Role Play Pt. 3

3.8K 341 71
                                    

"I...iya," Kais menjawab ragu.

Tidak ada tanggapan lebih lanjut dari si asisten. Ia lalu menatap kejauhan tanpa bicara lebih lanjut, mengingatkan Kais pada robot tanpa ekspresi.

Ren dan Pak Modjo, baru keluar setelah hampir 30 menit di ruangan privat. Keduanya bersalaman dengan hangat, dan berpamitan, yang segera diikuti oleh Kais, Karli dan si asisten-tanpa-nama.

Senyum hangat di wajah garang Ren menghilang saat melangkah menuju mobil dengan kecepatan tinggi, tanpa suara, membuat Kais dan Karli setengah berlari panik.

Ia membuka kunci mobil, dan kedua bersaudara itu masuk mobil.

Di dalam, Ren menghembuskan napas keras-keras, membuat Kais berdebar dan khawatir. Kais tahu, Ren termasuk lelaki yang sebetulnya sangat tenang, dan melihatnya dalam keadaan galau...ternyata mengkhawatirkan juga.

Karli mencolek Kais. Keduanya duduk di bangku belakang, sementara Ren di kursi penumpang depan. Kais mengangkat bahu, memberi isyarat pada adiknya untuk bertanya duluan.

"Kita berurusan dengan orang-orang yang berbahaya, Is." Ren berkata pelan akhirnya.

"Eh? Gimana Ren?"

"Modjo menawarkan saya untuk investasi gelap di Vybbe. Investasi tanpa pencatatan, tanpa pajak, dengan keuntungan tinggi. Pencucian uang rahasia, yang sangat licik, korup, berkeuntungan tinggia dan merugikan seluruh rakyat Indonesia!" Ren menggeram kesal.

Karli dan Kais saling melirik. Panik. Ren dalam kondisi manis manja saja sudah cukup menyeramkan. Kala ia marah, auranya mirip dewa Yunani murka mau menghancurkan dunia.

Ren melirik Kais dan Karli, "Dia dan Shiradj adalah pencuci uang profesional!"

***

Rapat selanjutnya diadakan di apartemen Arlen, yang seakan sudah menduga soal peran dan keterlibatan Modjo.

Modjo menawarkan jasanya, berupa 'penitipan' dana yang legal dan sah untuk menghindari pajak. "Berupa investasi ke Vybbe, dengan pencatatan yang dikaburkan. Misalnya, saya simpan dana 10 M ke Vybbe, dia akan catat 1 M di laporan pajak resmi. Dalam kurun waktu sesuai kesepakatan, uang saya bisa diinvestasikan dalam bentuk apapun dan kembali pada saya dengan keuntungan 8% per tahun. Gila kan? Saya bisa menghindari pajak, karena harta saya berkurang 10 M, dan saya dapat keuntungan dari investasi?" Ren menjelaskan.

"Gimana cara bikin duit 9 M menghilang gitu aja?" Kais terperangah, "Semua transaksi lewat perbankan kan tercatat dan bisa dipantau sama negara..."

"Oh, semuanya tetap ditransfer ke Vybbe, tapi dalam bagian-bagian kecil. Gue paham sekarang, kenapa ada orang random yang tau-tau bisa transfer 100 jutaan ke Vybbe, beberapa kali sehari..." Arlen menjetikkan jari, "Dan juga kenapa penghasilan dari Live kita melampaui penghasilan dari penjualan album! Orang beli koin, kasih bunga, kasih heart, dengan total milyaran setiap kali Leika go live!! Itu gak ke-trace sama sekali!!"

"Gila. Ini gila, sih," Karli mengusap wajahnya, sebelum menambahkan, "Pencatatan penghasilan dari media digital sejauh ini memang masih belum seketat yang lain. Pengaturan pajaknya pun masih banyak yang baru tahap kajian di Kementrian... This is perfect money laundering scheme."

"Modjo bilang, Vybbe juga punya berbagai anak usaha lain, termasuk importir berbagai mobil dan barang mewah, crypto, klinik kecantikan, pembangunan jalan tol, apalah..." Ren melanjutkan.

"Dan dia bekerja sama dengan pihak lain di luar negeri untuk networking," Arlen mengangguk, "Kita bahkan punya akun di bank yang gak jelas di Cayman Island, di Virgin Island, yang nama bank-nya pun aneh, dan bahkan gak ada websitenya!"

Kais bernapas dalam-dalam. Terlalu banyak informasi yang ia terima, membuat kepalanya terasa berat. Sementara Karli memberi instruksi pada Ren dan Arlen untuk mengumpulkan barang bukti, Kais memejamkan mata.

Sedikit lagi.
Selangkah lagi.

***

Sementara itu, di Pamadegan, Dea menyelinap tengah malam dari pesantren menggunakan sepeda motor milik salah satu guru pesantren.

Perjalanan melintasi bukit dan jalanan gelap, cukup jauh. Hingga akhirnya Dea tiba pasar di kota terdekat, yang justru tengah berada di puncak keramaian.

Dea menunggu di depan salah satu kios penjual sayuran yang berada di pinggir jalan raya.

Sebuah mobil hitam berhenti. Jendela penumpang diturunkan.

"Dea," suara itu memanggil.

"Hai, Oji."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Merrily Marry MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang