🙈AZ-17🙈

8.4K 1K 71
                                    

Sebenarnya kalau komen terpenuhi, aku langsung up tanpa harus nunggu vote, cuma kalian pada malas komen.

250 vote 60 komen gas.

><

"Kakak, Iyan mau itu." kembar tidak identik ini tengah menikmati malam hari di pasar malam, sesuai janji Laeryn dia akan membawa Riyan jalan-jalan.

Dan ini janjinya, dia tau adiknya itu selalu menanti waktu berdua nya dengan Laeryn, hanya saja Laeryn juga punya kesibukan sendiri.

Akhir-akhir ini mereka baru bisa menikmati waktu berdua, setelah kasus Aizen selesai tentu saja.

"Kamu masih suka permen kapas?" tanya Laeryn, keduanya berjalan menuju penjual permen kapas kesukaan Riyan.

Riyan mengangguk cepat, dia memeluk lengan Laeryn erat dan tak membiarkan kakaknya ini lepas dari pandangannya.

"Iya kak, mau beli 4 boleh?"

"Boleh, mau beli sama penjualnya juga boleh." celetuk Laeryn seraya mengelus pipi sedikit tirus Riyan.

"Kamu diet lagi?" nada suara Laeryn sudah dingin, dia paling benci jika adik kesayangannya ini melakukan diet-diet seperti itu.

Riyan menunduk, tapi kemudian dia mendongak dan tersenyum tipis.

"Berat badan Iyan naik 2kg kak, Iyan kan harus ikut lomba model nantinya." jawab Riyan pelan.

Decakan kesal Laeryn berikan.

"Lomba itu masih lama, masih 2 tahun lagi kamu tau, jangan diet untuk sekarang, aku gak mau kamu sakit ya dek." omel Laeryn.

Riyan mengangguk, sebenarnya bukan itu alasan Riyan melakukan diet, dia terlalu takut pada pandangan orang.

Dia tak mau kasus semasa SMP nya terulang kembali. "Kamu takut dibully lagi?" lirih Laeryn saat melihat perubahan mimik wajah Riyan.

Kekehan ringan Riyan berikan.

"Enggak-"

"Kamu gak bisa bohong, lupa kalau kita kembar?"

Riyan tak bisa berbicara, lidahnya kelu, tenggorokannya terasa tercekat dan tak bisa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Siapa yang buat kamu insecure lagi, bilang sama aku."

"Enggak ada kak."

"Bohong, kasih tau aku oke, biar aku kasih dia pelajaran."

Riyan ragu, tapi kemudian dia menceritakan apa yang dia alami 2 hari kemarin.

2 hari sebelumnya, disaat Laeryn sibuk bersama Aizen, Riyan tengah mempersiapkan diri untuk olimpiade matematika nya 2 bulan lagi.

Di olimpiade itu ada 3 perwakilan dari Pemsa, Riyan salah satunya.

Dan tentu saja 2 orang perwakilan lainnya tak suka dengan keberadaan Riyan, banyak faktor yang menjadi kelebihan Riyan membuat mereka iri.

Riyan tampan, disukai para guru, pintar, punya kembaran yang sangat cantik dan disukai banyak orang.

"Heh, gue lihat lo gendutan Yan." Riyan terdiam, dia tadinya hendak menelepon Laeryn, tapi mendengar ucapan tadi membuatnya diam.

Riyan sangat sensitif jika menyangkut dengan berat badan, dia trauma, sebab fisiknya dulu bukan yang seperti sekarang.

Riyan dulu sangat gendut, berat badannya 110 Kg, culun dan berkacamata.

Semasa SMP Riyan dibully habis-habisan, itu semua juga karena Riyan mengaku sebagai adiknya Laeryn, Laeryn juga sedari dulu sudah menjadi primadona sekolah.

Laeryn cantik, pintar dan banyak digemari guru, wajar jika fans Laeryn marah saat Riyan mengaku sebagai adiknya.

Alhasil Riyan dibully, kepalanya berulang kali dipukul menggunakan batu bata, tubuh besarnya dipululi beramai-ramai.

Sampai Riyan koma dibuat mereka, maka dari itu Riyan sangat benci jika berat badannya di komentari.

"Bener kan, lo agak gendutan sih, pipi lo itu makin gede." celetuk Andre.

"Jadi kaya babi sih, kasian Laeryn kalau kalian dikatai saudara, gak cocok."

"Bener tuh, Laeryn yang cantik paripurna punya kembaran jelek gendut kaya lo."

"Ckck, kasian, Laeryn pasti malu."

Riyan mendongak, menatap keduanya dengan tatapan dingin. "Bukan urusan lo." desis Riyan kemudian bangkit dari duduknya.

Dia meraih tasnya kasar lalu keluar dari ruang kelas tadi, sial, apa benar berat badan Riyan naik?

Ini tidak boleh terjadi, Riyan harus mengurangi berat badannya.

Laeryn memeluk Riyan erat, tubuhnya gemetar saat kenangan buruk kembali teringat dikepalanya.

"Iyan gak gendut kan? Iyan gak mau dibully lagi, Iyan adiknya kakak kan? Mereka bilang kita gak cocok jadi adik kakak, mereka jahat, Iyan benci mereka." Riyan mulai meracau.

Laeryn membawa Riyan agak jauh dari pasar malam, dia menenangkan adiknya itu agar berhenti meracau.

Pelan, Laeryn menangkup wajah Riyan dan menatapnya lembut.

"Riyan, mau sebagaimana pun kamu, gendut ataupun kurus, kamu tetap adik aku yang paling aku sayang, siapa yang berani bikin kamu nangis, biar nanti aku yang hadapi dia." bisik Laeryn tulus.

Riyan menahan tangisnya, bibirnya bergetar, tapi tak bisa, Riyan memeluk Laeryn erat dan menangis disana.

Dia beruntung memiliki kakak seperti Laeryn, maka dari itu dia tak mau kakaknya sayang pada orang lain, kakaknya itu miliknya.

"Hiks..sayang Kak Lae..sayang banget..hiks.."

"Iya sayang, kakak juga sayang kamu."

Laeryn punya tugas baru besok, yaitu menghukum 2 siswa yang berani berkomentar buruk soal adiknya.

Lihat saja, minimal mereka akan patah tulang dan tak bisa ikut olimpiade, biarkan saja, salah siapa mengusik adiknya.

🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈Bersambung🙈

Childish Aizen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang