat mereka?" tanya Jeslyn.

"Mau bagaimana lagi, Jes? Aku tidak mau jadi orang bodoh yang diam saja melihat Selena yang selalu bertingkah di depanku," jawab Freya.

"Tapi ingat, Frey! Jangan sampai kamu meneteskan air mata jika melihat adegan panas di sana. Privat room club ini biasanya digunakan untuk hal semacam itu," ucap Jeslyn.

Freya menghela napas. "Aku tidak menyangka Rafael bisa melakukan ini padaku. Apa dia tidak menganggap penting hubungan kami yang sudah hampir terjalin satu tahun ini?"

"Kita sama-sama tahu..... adikmu itu berbakat menjadi jalang," ucap Jeslyn.

"Ya..... sama seperti ibunya," balas Freya.

Jeslyn menepuk lengan Freya, lalu mengulurkan kartu akses. "Privat room nomor 23."

Freya menerimanya tanpa perlu bertanya bagaimana sahabatnya itu mendapatkan kartu itu. Jeslyn memang sahabatnya yang luar biasa. Lalu tanpa berniat menunda lagi, Freya pun beranjak pergi ke ruangan 23.

Meskipun jantungnya berdegup kencang, Freya akhirnya masuk. Dan benar saja, suara desahan perempuan langsung menyapa indra pendengarannya. Lalu dengan langkah pelan, dia mulai mendekat ke ruang utama. Dengan bersembunyi di balik dinding, dia memfokuskan penglihatannya ke arah sumber suara.

"Uuhhh..... Rafaaa..... betapa bodohnya kekasihmu yang tidak mau merasakan ada di posisiku saat ini. Dia memang kuno dan tidak bisa menikmati hidup," ucap Selena manja, dengan tubuh yang tersentak-sentak.

Perempuan yang sedang menumpukan kedua tangannya di sandaran sofa itu lalu menolehkan wajahnya. Rafael pun langsung memagut bibir Selena yang sedang dipeluknya dari belakang itu sembari terus menghujamnya dengan kasar.

"Perempuan seperti kakakmu itu memang hanya cocok dijadikan istri. Untuk kesenangan dan kepuasan, aku butuh perempuan sepertimu ini..... Kamu baru lulus kuliah tapi sudah pandai memancing gairah dan menyenangkan pria. Kamu liar dan berani..... Sering melakukannya hmm?" ucap Rafael setelah melepas pagutannya.

"Yaaa..... dengan kekasihku kemarin. Tapi tenang saja, Raf..... Setelah ini aku hanya akan melakukannya denganmu. Aku sudah putus dengan kekasihku, jadi aku akan meyenangkan dan memuaskanmu kapan pun kamu mau," balas Selena.

Merasa sudah cukup mendengar ucapan mereka, Freya pun kemudian mengambil ponsel dan merekam kegiatan panas sang kekasih dengan adik tirinya itu. Setelah dirasa cukup mendapatkan bukti, dia mengakhiri aksi merekamnya lalu bergegas keluar. Dia memang merasa sakit hati, tapi dia tidak ingin menangisi nasibnya. Rasanya sudah cukup dia diperlakukan semena-mena oleh Selena dan ibu tirinya--Samantha.

Kumpulan "ONESHOT STORY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang