🍓 Prahara

3K 372 30
                                    

Rencana Zefa untuk menggosipkan si tetangga baru bersama Legina terpaksa batal ketika Rhea tiba-tiba datang berkunjung ke rumahnya tanpa diminta dan tampa pemberitahuan terlebih dahulu.

Wanita berambut pirang itu tahu-tahu sudah berdiri di depan rumahnya sambil membawa goodie bag berisi oleh-oleh dari Jepang.

“Lo kok nggak ngabarin kalau mau ke sini?” tanya Zefa saat itu.

Rhea hanya menjawab santai sambil menyeruput smoothies milik Zefa yang masih utuh di atas meja. “Mau ngasih surprise buat bumil,” katanya.

Surprise pala lo, gara-gara lo nih rencana gue batal, padahal gue udah mau ke rumah Gina.” Zefa protes sambil melirik gelas smoothiesnya yang tinggal setengah. Padahal dia baru membuatnya.

“Ah elah Ze, temen lo yang cantik ini kan jarang-jarang ada di Indo.” Rhea merajuk memasang wajah sok cantik—walau dia memang cantik sih.

“Yaudah iya. Jadi mau ngapain lo ke sini?”

“Ngajak lo jalan-jalan.”

“Hah?”

“Besok kan udah puasa Ze, jadi hari ini kita jalan-jalan sepuasnya. Kita shopping, kita jajan, kita nonton ah pokoknya kita have fun deh hari ini.”

“Mager ah,” tolak Zefa. Bukannya dia tidak suka dengan rencana Rhea, toh dulu mereka memang sering melakukan hal semacam itu, tapi saat ini tepatnya sejak hamil Zefa jadi sering malas kemana-mana. Apalagi dia tahu, kalau pergi bersama Rhea dia tidak akan kembali dalam waktu satu dua jam alias mereka bakal pergi seharian.

“Gak seru lo Ze.” Rhea mencibir.

“Males Rhe panas-panas gini.”

“Kan di mall nggak panas.”

“Mager.”

“Gue teraktir.”

“Nggak minat kalau lo cuma mau neraktir gue makan.”

“Nggak makanan, lo boleh beli apa aja gue bayarin asal harganya masih manusiawi.”

“Oke deal.”

Shit!” Rhea refleks mengumpat. “Udah punya suami anak sultan aja lo masih demen morotin gue ya.”

“Lo sendiri yang nawarin ya bukan gue yang minta.”

“Iya iya, yaudah sana ganti baju lo. Gue tunggu di mobil.”

“Ye!”

“Kaga usah dandan lama-lama.”

“Bawel lu!” Rhea tertawa.

Dua puluh menit kemudian mereka sudah berangkat menggunakan mobil Rhea. Meski jarang membawa mobil sendiri karena lebih senang menggunakan transportasi umum, tapi kemampuan menyetir Rhea sepertinya tidak berkurang sedikit pun. Dia santai saja mengemudikan kendaraan roda empat itu sambil bersenandung riang.

“Gimana Rhe?” interupsi Zefa saat mereka sudah keluar dari perumahan AGV. “Lo liat kan tadi cowok yang di sebrang rumah gue?”

“Yang pake kaos putih?”

“Iya. Ganteng kan?” Zefa bertanya antusias. Sebuah keberuntungan baginya karena barusan saat mobil Rhea keluar dari pekarangan rumahnya, dia dihadirkan sosok Jeriko di sebrang rumah. Sedang sibuk menggendong kucing dan mengusap-usap bulunya dengan handuk. Sepertinya dia baru selesai memandikan kucing itu.

“Udah ganteng, penyayang binatang pula uhh idaman nggak tuh?” Zefa masih semangat memuji tetangga.

Oh, My Sugar!” seru Rhea. “Lo udah married tapi masih muji-muji cowok lain, parah sih.”

Neapolitan: StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang