"Dari mana aja sepagian, K?"
Pertanyaan simple dari Dea yang mendadak membuat Kais tergagap. Setiap makan siang, Dea telpon, seringnya Kais sedang di rumah, ketemu orang, belanja di supermarket, atau nganter jemput Ossa."Mmm...ngopi. Di Sabang."
"Ngopi? Kamu? Real coffee?"
Kais bahkan bisa membayangkan ekspresi di balik suara Dea yang terdengar kaget."Iya. Lagi pengen."
"Sendirian?"
Duh, kembali Kais menelan ludah."Ramean dong, sama mas-masnya, sama tamu-tamu lain..." Kais menjawab, tanpa sadar meringis sendiri demi mendengar jawaban ngeles super bapack-bapacknya.
"Kirain kamu sama siapaaaa gitu." Dea menghembuskan napas.
"Siapa misalnya, Dey?"
"I don't know. Another pretty, young singer with millions of fanboys, maybe..."
Kais gak bisa menahan senyum. Dea sok cemburu sama Leika rasanya manis, gak seperti mantan-mantannya dulu, yang bisa dengan semena-mena membuka ponsel dan sosial media Kais. Untuk kemudian gak nemuin apa-apa juga. Kais is one loyal guy.
"Nope. Not at all."
Lalu senyum Kais hilang mendadak, teringat sosok lelaki yang barusan ia tinggalkan di kedai kopi dengan emosi membucah."Okay then. I'm just checking. Be nice."
"I would. Nanti aku jemput."
"See you."Kais menghembuskan napas keras-keras. Ia di rumah, sendirian, di depan meja makan di dapur, memandangi isi dari amplop cokelat yang diberikan Shiradj tadi pagi, yang sampai sekarang masih membuat jari-jarinya gemetar. Tersebar di atas meja, adalah berbagai bukti dari sesuatu yang menurut Shiradj, adalah hal terkeji yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan.
Dia gak mau percaya sama Shiradj, yang jelas-jelas agendanya adalah memisahkannya dari Dea. Tapi sebagian diri meyakini kalau...Dea punya kemampuan hati untuk melakukan ini.
"Dia gak bilang, pasti, but she hurts me and my family badly as well. Hidup saya berantakan banget ditinggal dia." Shiradj mengakui pada satu titik, yang membuat Kais ingin pukpuk pundaknya, sebelum sadar kalau ini lelaki niatnya pengen merebut Dea.
Ponsel Kais bunyi lagi.
Kali ini Kian yang telpon."Hoi."
"Isssssss..." suara Kian berbeda di telepon, membuat Kais bangkit berdiri seketika."Kenapa bro?"
"Temenin gue, dong. Anita...kayaknya harus operasi. Dia udah telat lahiran beberapa minggu, dan gue pikir, ya udah, tapi terus...dia..." Isakan keras yang lama tak terdengar, muncul dan meremukkan hati Kais."Lo di mana? Gue ke sana sekarang."
***
Anita adalah adik ipar Kais yang paling pendiam. Di acara keluarga pun, Anita jarang terdengar suaranya, masuk tim senyum-senyum kalem doang. Uri istrinya Karli adalah penggila K-Pop yang jago masak, ia ekspresif, rame dan heboh. Miko, suaminya Karen, walau sibuk dan sering skip ngumpul, juga kocak dan ceria. Keluarga Kais super berisik. Agak lumayan kalem cuma Papi dan Karli, tapi sekalinya mereka julid, beuh, level dewa.
Anita jarang terlihat, tapi selalu ada.
Ia dan Kian sudah lama menikah, tapi baru hamil sekarang. Kais gak merasa cukup kenal dengan adik iparnya ini, meski tahu Anita sejak mereka semua masih anak sekolahan.Kais terpikir ngabarin Mami, tapi keburu tiba di RS. Ia nyasar-nyasar dulu sebelum akhirnya sampai di selasar dekat ruang operasi, tempat Kian duduk memeluk lutut sendirian. Di lantai.
"Hoi." Kais mencolek bahunya.
"Is. Anita lagi operasi." Kian mengangkat kepala, matanya basah dengan ekspresi yang sudah lama sekali gak dilihat Kais: desperate.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merrily Marry Me
RomansaKais dan Dea menikah bukan karena cinta. Kais yang baru saja keluar dari dunia musik nan glamor ingin melengkapi hidup dengan cara yang baik. Dea, perempuan yang sudah lama gak butuh lelaki, ingin berbakti pada orangtuanya. Dengan latar belakang, ka...