🙈AZ-22🙈

6.9K 917 87
                                    

210 vote 60 komen gas!

><

Aizen sedikit curiga, sejak mereka pulang tadi dia sudah memantau cara jalan Laeryn.

Beberapa hari yang lalu, cara jalan gadis itu masih biasa saja, tapi kenapa sekarang agak pincang?

Kecurigaan ini semakin kuat saat melihat Laeryn meringis ketika Riyan tak sengaja menyenggol kaki nya.

Mereka ber 3 malam ini tengah menonton coco melon, tidak, Aizen saja yang nonton mereka cuma nemenin doang.

Riyan main hp, sementara Laeryn sibuk mengelus rambut lebat Aizen yang terpangku dipahanya.

Walau begitu, Laeryn menahan rasa perih saat kepala Aizen tidur dipahanya.

"Kamu kenapa?" pertanyaan itu membuat Laeryn menunduk seketika, tatapannya beradu dengan Aizen dibawah sana.

Aizen menatapnya tak biasa, tatapannya lekat dan menjurus langsung ke mata Laeryn.

Perlahan Aizen beranjak dari tidurnya, dia mengelus pipi Laeryn pelan.

"Kamu gak mau jujur hm? Gak mau bilang darimana asal luka dipaha kamu?" Riyan yang mendengar itu langsung mengalihkan atensi nya.

Dia menatap Laeryn panik, dilemparnya asal ponsel ditangannya lalu berlutut di bawah Laeryn.

"Paha kakak kenapa!?" seru nya panik.

Laeryn tebak dia tak akan bisa menyembunyikan luka ini lagi.

Helaan napas terdengar dari sela bibir Laeryn, dia tersenyum sendu sebagai jawaban.

Elusan dia berikan dikepala Aizen dan Riyan. "Luka lama, bukan apa-apa." ujarnya lembut.

Aizen mencengkram tangan Laeryn dari kepalanya, dia mau Laeryn jujur padanya, disini posisi Aizen adalah kekasih sekaligus saudara tiri.

Laeryn harusnya jujur dan terbuka, Aizen merasa perannya tak dianggap jika Laeryn masih saja menyimpan semua luka nya sendiri.

Tatapan mata Aizen tersirat kekecewaan, tapi dia tak pernah bisa marah pada Laeryn, senyum lirih Aizen berikan.

Dia menangkup wajah Laeryn lembut.

"Jujur sama aku, bisa? Jujur sama adik kamu juga, jujur sama kami, jangan pernah simpan luka kamu sendirian, kami ada disini buat kamu." lirih Aizen bergetar.

Dia merasa ulu hatinya sesak, dadanya nyeri, matanya terasa panas dengan air mata yang siap tumpah kapan saja.

Riyan sendiri sudah menangis, dia merasa kembali tak berguna, mereka tinggal serumah tapi tak tau apa yang terjadi pada Laeryn.

Gadis itu pintar sekali menyembunyikan luka nya sendirian.

Laeryn tertawa pelan. "Iya, maaf ya, luka ini bukan apa-apa, kemarin aku ketumpahan air panas, udah baikan kok cuma agak perih." bohong Laeryn.

Aizen tau itu bohong, tapi dia tak mau memaksa Laeryn bercerita, nanti Aizen cari tau sendiri.

Aizen mencium dahi Laeryn lembut dan lama, kemudian memeluknya erat.

Childish Aizen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang