🙈AL-09🙈

14.1K 1.4K 85
                                    

Aku pengen boom up Zenaeryn loh malam ini, maybe triple up? Iya bisa aja cuma kalian penuhin komen lama:(

200 vote 70 komen gercep?

🙈><🙈

Kasian sekali Riyan, dia berharap bakal dibujuk Laeryn tapi nyata nya apa? Kakaknya baru pulang setelah magrib dengan Aizen.

Sialan, Riyan tak terima, Aizen sudah mencuri perhatian kakaknya, Riyan tak akan tinggal diam.

"Adek, kakak tadi beliin kamu seblak nih." ujar Laeryn lembut sembari meletakan sebungkus seblak pedas kesukaan Riyan.

Riyan sendiri duduk disofa ruang tengah sambil main hp, seblak ada di meja kaca di depannya. "Kakak.." lirihnya sedih.

Laeryn berhenti melangkah seketika, dia menyadari perubahan atmosfer dari adik kesayangannya itu, dengan perlahan Laeryn berlutut di depan Riyan.

Tangannya menyentuh paha Riyan lembut. "Kenapa Iyan? Kamu marah sama Lae? Maafin Lae ya, kamu bebas mau pukul atau cubit Lae tapi jangan nangis, nanti sesak." bujuk Laeryn lembut.

Tatapan mata yang hanya Laeryn berikan pada Riyan, tatapan mata penuh ketulusan dan kasih sayang.

Tatapan lembut yang selalu menenangkan hati Riyan.

"Kak..jangan terlalu dekat sama Aizen..disini kan aku adik kakak, bukan Aizen.." bisik Riyan lirih.

Matanya sudah berkaca-kaca, napasnya mulai memberat disusul air mata yang mengalir perlahan dikedua pipinya.

Kacamata baca yang tadi dipakainya sudah dia lepaskan, Riyan menyeka air matanya pelan.

"Iya kakak tau, kamu kan memang adik kesayangan kakak, Aizen bukan adik kakak, dia hanya saudara tiri kita kan?" ujar Laeryn seraya mengusap pipi Riyan lembut.

Riyan semakin terisak, dia memeluk Laeryn erat, dia tak terima jika kasih sayang Laeryn mulai terbagi untuk orang lain.

Laeryn adalah saudarinya, Laeryn adalah miliknya, kakaknya tidak boleh sayang pada orang lain, cukup Riyan saja.

"Kak..hiks..jangan tinggalin Iyan..Iyan gak mau jauh dari kakak..hiks..kakak gak boleh pergi jauh atau apapun itu.." isaknya pilu.

Laeryn tau ketakutan Riyan, sedari kecil Riyan selalu bersamanya, bahkan disaat Mamah dan Papah mereka bertengkar dan saling memukul, mereka selalu bersama.

Mereka sudah terikat batin sebagai anak kembar, Riyan menyayangi Laeryn lebih dari dia menyayangi Mamahnya sendiri.

Sebab hanya Laeryn yang ada bersamanya disaat terburuk kehidupannya.

Bahkan, Laeryn ada disaat dimana Riyan hampir mati, hanya ada Laeryn dan bukan yang lain.

"Ingat janji kita kan? Selalu bersama karena kita sudah terikat batin adek, udah ah jangan nangis, nanti makin jelek." bujuk Laeryn lembut.

Riyan tak perduli, dia masih terus menangis diceruk leher Laeryn, ketahuilah dia sangat takut membayangkan Laeryn akan bersama pria lain.

Lalu bagaimana dengan Riyan jika itu terjadi? Riyan tak akan pernah rela kakaknya bersanding dengan orang lain.

Sementara Aizen yang masih berdiri di dekat dapur hanya terdiam, mendengarkan ketakutan Riyan membuatnya senang.

Senyum miring terulas jelas diwajah manis Aizen. "Riyan, lo udah cukup kan dapet perhatian Laeryn, sekarang giliran gue." bisiknya kemudian berjalan santai menuju kamarnya.

Lihat saja, Riyan akan merasa kosong setelah Laeryn menjadi milik Aizen.

Persetan dengan status saudara tiri, apapun bisa Aizen dapatkan, sekalipun itu Laeryn.

Jantung Aizen masih berdebar kuat, seharian ini dia menikmati waktu bersama Laeryn, sangat tidak bisa dipercaya dia bisa sedekat itu dengan Laeryn.

Bahkan Laeryn sudah menjadi miliknya, walau Aizen tau Laeryn belum memiliki perasaan pada Aizen.

...

"Jadi, lo jadian sama Laeryn?" pertanyaan klise Aizen dapatkan dari Vier.

Dia memberitahu ke 3 teman gila nya jika Aizen berhasil menjadikan Laeryn miliknya dan betapa bahagianya Aizen akan hal itu.

"Haha, yah gitu deh." jawab Aizen santai.

Dia membayangkan sentuhan hangat Laeryn pada pipinya seperti yang Laeryn lakukan tadi pagi, Laeryn mencubit pipinya pelan dan mencium dahinya.

Itu menjadi pagi paling indah dihidup Aizen.

"Nih mulai, masuk ke fase-fase ke tololan karena cinta." cibir Rameo malas.

Aizen mendelik. "Diem deh lo jomblo karatan, berisik." ketusnya kesal.

"Bocil coco melon gak usah sok keras, ntar putus nanges." cemooh Rameo lagi.

"Diem lo jomblo karatan tai babi!"

"Halal an toyyibah gue mah, no pacar-pacar club." celetuk Rameo masih santai.

Aizen mencibir tanpa suara. "Lo mah gak laku karena lo kutuan." balasnya telak.

Rameo terdiam, dia menatap Aizen datar. "Anjing lo." celetuknya malas.

Yah begitulah fakta yang harus Rameo terima, tak ada yang mau jadi pacarnya karena katanya dia kutu an, yah padahal tidak.

Namun rumor menyebar terlalu cepat, sehingga memang tak ada yang mau bersamanya karena hal itu.

"Jadi gimana? Kalian udah ngapain aja?" tanya Vier penasaran.

Aizen terdiam. "Gak ada, cuma ciuman doang." jawabnya ragu.

Vier, Rameo dan Rivan tertawa mengejek, untung saja kelas sedang jam kosong, jadi tak ada yang memarahi mereka.

"Dih cemen, masa ciuman doang." ejek Rivan.

Aizen menunduk, dia malu jika harus mengatakan yang sebenarnya.

"Dia nyium gue dibibir, dia dominasi gue..gue malu tapi gue suka di dominasi Laeryn.." gumam Aizen frustrasi.

Sontak ke 3 nya terdiam, mereka shock mendengar ucapan Aizen.

"HAH!?"

"APA LO BILANG!?"

"CIPOKAN DI BIBIR!?"

Yah mereka kira kan ciuman itu dipipi atau di dahi, tak menyangka jika yang dilakukan malah dibibir.

Bahkan di dominasi? Mereka tak percaya anjing gila seperti Aizen akan di dominasi gadis cantik seperti Laeryn.

Namun..mereka kelihatan cocok.

🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈Bersambung🙈

Childish Aizen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang