🙈AZ-44🙈

4.5K 640 33
                                    

Selamat hari raya untuk yang merayakannya🏃

Mohon vote, anggap sebagai THR hari ini❤✌

><

Karena semalam Aizen dan Riyan tak masuk sekolah, itu pun disebabkan kabar kematian Zavina, maka hari ini perdana keduanya masuk setelah libur 2 bulan untuk lomba di Amerika itu.

Banyak pasang mata menatap keduanya, sebab lomba yang diadakan di Amerika itu selalu disiarkan di Tv.

Bukan tak banyak murid SMA Pemersatu Bangsa mengetahui perihal lomba itu.

Mereka banyak yang menatap keduanya kagum, tapi sebagian biasa saja.

"Sayang, kangen~" dapat terlihat lingkaran hitam dibawah mata Aizen, anak itu semalaman tak tidur demi menyelesaikan beberapa rencana yang anti gagal.

Kalau gagal, bisa dikatakan tidak 100 persen, sebab rencana nya meminimalisir kegagalan seminim mungkin.

Laeryn tersenyum, dia menggapai tangan Aizen dan menggenggamnya erat, Laeryn mengelus pipi tirus Aizen. "Kamu gak tidur semalam?"

Aizen menggeleng, lalu berkata lirih.

"Gak bisa tidur, rasanya kaya tinggal di rumah orang lain, gak nyaman." tatapan mata Aizen memang tak bisa disembunyikan, dia merasa asing di rumahnya sendiri.

Laeryn mengangguk pelan, dia kini beralih pada Riyan dan berbisik.

"Kamu sudah menyelesaikan yang aku suruh?"

"Sudah, itu mudah kak."

"Dengan siapa kamu kerja sama?"

Riyan mengulas senyum miringnya, dia menunjuk kerah Rameo yang baru saja turun dari motor sport hitamnya.

"Aaah, Rameo yah, ya dia memang terlihat netral selama ini, mungkin dia tak mencurigakan." Laeryn akui Rameo yang paling netral selama 2 bulan ini.

Mungkin Rameo bisa diajak kerja sama. "Hai curut-curut Laeryn, pagi Laeryn." sapaan itu memang terdengar menyebalkan ditelinga Aizen maupun Riyan.

Mereka hanya memandang sinis Rameo, tak memperdulikannya sama sekali.

"Pagi Rameo, jadi bagaimana selanjutnya?"

"Aaa, gue udah nemu banyak fakta gelap perihal Juneth, tapi bisa gak kita cari tempat lain soalnya ini agak gimana gitu." Laeryn mengangguk, dia menatap kearah Aizen sejenak.

"Kamu masuk ke kelas aja, biar aku sama Rameo dan Riyan." Aizen hendak menolak, dia tak mau jauh dari Laeryn.

"Gak mau.."

"Aizen, nurut yah,"

Aizen menggeleng pelan, matanya mulai menyendu dan berair, dia menatap Laeryn sedih sekaligus memelas.

"Ikut.."

"Enggak, kamu di kelas aja, biar Juneth gak curiga, ntar kalau kamu dan Rameo gak ada di kelas, Juneth bisa curiga dong." Laeryn berusaha memberi penjelasan lembut.

Childish Aizen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang