🙈AZ-41🙈

4.9K 740 233
                                    

Woah keren, 300 vote dan 80 komen gas🏃

><

Zavina dan Rion sampai disebuah rumah sederhana yang sengaja dibangun di daerah pegunungan.

Itu rumah yang Zavina mau untuk dijadikan rumah peristirahat an dimasa tua nya.

"Sayang," Rion menatap Zavina yang kini merengkuh pinggangnya dan menatapnya lembut, tatapan mata Zavina jelas akan rasa cinta untuk Rion.

Berbeda dengan Rion yang hanya menatapnya datar. "Sudah berhenti ber akting?" tanya Zavina geli, dia melepas rengkuhannya lalu duduk disofa.

Menaikan sebelah kakinya diatas pahanya, menatap Rion yang masih berdiri.

"Kenapa diam? Aku tau niatmu Rion, aku tau rencana mu, aku tau alasanmu mengajakku kesini untuk apa, aku tau semua." Zavina kini mengalihkan tatapannya menuju sudut tertentu.

Senyum miring terulas diwajahnya.

"Wah, aku tidak menyangka, kau bekerja sama dengan mereka." celetuk Zavina sambil terkekeh pelan.

Rion menunduk pelan. "Kau terlalu banyak bicara." Rion mengeluarkan sebuah pistol dari balik jaketnya dan diarahkannya ke kepala Zavina.

Zavina masih tersenyum, dia tak masalah jika harus mati ditangan Rion.

"Bisa kamu bunuh dia sekarang?"

"Benar, bunuh sekarang Pah, aku sudah muak dengan wanita itu."

"Yah, saya juga muak dengan wanita itu om, bunuh saja." pegangan tangan Rion pada pistol mengerat, dia memejamkan matanya yang terasa panas.

Dadanya sesak, senyum lirih terulas diwajahnya. Dia..sangat mencintai Zavina, namun banyak orang membencinya karena mulutnya.

Banyak musuh yang menyerangnya, banyak yang tak suka pada prestasinya, banyak yang ingin dia mati.

"Hei, santai saja, mau aku beri ciuman sebelum aku mati?" tanya Zavina santai.

Rion tak menjawab, dia menahan isakannya, benar, air mata mengalir pelan dikedua pipinya menahan rasa sakit yang datang didadanya.

Zavina berdiri, dia menyentuh pipi kanan Rion lembut.

"Heart to heart, eye's to eye's, is this taboo? Baby we build this house, on memories, take my picture now." Zavina mundur beberapa langkah.

"Foto aku untuk yang terakhir, dan pajang itu di makam ku." cetusnya santai.

Dia sudah siap mati ditangan Rion.

Tak masalah jika dia harus mati disini, mati di rumah yang menjadi angan-angannya sejak dulu.

"Rion, nanti kalau kita nikah, aku mau buat rumah di pegunungan, mau mati juga disana."

"Okee, nanti saat aku sudah kerja, aku bakal buatin kamu rumah di pegunungan."

"Makin sayang sama kamu, muach."

Rion terisak, itu memori indah saat sebelum Rion berselingkuh dengan Adinia dan mengkhianati cinta Zavina.

"Maaf..hiks.." Rion mengarahkan pistolnya kearah Zavina.

Childish Aizen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang