🍓 Lost Virginity

5.9K 415 64
                                    

“Aku berangkat duluan ya.” Rio pamit dengan terburu-buru. Namun baru dua langkah, dia berhenti dan kembali mundur untuk mengecup kening Zefa sekilas. “Enjoy your day,” bisiknya.

“Kamu juga.” Rio tesenyum kemudian benar-benar berlalu. Sementara Zefa masih di tempatnya, sibuk mengoles selai stroberi ke atas rotinya. Dalam hati Zefa sudah mengucap syukur sebanyak mungkin karena Rio ada kerjaan hari itu, sebab Zefa belum tahu harus bagaimana bersikap setelah apa yang terjadi tadi malam.

For your information, setelah 30 tahun Zefa hidup di muka bumi ini, tadi malam momen bersejarah itu terjadi juga. Entah bagaimana mulanya Zefa tak ingat, yang jelas mereka benar-benar melakukan apa yang biasanya dilakukan suami istri pada malam pertama. Ya, she lost her virginity last night.

Seingat Zefa mereka sedang menonton film bersama untuk menikmati malam minggu, tapi tidak tahu bagaimana ceritanya hingga mereka berakhir di kasur dan melakukan hal yang iya-iya, padahal film yang mereka tonton genrenya comedy bukan romance apalagi yang rate 21++.

Andai kalian tahu betapa kagetnya Zefa sewaktu bangun tadi pagi dan mendapati dirinya tertidur pulas di bawah selimut tanpa sehelai pakaian pun.

“Gue habis ngapain?” gumam Zefa saat itu. Matanya membelalak dan jantungnya berdegup cepat saat sekelebat ingatan hinggap di benaknya. Dia tidak bisa mempercayai ingatannya sendiri sampai Rio keluar dari kamar mandi dan menatapnya sambil berkata. “You okay?

Zefa mengerjap. Apa yang okay?

“Masih ada yang sakit?”

“Sakit ap—” Perkataan Zefa sontak terhenti saat tubuhnya bergerak sedikit dan ia mendapati rasa nyeri di sekitar pangkal pahanya.

Seriously?” gumamnya lagi. Dia memandang Rio kemudian mulai mencocokkan kepingan ingatan di kepalanya dengan suasana saat ini. Pertama dia bangun dalam keadaan telanjang, sebagian tubuhnya sakit dan pegal-pegal, lalu Rio pagi buta begini sudah mandi dan keramas ditambah pertanyaannya terdengar sangat ambigu.

YA TUHAN GUE UDAH NGGAK PERAWAN LAGI?

Zefa berteriak dalam hatinya. Kalau mereka menyalakan lampu kamar alih-alih lampu tidur, Rio pasti bisa melihat seberepa merahnya wajah Zefa sekarang. Zefa malu setengah mati. Dia tak menyangka akan melakukan itu secepat ini dengan Rio. C'mon, mereka baru menikah satu bulan yang lalu—hampir dua bulan—dan Rio adalah orang yang sudah bertahun-tahun tak ditemuinya, lalu Zefa dengan mudah memberikan apa yang sudah dijaganya selama 30 tahun kepada Rio begitu saja? Oh, God Zefa pasti sudah gila atau jangan-jangan semalam Rio memberinya obat perangsang lagi seperti yang sering terjadi di film-film?

Zefa yang panik sibuk membuat skenario di dalam kepalanya. Dia menuduh Rio yang tidak-tidak, walau pada akhirnya dia menyerah karena tahu betul suaminya bukan orang seperti itu.

Apa semalam gue kerasukan hantu perawan ya? ”

Zefa sibuk membatin.

“Nggak ada yang namanya hantu perawan gentayangan dan ngegoda suami orang, kalau pun ada ya itu lo sendiri kalau kemarin-kemarin lo mendadak mati!” bagian dirinya yang lain menimpali.

“Kok malah bengong? Kamu yakin nggak apa-apa?” Suara lembut Rio menyadarkan Zefa kembali dari lamunannya. Saat lelaki itu mendekat, Zefa refleks bangun sambil mencengkeram selimut kuat-kuat agar tak terlepas dari tubuhnya.

“Nggak, nggak apa-apa. Sumpah aku nggak apa-apa,” pekik Zefa panik. Dia mengamati Rio sekilas. “Kamu mau solat subuh kan? Yaudah solat duluan aja sana nggak usah nungguin aku, aku mau mandi dulu. Oh ya, kata guru agamaku dulu kalau cowok katanya lebih baik solat di mesjid, nah itu deket rumah kita ada mesjid kan? Tiga menit jalan nyampe. Kamu subuhan di sana aja sekalian kenalan sama bapak-bapak di sana siapa tau ada yang cocok terus jadi akrab sama tetangga, bukan Abian maksudnya karena aku nggak yakin dia orang yang mau subuhan ke mesjid, tapi tetangga lain—”

Neapolitan: StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang