🍓 At The Moment

4.6K 454 75
                                    

WARNING ⚠️⚠️

Rio hanyalah tokoh fiksi.

“Mbak Ririn besok Senin udah mulai cuti ya?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Mbak Ririn besok Senin udah mulai cuti ya?”

“Iya Ndre, harusnya sih udah dari minggu ini, tapi masih ada kerjaan yang belum selesai jadi terpaksa diundur.”

“Kalau udah lahiran kabar-kabar ya Mbak.” Wanita cantik yang dipanggil Ririn itu tersenyum sambil mengangguk pelan. Dia senior Andre di divisinya. Karena Zefa dekat dengan Andre, jadi kadang mereka makan siang bersama.

“Kamu gimana Ze, belum ngisi?” Mbak Ririn menoleh pada Zefa, yang ditatap langsung nyengir kaku.

“Baru juga sebulan nikah Mbak.”

“Oh iya juga. Lagi lengket-lengketnya pasti nggak mau hamil dulu ya?” goda Mbak Ririn.

“Kuat berapa ronde biasanya Ze?” Kepala Andre sontak kena pukul sedetik setelah dia mengajukan pertanyaannya.

“Mulut lo nggak ada filternya ya Ndre?” Andre tertawa, pun dengan Mbak Ririn sedangkan Zefa mendengus. Apanya yang berapa ronde, dia melakukan satu kali pun belum pernah. Zefa masih utuh belum kebuka segelnya.

“Suami kamu katanya mantan kamu pas SMA bener nggak?” Ririn bertanya lagi. Entah dengar dari mana dia berita itu, perasaan Zefa tidak pernah koar-koar deh.

“Gitu deh Mbak. Susah-sudah nyari cowok ujung-ujungnya sama mantan.”

“Udah jodohmu Ze. Anggap aja keberuntungan karena berarti dulu kamu nggak lagi jagain jodoh orang.”

“Iya juga sih Mbak,” kata Zefa. Berarti bertahun-tahun dia pacaran dengan Rio sewaktu SMA memang bisa dibilang tidak sia-sia juga.

Dua menit kemudian Andre pamit duluan, katanya ada deadline yang harus dia kejar atau dia akan lembur jika tidak segera mengerjakannya sementara Zefa dan Ririn masih di tempatnya, masih sibuk menghabiskan makanan masing-masing.

“Aku mau nanya dong Mbak,” celetuk Zefa.

“Apa?”

Zefa memajukan badannya dan berbicara sedikit pelan. “Katanya hamil di atas usia 30 itu beresiko banget ya Mbak?”

Mbak Ririn diam sejenak mengunyah makanan di mulutnya. Setelah itu dia mengangguk. “Iya, Mbak juga ini sebenernya nggak niat hamil lagi, eh ternyata ngisi jadi yaudah.”

Wanita dengan hijab abu-abu itu menjawab santai. Dia ibu dua anak dan akan segera menjadi ibu tiga anak jika bayi yang ada dalam perutnya sudah dilahirkan.

Zefa mengangguk-angguk. Pembicaraan dengan Rio waktu itu masih melekat di benaknya sebab Zefa belum juga memberikan jawaban sampai sekarang. “Resikonya gimana Mbak?”

Mbak Ririn kembali mengangkat wajahnya. “Kenapa? Kamu lagi mikirin mau punya anak kapan?” Zefa ragu-ragu mengangguk.

“Kamu sih masih awal tiga puluhan Ze, harusnya nggak apa-apa. Tapi makin ditunda-tunda juga nggak baik soalnya makin tua usia makin berkurang juga sel telur yang ada di tubuh kita. Bukan hanya jumlahnya, tapi kualitasnya juga akan semakin menurun jadi bakal susah dibuahi dan peluang hamil otomatis bakal lebih kecil kan? Ya walaupun semuanya tetap tergantung Gusti Allah sih, tapi kalau menurut medis kaya gitu.”

Neapolitan: StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang