6. A Complete Stranger

1.9K 275 20
                                    


"Pagi Marshaaaa!!"

Marsha merasa kepalanya ditoyor dari belakang tiba-tiba.



.
"Eh! Lo tau ga kepala tu asset utama?" Marsha melempar Jay dengan kertas stickynote, cowo itu dengan santai mengambil tempat duduk di depannya.

"Haha!! Ketauan banget lo masih bocil Sha! Masa asset utama wanita itu kepala...," Jay melepaskan ketawa villain film India.

"Ini nih asset utama!" Jay nunjuk ke dada kiri Marsha.

"Mesum lo!" Marsha balik lagi menatap layarnya. Menyelesaikan perhitungan target market yang dialihkan dari Bu Yura ke dirinya.

"Maksud gue hati, Marshaaaa...! Asset utama adalah hati yang tulus!" Jay melepaskan kamera dari lehernya. Lalu sibuk melepaskan memory card.

"Gimana kencan lo ama Jake?" Tanyanya, sambil mulutnya manyun-manyun kayak bebek karena serius mengotak-atik kameranya.

Marsha menghentikan aktivitasnya. Dia menopang dagu (biar kayak di film-film).
"Seru." Jawabnya singkat.

"Gue ga butuh jawaban umum, gue cuma tertarik sama jawaban detail!" Jay sibuk memasang card reader, "ada skinship ga?"

"Yaelah, baru kencan pertama, masa udah nanya skinship aja. sentuhan kulit ke kulit itu paling di kencan lanjutan! Itu juga kalo ada lanjutannya." Kesal Marsha.

GA MUNGKIN Jake Arthur bakal datengin apartemen dia lagi. Kampus idol itu cuma mau ambil Action Figure kesukaan dia doang kok!

"Amatir!" Komen Jay, "masa lo ga bisa bikin dia balik lagi?"

Marsha berpikir sebentar. Dia langsung keingetan tawaran Jake, dia nawarin kalo butuh bantuan bisa chat Jake aja. Tapi kayaknya tawaran itu GA PERLU dia ceritain sama si ember yang duduk di depannya ini.

Lagian mereka berdua kenal baek. Bisa ancur kalo Jay tau Marsha ditawarin bantuan sama Jake.

"Ngapain juga gue cerita ama lo kalopun iya, bapak gue juga bukan, abang gue bukan, Pak RT juga bukan, ngapain nanya-nanya?" Marsha balik lagi menekuni berkas analisis laporannya.

"Gue kenal cukup baek ama dia, kalo lo suka, gue bisa bikin lo berdua interaksi lebih banyak."

"Palingan juga lo nanti minta bayaran."

"Ya jelas, lo pikir gue ga butuh duit untuk bayar sewa apartemen?"

"Hah? bo'ong banget. Jake bilang dia tetanggaan sama ortu lo. Rumah disitu rumah holkay semua. Lo aja kali yang pura-pura miskin."

"Itu rumah ortu, bukan rumah gue. Isi tabungan gue sama aja kali sama lo." Kilah Jay pelan, dia kayaknya ga begitu nyaman disinggung soal ortunya.





.
Marsha akhirnya memilih mengalihkan pembicaraan.

"Kita ga turun liput di gedung kemahasiswaan? biasanya tiap Senen lo modus jalan-jalan ke bawah, pura-pura foto padahal nyari cewe?"

Jay serasa mendapat angin syurga.

Dia nyengir lalu mengambil air putih di dalam botol minumnya.

"Yuk, jalan-jalan Bestiii..." Ajaknya.

"Oke, 15 menit lagi gue kelarin ini analisis."









.
Marsha lalu dengan sigap menyelesaikan tugas dari Bu Yura. Pergi jalan-jalan ke gedung ke mahasiswaan adalah kegiatan rutin yang paling disukainya. Soalnya lumayan jam kerja bisa keliling liat cogan. Dia cuma perlu nahan malu aja kalo Jay udah norak modusin cewe. Selebihnya Marsha bisa ikut jelalatan liat cogan kampus.

1-9-8-7    [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang