Curiosity: The Curse and The Cure Pt. 2

3K 733 53
                                    

Satu hal yang pasti disadari banyak orang dari Leika adalah kesigapannya yang luar biasa. Kais gak kaget lagi ketika dalam hitungan detik, gadis itu sudah duduk di kursi penumpang mobil Kais. Dia anaknya super gercep kalau mau.

"Ngapain Mas?"
"Kamu ngapain?" Kais cuma berharap Leika gak menganggapnya mencurigakan.

"Bikin content."
Jawaban yang sama sekali gak kepikir. Kais baru ngeh, di bawah sinar redup lampu basement, Leika terlihat on banget: rambut bergelombang, make-up rapi, bahkan kukunya pun tampak penuh ornamen estetik. Ia barusan ketinggalan lipgloss di mobilnya.

"Video klip?" Kais menebak.
"Live, Mas. Kayak VLive gitu, jadi aku bisa ngobrol sama fans aku di apps. Kemarin MusiKais, eh Vybbe baru soft launching."

"Dan bikinnya di sini?" Kais shock.
Lebih shock saat Leika mengangguk penuh semangat. Gadis itu lantas meneruskan ceritanya, kalau Vybbe-Live miliknya sudah punya ribuan subscribers dalam waktu singkat, padahal harus bayar lumayan per bulan. Saat ia melakukan sesuatu, orang yang nonton juga bisa mengiriminya bunga dan hati, yang kena charge sekitar 30 ribu sampai 100 ribuan. Sekali live 30 menit, Leika bisa mengumpulkan jutaan.

"Mas Kais bisa jadi special guest aku hari ini! Pasti banyak kita dapat heart!" Leika menepukkan tangan semangat. Kais sudah membuka mulut untuk menolak, tapi kemudian ingat ini bisa jadi jalan untuk menyelidiki lebih lanjut.
Maka ia mengangguk, "Oke!"

***

Kalau punya tujuan, apalagi bersama Leika yang memang sudah ada jadwal, dua penjaga tinggi besar di pintu gak lagi terlihat menyeramkan. Malah sangat ramah, menunjukkan jalan di gedung tua menyeramkan ini sambil bercanda lucu.

"Studio 4 silakan Mba Leika." Ia membuka pintu berat bergaya kuno.
"Makasiiiih Pak. Nanti saya kasih mini album buat pacarnya." Leika menepuk pundak si Bapak, yang melirik Kais sedikit curiga. Ia gak mengenali Kais di balik masker dan pakaian kasualnya. Mungkin dia berpikir kalau Kais sekedar staff Leika. Which is good.

Masuk ke studio, Kais kembali terkaget melihat suasananya yang betulan mirip sama pembuatan video klip serius: background 3D yang cantik, lighting di mana-mana, beberapa kamera high-end stand-by lengkap dengan monitor, hingga udaranya yang dingin dari AC. Hampir seluruh bagian ruangan lainnya tertutup kain putih, menyisakan bagian di mana Leika nanti akan duduk dan melakukan Live.

Kais menyapa Bunda, yang segera antusias ngobrol dengannya, sementara Leika bersiap-siap dengan pakaian dan tata riasnya di sudut lain.

"Inovatif banget Shiradj ini... Keluarganya adalah pemilik gedung ini, yang sudah terbengkalai belasan tahun, dan sekarang bisa menghasilkan lagi. Banyak!" Bunda berkomentar.

"Really?" Kais mengangkat alis, pengen menambahkan, "Sebagai lokasi sentral upacara babi ngepet tiap malam?" tapi mengurungkan niat, melihat wajah Bunda serius.

"Dia ngumpulin influencer lifestyle untuk foto-foto di sini, dengan banyak sponsor. Kamu lihat gak di basement? Influencer antre untuk bisa foto sama mobil-mobil sponsor di bawah, ada satu gudang penuh tas branded dan sepatu-sepatu koleksi yang bisa disewa, hingga studio yang canggih, kamu bisa kayak foto di depan Colloseum atau Eiffel beneran padahal masih di Jakarta!"

Wow.
That's...unexpected.

"Aku gak kebayang itu bisa jadi bisnis..." Kais menjawab jujur.

"Memang! Menguntungkan sepertinya, tapi juga sangat tertutup. Gak lucu juga, kalau publik tahu, orang yang selama ini terlihat crazy rich ternyata sewa barang di sini." Bunda lalu meneruskan dengan kuliah 1 SKS tentang marketing digital. Semuanya terlihat masuk akal sekarang.

Merrily Marry MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang